Wednesday, 26 February 2014

Penyakit Seliak


Penyakit seliak atau Celiac Disease, yang sering juga disebut Nontropical Sprue, Enteropati gluten atau Celiac Sprue, adalah salah satu penyakit keturunan, dimana terjadi intoleransi terhadap gluten (sejenis protein). Penyakit seliak menyebabkan perubahan dalam usus halus sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi yang masuk ke tubuh. Akibatnya, terjadi berbagai gangguan pada fungsi tubuh manusia.

Penyakit seliak terjadi pada 1% dari populasi anak dan dewasa. Pada usia dewasa, kasusnya muncul 2-3 kali lebih banyak di kalangan perempuan dibandingkan laki-laki. Penyakit ini tidak hanya dikenal di Eropa tetapi juga di Timur Tengah, Asia, Amerika dan Afrika.

Meskipun banyak manusia terkena penyakit ini, dan angka kejadian semakin meningkat, tetapi masih banyak terjadi underdiagnosis. Bahkan di salah satu negara di Eropa, penyakit ini dilaporkan terjadi pada 1 diantara 77 orang. Di Indonesia angka kejadian pastinya sampai sekarang masih belum diketahui, tetapi diduga angkanya tidak jauh dari 1 dibandingkan 100 orang.

Berdasarkan penelitian dilaporkan, diduga 34 % dari populasi anak sulit makan tersebut adalah penderita Penyakit Seliak. Sebab, saat anak-anak ini menghindari asupan gluten dalam pola makannya. Terdapat perbaikan klinis yang bermakna.

Penyakit Seliak merupakan penyakit permanen yang bersifat jangka panjang. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit yaitu faktor genetik, lingkungan dan kepekaan terhadap gluten, yaitu protein yang terdapat dalam terigu dan gandum hitam, barley (jerawut) dan gandum.

Makanan yang mengandung gluten diantaranya roti, biskuit, pasta, saos dan sebagainya. Proses terjadinya kelainan ini adalah adanya antibodi terhadap gluten yang dapat mengganggu permukaan usus halus. Gangguan ini menyebabkan lapisan usus yang berjonjot-jonjot menjadi rata. Permukaan yang rata ini kurang mampu mencerna dan menyerap makanan.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi proses terjadinya penyakit ini, diantaranya adalah faktor genetik, faktor lingkungan dan faktor imunitas saluran cerna. Faktor genetik yang telah diidentifikasi adalah HLA-DQ2 or HLA-DQ8 protein, yang merupakan produk dari gen HLA.

Sementara, faktor lingkungan yang berpengaruh adalah pemberian ASI eksklusif, pemberian diet gluten terlalu dini atau terlalu banyak dan infeksi rotavirus cerna pada usia bayi muda. Sehingga klinis pada penderita berbeda dan sangat bervariasi.

No comments: