Sunday, 30 March 2014
Kok Bayi Bisa Alergi Yaa...
Bayi yang diberikan susu formula sebelum usianya 6 bulan cenderung rentan terhadap reaksi alergi dibandingkan bayi yang hanya diberikan ASI. Hal itu disebabkan karena sistem pencernaan bayi berusia 0-6 bulan belum bekerja dengan sempurna, sehingga bayi tidak dapat mencerna protein dalam susu formula dan akan menyerapnya secara utuh. Jika sistem pencernaannya sudah sempurna, protein dalam makanan akan dicerna dengan bantuan enzim. Berdasarkan hal tersebut, WHO selalu menyarankan upaya pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan, tanpa makanan tambahan maupun susu formula.
Sekitar 50-80% alergi disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan. Selain itu, pencetus alergi dapat berupa menurunnya daya tahan tubuh maupun pemberian makanan tertentu (mengandung alergen) yang terlalu dini pada bayi. Contoh makanan yang bersifat alergen yaitu ikan, telur, kacang, sea food, susu sapi, dan coklat.
Bila salah satu orangtua menderita alergi, maka 50% kemungkinan anaknya juga akan menderita alergi. Apalagi jika kedua orangtua menderita alergi, maka kemungkinannya akan semakin besar lagi. Gejala alergi yang disebabkan oleh faktor keturunan biasanya tidak langsung terlihat dan akan tampak jika si anak sudah berusia 5-10 tahun.
Sebenarnya reaksi alergi bisa dicegah sejak dini. Salah satunya adalah dengan pemberian ASI selama 6 bulan. Namun, jika si ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif, maka bayi bisa diberikan susu formula khusus untuk mencegah alergi.
Susu formula pencegah alergi merupakan susu formula yang telah melalui proses hidrolisis parsial, yaitu susu tersebut sudah diproses namun masih disisakan yang aslinya agar tubuh bisa mengenalinya dan akhirnya tubuh si bayi tidak kaget jika suatu saat mengonsumsi susu itu lagi.
Namun, jika kondisi alergi sudah timbul, maka si bayi bisa diberikan susu kedelai maupun susu yang telah melalui proses hidrolisa sempurna, yaitu susu tersebut sudah diproses dan tidak mengandung alergen lagi.
Reaksi alergi biasanya berupa diare, muntah, dan serangan asma. Hentikan langsung pemberian susu atau makanan tertentu yang menyebabkan reaksi itu muncul, dan makanan tersebut bisa diberikan kembali setelah 6 bulan kemudian. Pemberian makanan pencetus alergi sebaiknya diberikan jika usia si bayi sudah 1 tahun.
Alergi yang bersifat berat akan mempengaruhi proses tumbuh kembang anak. Namun, hingga kini belum diketahui bagaimana caranya untuk menyembuhkan alergi secara total. Gangguan tersebut diduga akan hilang seiring dengan pertumbuhan si kecil. Agar gejala alergi tidak muncul kembali, sebaiknya hindari si kecil terhadap makanan yang mengandung alergen dan selalu konsultasikan kondisinya pada dokter yang tepat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment