Wednesday, 31 July 2013
Bahan Kimia Pelarut Pengaruhi Saraf Janin
Ibu hamil yang sering kontak dengan bahan kimia pelarut organik, berisiko menyebabkan gangguan daya ingat, perhatian dan kemampuan bahasa pada sang bayi.
Pelarut organik ini termasuk didalamnya adalah bahan-bahan kimiawi seperti Toluen, Etanol, Aseton dan Metanol. Bahan-bahan kimiawi ini dipakai sebagai pembersih cat kuku di salon, pembersih pakaian di binatu, laboratorium kesehatan dan pekerjaan di pabrik yang menggunakan cat, thinner dan bahan perekat.
Bahan kimiawi ini telah lama diduga dapat mempengaruhi perkembangan sistem saraf. Dan pada penelitian awal ditemukan bahwa ibu hamil yang melakukan kontak dengan bahan kimiawi ini berisiko lebih tinggi untuk mempunyai bayi dengan cacat lahir atau gangguan penglihatan. Bila ibu hamil tersebut menghirup bahan kimiawi seperti lem atau bahan lainnya, maka sang bayi yang lahir akan berisiko mengalami cacat lahir dan perkembangan yang terhambat.
Penelitian terbaru dengan 32 anak, yang berusia 3 hingga 9 tahun yang mana sang ibu melakukan kontak dengan bahan kimia pelarut, setidaknya dalam trimester 1. Anak-anak ini dilakukan test terhadap kecerdasan, perkembangan motorik dan tingkah laku, kemudian dibandingkan terhadap 32 anak dari ibu yang tidak mengalami kontak bahan kimia pelarut.
Hasilnya, anak dari ibu yang terpapar bahan kimia pelarut mempunyai nilai test yang lebih rendah, dalam segi kecerdasan verbal, daya ingat jangka pendek, koordinasi tangan-mata dan perhatian.
Oleh karena itu, para ibu hamil perlu berhati-hati untuk menghindari pemakaian bahan pelarut kimiawi. Bila dalam pekerjaan mengharuskan menggunakan bahan-bahan tersebut, sebaiknya gunakan pelindung seperti sarung tangan, kacamata khusus dan masker. Bila kita terpapar, maka akan timbul gejala seperti lain kepala pusing, pilek dan mata berair.
Sumber: Archives of Pediatrics & Adolescent Medicine.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment