Friday, 31 August 2012

Kejang Pada Bayi


Kejang adalah penyakit pada anak yang disebabkan oleh demam. Sekitar 2-5% anak berumur enam bulan sampai lima tahun umumnya mengalami demam. Namun, tidak sampai menginfeksi otak anak.
Apa yang harus dilakukan bila anak mengalami kejang demam? Walaupun kejang demam terlihat sangat menakutkan, sebenarnya jarang sekali terjadi komplikasi yang berat, yang paling penting adalah tetap tenang.

Ketika demam, miringkan posisi anak sehingga ia tidak tersedak air liurnya dan jangan mencoba menahan gerak si anak. Turunkan demam dengan membuka baju dan menyeka anak dengan air yang sedikit hangat. Setelah air menguap, demam akan turun. Jangan memberikan kompres dengan es atau alkohol karena anak akan menggigil dan suhu tubuh justru meningkat, walaupun kulitnya terasa dingin. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dapat diberikan obat, umumnya kejang demam akan berhenti dengan sendirinya sebelum lima menit.

Apakah anak perlu masuk rumah sakit? Bila kejang berlangsung kurang dari lima menit, kemudian anak sadar dan menangis, biasanya tidak perlu dirawat. Bila demam tinggi dan kejang berlangsung lebih dari 10-15 menit atau kejang berulang, maka Anda harus membawanya ke dokter atau rumah sakit.

Untuk membantu menentukan apa yang akan terjadi pada anak di kemudian hari, kejang demam dibagi menjadi kejang demam sederhana dan kejang kompleks.

Kejang demam sederhana adalah bila kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan tidak berulang pada hari yang sama, sedangkan kejang kompleks adalah bila kejang hanya terjadi pada satu sisi tubuh, berlangsung lama (lebih dari 15 menit) atau berulang dua kali atau lebih dalam satu hari.

Kejang demam sederhana tidak menyebabkan kelumpuhan, meninggal atau mengganggu kepandaian. Risiko untuk menjadi epilepsi di kemudian hari juga sangat kecil, sekitar 2-3%. Risiko terbanyak adalah berulangnya kejang demam, yang dapat terjadi pada 30-50% anak-anak. Risiko-risiko tersebut akan lebih besar pada kejang yang kompleks.

Rekaman otak atau electroencephalografi (EEG) biasanya tidak dilakukan secara rutin karena tidak berguna untuk memperkirakan apakah kejang akan berulang kembali, juga tidak dapat memperkirakan apakah akan terjadi epilepsi di kemudian hari.

Untuk anak dengan kejang kompleks atau anak yang mengalami kelainan saraf yang nyata, dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan pengobatan dengan anti kejang jangka panjang selama 1 hingga 3 tahun.

No comments: