Monday, 31 January 2011

Kebutuhan Antioksidan Untuk Pria & Wanita

Hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Perancis menjelaskan bahwa antioksidan dengan dosis rendah ('cocktail antioxidant') ternyata sudah dapat mengurangi terjadinya kanker pada kaum pria, namun tidak pada kaum wanita. Mengapa demikian??

Antioksidan adalah suatu komponen pelindung sel-sel tubuh terhadap radikal bebas yang merupakan hasil dari metabolisme tubuh atau polusi lingkungan. Rendahnya asupan makanan yang mengandung antioksidan diketahui akan memicu terjadinya risiko kanker dan penyakit jantung.

Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Health and Medical Research, Paris melibatkan 7.876 wanita usia 35-60 tahun dan 4.141 pria usia 45-60 tahun. Kemudian secara acak dinilai asupan makanan mereka yang mengandung antioksidan ataupun kapsul antioksidan harian yang mengandung 120 miligram vitamin C, 30 mg vitamin E, 100 mikrogram selenium, 6 mg beta karoten, dan 20 mg seng serta plasebo.

Selama 7.5 tahun dilakukan pemantauan dan hasil dari penelitian tersebut secara keseluruhan tidak menunjukkan adanya perbedaan yang cukup bermakna antara kedua kelompok. Pernyataan itu telah dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine. Kejadian kanker pada kelompok antioksidan sebanyak 4.1% dan pada kelompok plasebo sebanyak 4.5%, sedangkan kejadian penyakit kardiovaskular pada kedua kelompok tersebut sebesar 2.1%. Rata-rata kematian terjadi 1.2% untuk kelompok antioksidan, dan pada kelompok plasebo sebesar 1.5%.

Namun, untuk kaitannya dengan risiko terjadinya kanker ganas (malignancy) sangat terlihat pada kelompok pria dengan antioksidan, yaitu 31% lebih rendah dibandingkan pada kelompok wanita. Jumlah pria yang mengalami kematian pada kelompok antioksidan juga lebih rendah yaitu sebanyak 0.63% untuk pria dan 1.03% untuk wanita.

Para peneliti menduga bahwa penggunaan suplemen antioksidan ternyata lebih bermanfaat untuk kaum pria karena status 'baseline' antioksidannya lebih rendah, khususnya untuk beta karoten. Selain itu, lebih banyak pria yang merokok dibandingkan wanita sehingga mereka lebih sering memanfaatkan penggunaan antioksidan dibandingkan wanita. Namun, pernyataan lainnya menyebutkan bahwa antioksidan lebih baik bila didapatkan dari bahan makanan atau diet yang dikonsumsi setiap hari. Jika kita memiliki kebiasaan diet yang buruk, maka kita bisa mengonsumsi suplemen antioksidan. Namun hal tersebut diduga tetap tidak dapat menjadi pengganti zat-zat gizi akibat kebiasaan diet yang buruk.

Sumber: Jurnal Annals of Internal Medicine

No comments: