Wednesday, 26 February 2014
Seksomnia
Kelainan tidur ternyata juga bisa melibatkan perilaku seksual.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan seksomnia?
Seksomnia adalah sejenis parasomnia. Para somnia sendiri adalah sekelompok kelainan tidur yang diantaranya termasuk berjalan dalam tidur, berbicara dalam tidur dan serangan mimpi buruk. Sementara seksomnia sendiri adalah kelainan tidur yang melibatkan perilaku seksual.
Perilaku seksual apa saja yang biasa dilakukan oleh orang dengan seksomnia?
Bisa beragam, mulai dari sekedar mendesah, masturbasi hingga menggoda pasangan tidur untuk melakukan hubungan intim, tentu sambil tidur.
Pada tahapan tidur apakah perilaku ini biasanya muncul?
Dalam jurnal Sleep, disebutkan, perilaku kurang lazim seperti biasanya timbul saat seseorang sedang dalam 1 titik diantara kondisi tidur nyenyak dan terbangun.
Apakah hanya mereka dengan parasemnia yang mengalami ini?
Ternyata tidak. Seksomnia juga terjadi pada pengidap sejumlah kelainan tidur lainnya seperti insomnia dan restless legs syndrome (semacam kelainan syaraf yang menimbulkan sensasi tidak nyaman pada kaki dan menyebabkan dorongan tak terkontrol untk menggerak-gerakan kaki demi menghasilkan rasa tidak nyaman tersebut).
Apakah semua perilaku seksual seperti ini pasti digolongkan sebagai seksomnia?
Tidak juga. Menurut Dr. Carlos H. Schenck dari Minnesota Regional Sleep Disorders Center, Minneapolis, AS, ada pula perilaku seperti ini yang dilakukan bukan hanya pada jam-jam tidur- melainkan saat bangun, seperti yang terjadi pada penderita sindrom Kleine- Levin. Sindrom ini sendiri adalah sebuah kelainan langka yang menyebabkan rasa kantuk berlebihan secara terus- menerus. Penderitanya biasanya tidur selama 16 sampai 24 jam, namun saat bangun, mereka cenderung menjadi "hiperseks". Ada pula pasangan yang memang gemar melakukan sleepsex atas kesepakatan berdua yang satu ini tidak tergolong kelainan.
Apakah seksomnia sama dengan penyimpangan seksual?
Dr. Schenck yang juga menulis buku Sleep: The Mysteries, the Problems, and the Solutions menyatakan, hampir seluruh penderita kelainan tidur berisiko memiliki perilaku seksual yang "kurang lazim". Namun ini adalah bagian dari kelainan tidur yang dapat didiagnosa dan dirawat bukan suatu gejala penyimpangan seksual.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment