Berita mengenai bakteri Enterobacter
Sakazakii yang diduga telah mencemari berbagai produk susu formula dan makanan
instant untuk bayi dan balita telah membuat banyak ibu resah. Berikut ulasan
seputar Enterobacter Sakazakii.
E.sakazakii adalah bacteri gram
negatif, termasuk famili Enterobacteriaceae. Bakteri ini disebut juga
"yellow-pigmented Enterobacter cloacae", baru tahun 1980 dinamai
Enterobacter sakazakii.
Bakteri E. Sakazakii adalah bakteri
yang menghasilkan enterotoksin (racun). Selain itu, digolongkan sebagai bakteri
ganas karena kemampuannya mempengaruhi jenis bakteri lain, misalnya E.Coli,
untuk memproduksi enterotoksin yang sama.
Gejala klinisnya tidak spesifik
seperti nafsu makan hilang dan suhu tubuh teganggu. Infeksi berat dapat
mengakibatkan radang selaput otot (meningitis), sehingga mengganggu sistem
saraf pusat, infeksi yang sudah menyebar ke darah (sepsis), necrotizing enterocolitis
(radang saluran pencernaan), gangguan pertumbuhan mental dan kematian.
Bakteri ini dapat hidup diberbagai
media yang cocok, bukan hanya pada susu formula atau makanan bayi. Tetapi,
karena susu formula banyak dikonsumsi anak-anak, maka keberadaan E. Sakazakii
di dalam susu formula menjadi perhatian serius banyak peneliti dan praktisi
kesehatan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan
Badan Pangan Dunia (FAO) merekomendasikan pemeriksaan paparan Sakazakii pada
susu formula bubuk tahun 2005 karena sebelumnya ada laporan kejadian diare pada
balita yang mangkonsumsi susu tercemar Enterobacter di Jepang. Di indonesia
sendiri hingga saat ini belum ditemukan kejadian diare pada balita yang
disebabkan E. Sakazakii. Di sini penyebab utama diare adalah Salmonella dan E.
Colli.
Pada pertemuan mengenai E. Sakazakii
dan mikroorganisme lain dalam susu bubuk formula bayi 2005 para ahli WHO dan
FAO menyebutkan data tentang indutri makanan dan otoritas pengawas tingkat
nasional menunjukkan bahwa Salmonella jarang ditemukan pada produk susu bubuk
formula jadi dan E. Sakazakii justru lebih banyak ditemukan di lingkungan
pabrik dibanding Salmonella.
Dengan pertimbangan bahwa produk
susu formula bayi mudah tercemar kuman pathogen dan E. Sakazakii adalah
pathogen, sering muncul dan membahayakan kesehatan, para pakar dari kedua
lembaga tersebut merekomendasikan agar setiap produk susu formula dilengkapi
dengan informasi jelas mengenai tatacara penyiapan, penggunaan dan
penyimpanannya.
Sangat penting bagi ibu-ibu untuk menyiapkan
susu formula dengan teknik aseptik :
- Buatlah susu formula dengan porsi sekali habis.
- Persiapkan susu dengan cara yang benar yaitu memasak air sampai mendidih, setelah itu air didinginkan hingga suhunya sekitar 70ºC. Baru kemudian dicampurkan dengan susu formula (takaran sesuai umur balita). Bakteri E. Sakazakii akan mati pada suhu di atas 60 º C.
- Jangan membiarkan susu yang telah dibuat disimpan terlalu lama, baru diberikan pada balita. Waktu penyimpanan tidak melebihi 4 jam.
No comments:
Post a Comment