Wednesday, 26 February 2014

Enterobacter Sakazakii


Berita mengenai bakteri Enterobacter Sakazakii yang diduga telah mencemari berbagai produk susu formula dan makanan instant untuk bayi dan balita telah membuat banyak ibu resah. Berikut ulasan seputar Enterobacter Sakazakii.

E.sakazakii adalah bacteri gram negatif, termasuk famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini disebut juga "yellow-pigmented Enterobacter cloacae", baru tahun 1980 dinamai Enterobacter sakazakii.

Bakteri E. Sakazakii adalah bakteri yang menghasilkan enterotoksin (racun). Selain itu, digolongkan sebagai bakteri ganas karena kemampuannya mempengaruhi jenis bakteri lain, misalnya E.Coli, untuk memproduksi enterotoksin yang sama.

Gejala klinisnya tidak spesifik seperti nafsu makan hilang dan suhu tubuh teganggu. Infeksi berat dapat mengakibatkan radang selaput otot (meningitis), sehingga mengganggu sistem saraf pusat, infeksi yang sudah menyebar ke darah (sepsis), necrotizing enterocolitis (radang saluran pencernaan), gangguan pertumbuhan mental dan kematian.

Bakteri ini dapat hidup diberbagai media yang cocok, bukan hanya pada susu formula atau makanan bayi. Tetapi, karena susu formula banyak dikonsumsi anak-anak, maka keberadaan E. Sakazakii di dalam susu formula menjadi perhatian serius banyak peneliti dan praktisi kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Pangan Dunia (FAO) merekomendasikan pemeriksaan paparan Sakazakii pada susu formula bubuk tahun 2005 karena sebelumnya ada laporan kejadian diare pada balita yang mangkonsumsi susu tercemar Enterobacter di Jepang. Di indonesia sendiri hingga saat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang disebabkan E. Sakazakii. Di sini penyebab utama diare adalah Salmonella dan E. Colli.

Pada pertemuan mengenai E. Sakazakii dan mikroorganisme lain dalam susu bubuk formula bayi 2005 para ahli WHO dan FAO menyebutkan data tentang indutri makanan dan otoritas pengawas tingkat nasional menunjukkan bahwa Salmonella jarang ditemukan pada produk susu bubuk formula jadi dan E. Sakazakii justru lebih banyak ditemukan di lingkungan pabrik dibanding Salmonella.

Dengan pertimbangan bahwa produk susu formula bayi mudah tercemar kuman pathogen dan E. Sakazakii adalah pathogen, sering muncul dan membahayakan kesehatan, para pakar dari kedua lembaga tersebut merekomendasikan agar setiap produk susu formula dilengkapi dengan informasi jelas mengenai tatacara penyiapan, penggunaan dan penyimpanannya.

Sangat penting bagi ibu-ibu untuk menyiapkan susu formula dengan teknik aseptik :
  1. Buatlah susu formula dengan porsi sekali habis.
  2. Persiapkan susu dengan cara yang benar yaitu memasak air sampai mendidih, setelah itu air didinginkan hingga suhunya sekitar 70ºC. Baru kemudian dicampurkan dengan susu formula (takaran sesuai umur balita). Bakteri E. Sakazakii akan mati pada suhu di atas 60 º C.
  3. Jangan membiarkan susu yang telah dibuat disimpan terlalu lama, baru diberikan pada balita. Waktu penyimpanan tidak melebihi 4 jam.

No comments: