Wednesday, 26 February 2014

Konsumsi Serat Kurangi Risiko Diabetes


Jenis serat yang ditemukan dalam biji-bijian dan beberapa tumbuhan, disebut juga sebagai insoluble fiber, dapat membantu mencegah terjadinya diabetes dengan cara meningkatkan kerja hormon insulin dalam mengatur gula darah di dalam tubuh. Pernyataan tersebut dikemukakan dalam Journal Diabetes Care, yang menambahkan bukti bahwa memang terdapat hubungan antara konsumsi serat (seperti sereal) terhadap rendahnya risiko diabetes. Banyak pasien (khususnya yang menderita diabetes tipe 2) terbantu atau berkurang risikonya dengan mengonsumsi serat tidak larut.

Sebenarnya ada dua macam serat, yaitu serat larut dan juga serat tidak larut. Serat larut bersifat larut dalam air dan membentuk suatu materi seperti gel, yang diyakini dapat menurunkan kolesterol dan gula darah. Makanan seperti oatmeal dan biji-bijian (kacang, apel, beri, dan buah lainnya) sangat tinggi kandungan serat larutnya. Sedangkan serat tidak larut bersifat tidak larut dalam air dan dapat melewati sistem pencernaan secara keseluruhan. Namun, hal tersebut belum diketahui dengan jelas. Pada beberapa penelitian, pola makan dengan kandungan serat tidak larut yang tinggi berhubungan dengan rendahnya risiko diabetes.

Untuk mengujinya, dilakukan penelitian yang melibatkan 17 wanita dengan berat badan berlebih dan selama tiga hari melakukan diet dengan mengonsumsi roti yang diperkaya dengan serat tidak larut dan tiga hari lainnya juga mengonsumi roti yang sama, namun rendah serat. Setelah beberapa hari mengonsumsi roti yang kaya akan serat, pengaturan sensitivitas insulin pada para wanita tersebut semakin membaik.

Serat dari sumber yang alami dapat diperoleh dengan mengonsumsi makanan yang berasal dari bahan-bahan nabati. Namun, saat ini kebanyakan orang lebih menginginkan segala sesuatunya bersifat efektif dan efisien sehingga mereka cenderung mengonsumsi serat dalam bentuk suplemen (20-35 gram serat/ hari) sebagai pilihan kedua.

Sumber: Journal Diabetes Care

No comments: