Thursday, 30 January 2014

Saat Si Kecil Demam


Demam merupakan gejala penyakit yang paling sering dialami si kecil. Si kecil yang sedang demam, tentu akan membuat resah orangtua. Padahal sebenarnya demam merupakan gejala yang baik, menjadi tanda bahwa tubuh si kecil sedang melawan infeksi yang menyerangnya. Jadi merupakan salah satu tanda mekanisme pertahanan tubuhnya. Yang terpenting dari demam adalah mengatasi penyebab penyakit yang mendasarinya. Bila penyebabnya telah teratasi, niscaya demam juga akan hilang.

Walaupun Anda merasa si kecil sedang demam, tapi cobalah lakukan pengukuran dengan termometer untuk memastikannya. Beberapa tempat pengukuran pada tubuh yang dilakukan akan memberikan batasan suhu untuk demam yang berbeda, misalnya:
  1. Pada pengukuran suhu di mulut, dikatakan demam bila suhunya sudah melebihi 37,8 derajat Celsius.
  2. Pada pengukuran suhu di lipat ketiak, dikatakan demam bila suhu sudah melebihi 37,2 derajat Celsius.
  3. Pada pengukuran suhu di dubur, demam bila suhunya sudah melebihi 38 derajat Celsius.
  4. Kuman, baik bakteri, virus maupun toksin (racun yang dikeluarkan oleh kuman) akan mengeluarkan molekul yang disebut dengan pirogen. Pirogen ini akan membuat bagian otak yang disebut dengan hipotalamus, yang berfungsi seperti termostat, akan di"setel" ke suhu yang lebih tinggi daripada biasanya. Inilah yang menyebabkan si kecil meningkat suhunya (demam).
Panduan yang dikeluarkan oleh Akademi Spesialis Anak Amerika, kapan sebaiknya si kecil yang sedang demam untuk segera dibawa ke dokter antara lain:
  1. Untuk bayi yang berusia 3 bulan atau kurang, dengan suhu dubur 38 derajat Celsius atau lebih.
  2. Untuk bayi yang berusia 3 hingga 6 bulan, jika suhu dubur 38,3 derajat Celsius atau lebih.
  3. Untuk anak diatas 6 bulan, dengan suhu dubur 40 derajat Celsius atau lebih
  4. Tapi yang perlu diingat, walaupun adanya panduan di atas, tetap harus dipertimbangkan dengan keadaan si kecil, penyakitnya dan gejala-gejala selain demam, sebelum memutuskan untuk membawa si kecil berobat. Oleh karena itu konsultasikanlah dengan dokter terlebih dahulu.

No comments: