Efektor utama yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein memberikan efek antagonis terhadap reseptor adenosin, meningkatkan tekanan darah dan homosistein, menstimulasi oksidasi lemak dan pelepasan asam lemak bebas, serta menurunkan sensitivitas insulin.
Di lain pihak, selain mengandung kafein, kopi juga mengandung berbagai komponen lain, seperti antioksidan, kalium, niasin, magnesium dan fitokemikal lainnya yang sebaliknya, memberi efek proteksi terhadap sistem kardiovaskuler.
Berbagai studi menunjukkan kandungan kafein sebanyak 200 mg (280 gram atau 10 ounces kopi) secara signifikan memperbaiki kemampuan untuk berkonsentrasi, terutama apabila sedang mengantuk, namun kandungan kafein yang berlebihan tidak memberikan hasil yang lebih baik. Dosis tunggal kafein sebanyak 500 mg menunjukkan perburukan kemampuan berpikir sebagian besar individu. Kafein umumnya relatif tidak berbahaya jika digunakan secara sedang (2 cangkir sehari), namun dengan dosis yang lebih tinggi, kafein dapat menyebabkan gejala-gejala anxietas (gelisah), seperti berkeringat, tegang dan tidak mampu berkonsentrasi. Dosis tinggi kafein juga dapat memicu hilangnya kepadatan tulang pada wanita paruh baya dan memicu timbulnya rasa nyeri pada wanita paruh baya dengan kelainan fibrokistik jinak payudara.
Reaksi setiap individu terhadap kafein berbeda-beda tergantung kebiasaan harian dalam mengkonsumsi kopi. Pada peminum kopi reguler, tidak minum kopi dapat menimbulkan sakit kepala, fatig, perburukan kemampuan mental dan mood. Apabila kopi dikonsumsi lagi, maka gejala-gejala ini akan menghilang.
Kafein adalah suatu stimulan yang berefek meningkatkan laju pernafasan, denyut jantung, tekanan darah dan sekresi dari hormon stres dan hormon lainnya. Dosis sedang kafein dapat meningkatkan metabolic energi expenditure (kecepatan metabolik tubuh) dalam beberapa jam, menstimulasi saluran cerna dan memberi efek diuretik (banyak kencing).
Sunday, 31 October 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment