Friday, 30 August 2013

Sindroma ACA


Anti pospholipid Syndrome (APS) atau yang dikenal dengan sebutan penyakit ACA merupakan  penyebab terus-menerus mengalami keguguran.

Sindrom Darah Kental

Anti pospholipid Syndrome atau APS kerap juga dirujuk sebagai sindrom darah kental. Dalam tubuh manusia, diproduksi antibodi yang fungsinya meningkatkan daya tahan tubuh. Namun pada kasus APS, terdapat antibodi yang justru memengaruhi kerja trombosit sehingga pembekuan darah mudah terjadi. Zat ini disebut Anti Cardiolipid Antibody (ACA).

APS merupakan penyakit autoimun atau kelainan sistem kekebalan, yang menyebabkan darah cenderung mudah membeku. Karena menyangkut pembuluh darah yang berada di seluruh bagian tubuh manusia, maka kelainan ini memengaruhi begitu banyak organ sehingga disebut juga multi organ disease. Mulai dari kepala, penglihatan, pendengaran, syaraf, ginjal, kandungan hingga kulit, semua dapat terpengaruh.

Tak hanya menyerang wanita hamil, sebenarnya sindrom darah kental ini bisa menyerang siapapun, mulai dari usia 15-50 tahun. Namun kasusnya memang lebih banyak ditemukan pada wanita.

Mengenali Gejalanya

Gejala yang timbul pada penderita APS bervariasi, kebanyakan diakibatkan adanya pembekuan darah pada pembuluh darah. Pembakuan pada arteri di otak dapat menyebabkan stroke, sakit kepala dan penurunan daya ingat. Sementara dalam kasus yang dialami Karina, pembekuan darah menyebabkan mengalami keguguran berulang.

Pada wanita hamil, sindrom APS dapat menimbulkan gejala berikut:
  1. Riwayat kehamilan dengan keguguran berulang.
  2. Kelahiran prematur di bawah usia 34 minggu
  3. Terjadinya pre-eklampsia
  4. Pertumbuhan janin terhambat
  5. Air tuban kehijauan (gawat janin)
  6. Air ketuban sedikit
  7. Pendarahan  dalam kehamilan dengan pelepasan plasenta dini.
  8. Perburukan fungsi organ tubuh pasca persalinan.
Perhatikan pula hasil tes darah. Pada penderita APS, akan tampak hasil tes ACA IgG/IgM>80 GPL/ML.

Pada kondisi ringan, dokter akan memberi asam salisilat yang diminum. Gunanya adalah untuk mencegah pembekuan darah. Sebagai gambaran, pemberian asam salisilat yang tepat akan meningkatkan peluang bayi lahir hidup sebanyak 72% pada ibu dengan sindrom APS yang memiliki riwayat keguguran berulang > 3kali.

Sementara pada kondisi berat, dokter akan memberikan Anda heparin maupun anti pembekuan darah dalam bentuk suntikan. Terapi ini bahkan akan memberi janin harapan lahir hidup sebanyak 95-07%.

Jika sindrom APS ditangani dengan terapi yang tepat, proses kelahiran bayi tetap dapat berjalan normal melalui vagina, kecuali jika ada kondisi tertentu yang tak mungkinkan.

Yang lebih menggembirakan, bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu penderita APS tetap bisa lahir normal dan sehat, asalkan pengobatan dilaksanakan dengan disiplin sesuai petunjuk dokter. Baik asam salisilat maupun heparin juga tidak memengaruhi air susu ibu, sehingga proses menyusui tetap bisa berjalan lancar. Yang penting tentu deteksi dini. Cermati gejalanya dan jangan segan berkonsultasi dengan dokter, agar buah hati lahir sehat.

No comments: