Seorang anak akan menunjukkan tanda-tanda awal dari pubertas, seperti suara yang mulai berubah, tumbuhnya rambut-rambut pada daerah tertentu dan payudara membesar untuk seorang gadis. Untuk seorang anak perempuan, tanda-tanda itu biasanya muncul pada usia 10 tahun ke atas dan pada anak laki-laki, biasanya lebih lambat, yaitu pada usia 11 tahun ke atas.
Tapi saat ini, kecenderungan anak untuk mencapai pubertas terjadi pada usia yang semakin dini, beberapa anak perempuan telah mengalami pubertas pada usia yang baru mencapai 7 tahun. Dan ini kadang dapat membuat mereka menjadi bingung dan kesulitan untuk menghadapi keadaan yang masih baru ini.
Mengapa seorang anak cenderung untuk mengalami pubertas dalam usia yang lebih dini? Para ahli di Swedia dari Institut Karonlinska mencoba untuk mencari jawaban dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Sebelumnya, ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab pertanyaan tersebut. Saat ini 12 team ahli Eropa sedang melakukan riset dan diharapkan tiga tahun lagi dapat diketahui akar permasalahannya dan mencari penyebab yang paling mungkin atas masalah ini.
Pubertas dalam usia yang dini, terjadi di beberapa negara. Di Amerika Serikat sendiri, banyak anak yang sudah mencapai pubertas pada saat usia baru mencapai 7 tahun. Salah satu kemungkinan faktor penyebabnya adalah kegemukan yang melanda anak-anak saat ini. Karena dari penelitian terhadap hewan terlihat, hewan yang diberi makanan berlebihan akan memproduksi hormon seksual yang lebih besar sehingga memicu terjadinya pubertas. Selain itu, bayi yang diberi makanan berlebihan dan tumbuh secara cepat akan mencapai pubertas lebih dini dibanding dengan bayi seusianya. Dan anak yang mengalami kekurangan gizi, bila dipindahkan ke keluarga lain untuk memperbaiki kekurangan gizinya, akan mengalami pubertas yang lebih awal dibanding dengan saudaranya yang tetap tinggal di rumah.
Kemungkinan penyebab lainnya adalah semakin banyak tontonan di televisi yang merubah keseimbangan hormonal dalam tubuh sehingga mendorong terjadinya pubertas yang lebih awal. Faktor lain seperti pestisida DDT juga berisiko mempercepat pubertas. Imigran dari India dan Kolombia, 80 kali berkemungkinan mengalami pubertas yang lebih dini kemungkinan karena tingginya kontak dengan DDT dan polusi. Di dalam darah mereka ditemukan kadar DDT yang tinggi. Walaupun ini belum dapat dipastikan sebagai penyebab pubertas dini.
Para ahli psikologi juga percaya bahwa anak gadis yang mempunyai hubungan yang erat dengan sang ayah akan mengalami pubertas yang lebih lambat dibanding dengan anak gadis yang mempunyai hubungan yang jauh dengan ayahnya.
Teori terbaru adalah teori faktor gen, yang dipercaya memegang peranan penting terjadinya pubertas. Karena suatu protein yang disebut dengan GPR 45, dipercaya sebagai protein yang mencetuskan pubertas.
Tuesday, 29 June 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment