Sedot lemak ternyata masih memiliki risiko yang tinggi, karena efek sampingnya cukup besar dan bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun, mengapa sedot lemak masih menjadi trend hingga saat ini?
Sedot lemak atau liposuction merupakan cara mengambil lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Cara menyedotnya, yaitu dengan membuat lubang kecil pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan tenaga vakum (sedot). Pasien yang menjalani liposuction harus dibius lokal terlebih dahulu.
Tujuan utama dari liposuction adalah body contouring, yakni membuang lemak pada bagian tubuh yang tidak diinginkan sehingga bentuk tubuh secara kosmetis menjadi lebih baik. Liposuction umumnya digunakan pada pengobatan kegemukan untuk mengurangi lemak pada penderita. Diharapkan?sedot lemak?dapat mengurangi penyakit-penyakit sistemis akibat kegemukan dan membuat kualitas hidup penderita menjadi lebih baik.
Harus diingat bahwa banyak persyaratan bagi pasien yang akan menjalani liposuction. Pasien dengan gangguan perdarahan, anemia, dan gangguan jantung serta paru-paru?tidak dianjurkan untuk menjalani liposuction. Pasien yang mengonsumsi aspirin pun harus menghentikan pemakaian obat itu sekitar satu sampai dua minggu sebelum menjalani pembedahan.
Pada umumnya komplikasi akibat bedah liposuction adalah perdarahan, infeksi, dan tromboembolisma. Ada juga komplikasi lainnya seperti kulit menjadi tidak rata, hematoma, seroma, fat emboli, intravenous fluid overload, dan sebagainya. Contohnya yaitu terjadi penggumpalan pada lengan yang menyebabkan kulit menjadi tidak rata. Karena kulit yang tidak rata, dokter pun kemudian melakukan pembuangan kulit sehingga mengakibatkan ada bekas luka akibat pembuangan kulit yang tidak semestinya. Pada perut pun banyak dijumpai pasien dengan kulit perut menjadi terlipat atau menggumpal sehingga terlihat tidak menarik
Saturday, 31 July 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment