Wednesday, 31 July 2013

Lingkar Pinggang Bisa Deteksi Penyakit Jantung


Pita pengukur dapat menjadi alat terbaik untuk memprediksi penyakit jantung. Studi yang dipaparkan dalam pertemuan American Heart Association menunjukkan bahwa pinggang berukuran besar dapat menjadi jalan singkat ke serangan jantung atau penyakit jantung yang serius.

Selama ini, dokter biasanya melakukan pengecekan kolesterol, tekanan darah dan tingkat kegemukan untuk mengukur risiko penyakit jantung yang merupakan pembunuh nomor satu di AS dan juga negara-negara lain di dunia.

Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit AS menyatakan bahwa pada tahun 2001, terdapat 930 ribu penduduk Amerika yang meninggal karena penyakit kardiovaskular. Kebiasaan merokok tetap menjadi penyebab utama penyakit jantung, namun masalah kegemukan mulai mengejar peringkat tersebut.

Statistik mulai menunjukkan dengan jelas, tempat lemak bercokol dalam tubuh merupakan hal yang harus diwaspadai karena bentuk tubuh ‘apel’ dimana lemak berkumpul di perut atau bagian tengah badan lebih berbahaya dibandingkan bentuk tubuh ‘pir’ yang besar di bagian bokong atau paha.

Kelompok peneliti di Villejuif, Perancis, beserta koleganya melakukan penelitian terhadap 7.000 polisi Perancis usia paruh baya yang meninggal pada tahun 1967 hingga 1984 dengan sebab serangan jantung atau penyakit jantung lainnya. Para peneliti itu memperhatikan ukuran lingkar pinggang dan BMI (body mass index atau indeks massa tubuh), rasio dari tinggi dan berat badan yang digunakan secara umum untuk mengetahui seseorang mengalami kelebihan berat badan atau kegemukan.

Diketahui bahwa pria-pria yang berperut buncit memiliki kemungkinan meninggal lebih cepat. Risiko meninggal yang mendadak itu meningkat karena kepadatan di bagian abdomen atau perut. Namun, hal tersebut belum diamati lebih jauh untuk kematian yang tidak disebabkan oleh serangan jantung mendadak.

Selain itu, penelitian tersebut juga mendapati bahwa orang-orang dengan angka BMI yang tinggi tidak berisiko meninggal dini kecuali bagi mereka yang memiliki lingkar pinggang besar. Sebagai patokan, pinggang berukuran 40 inci atau 102 cm sudah merupakan tanda bahaya bagi pria, sedangkan untuk perempuan risiko tersebut meningkat pada lingkar pinggang berukuran 30 inci atau 76 cm.

Peneliti lainnya di Rochester, Minnesota (AS) juga melakukan penelitian terhadap 2.000 orang dewasa berusia 45 tahun ke atas di kawasan tersebut dan membuat sejumlah penghitungan lemak melalui lingkar pinggang, lingkar leher, BMI dan ketebalan lipatan kulit lengan dan perut.

Tim peneliti itu juga mendapati bahwa orang-orang yang bertubuh "apel" memiliki kecenderungan untuk menderita simptom jantung spesifik dan disfungsi diastolik yang menjadi tolok ukur kinerja jantung dalam memompa darah.

Setelah mengamati orang-orang dalam kelompok tersebut yang meninggal dalam waktu lima tahun, mereka menyimpulkan bahwa orang yang fungsi diastoliknya rendah dan memiliki ukuran pinggang yang besar, berkemungkinan meninggal lebih awal.

Jadi untuk menghindari serangan jantung, jangan hanya menghitung tinggi, berat badan dan BMI, lebih baik disertai dengan mengukur lingkar pinggang, sekalian juga lingkar leher.

No comments: