Sebagai lemak, kolesterol ini tidak larut dalam cairan darah. Kolesterol ini kemudian beredar ke seluruh tubuh setelah berikatan dengan protein membentuk lipoprotein.
Lipoprotein ini kemudian dikenal sebagai kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) karena meningkatkan risiko penyakit jantung. Namun seiring dengan perjalanannya menuju sel tubuh, kolesterol ikut berperan dalam membangun dinding sel, sehingga muatan kolesterol berkurang.
Dengan berkurangnya muatan kolesterol ini, maka yang tersisa adalah kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL). Kolesterol baik inilah yang harus dipertahankan jumlahnya, yakni tidak boleh kurang dari 40 mg/dl, sedangkan kolesterol jahat tidak boleh lebih dari 130 mg/dl. Jika dibandingkan dengan kadar kolesterol, jumlah HDL harus lebih dari 25% kadar kolesterol total. Sementara kadar trigliserida sebaiknya tidak melebihi 250 mg/dl. Pun demikian kadar trigliserida yang tinggi tidak selalu meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis maupun arteri koroner.
Bagaimana cara mengendalikan kolesterol baik? Gaya hidup merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan menekan berbagai risiko penyakit yang berhubungan dengan tingginya kadar kolesterol. Karena itu tiada cara yang lebih baik, kecuali mengubah gaya hidup tidak sehat menjadi sehat.
Sumber: Buletin info Sehat edisi XV
Friday, 30 April 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment