Monday, 31 May 2010

Wanita Cenderung Mudah Terkena Stres

Peran seorang wanita, khususnya yang berkarir ganda yaitu dalam keluarga dan pekerjaan, menyebabkan mereka memiliki beban yang lebih banyak dibandingkan dengan kaum pria.

Kadar hormon stres pria yang paling tinggi umumnya terdapat di tempat kerja dan diduga akan menurun setelah mereka sampai di rumah yang tenang. Sedangkan tingkat stres seorang wanita atau kaum istri akan tetap tinggi sepanjang hari. Mereka pulang dari pekerjaan dengan stres yang tinggi dan menemukan rumah dengan pekerjaan yang juga menumpuk sehingga menambah tingkat stres yang mereka alami.

Meskipun suami juga ikut terlibat dalam urusan rumah tangga, tapi mereka cenderung lebih memilih tugas yang dapat dilakukan di sembarang waktu, seperti membawa mobil ke bengkel, membawa anak jalan-jalan, atau merapikan halaman. Sedangkan tugas sang istri adalah mulai dari tugas mengasuh anak, merawat rumah, merancang menu makanan harian, memperhatikan pendidikan anak, hingga membawa anak ke dokter dalam situasi yang darurat. Tugas-tugas tersebut cenderung lebih terikat dengan waktu, yang akhirnya tingkat stres si istri akan menjadi semakin tinggi. Stres yang berkepanjangan tersebut dapat menyebabkan risiko penyakit fisik dan depresi emosional pada seorang wanita.

Menurut sebuah penelitian, lebih banyak wanita di Amerika Serikat meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan penyebab lainnya. Semakin besar stres yang kita alami, maka semakin besar pula risiko terjadinya gangguan jantung.

Ketika kita tertekan atau emosi, maka kecepatan jantung dan tekanan darah akan meningkat. Kadar kolesterol LDL juga akan meningkat yang menyebabkan penumpukan plak di dinding pembuluh darah. Hal tersebut menyebabkan sel darah merah menggumpal dan akan sangat berbahaya terhadap jantung. Dalam respon stres, darah dialihkan dari hati dan usus. Jika hati tidak mendapatkan pasokan darah yang memadai, hati tidak dapat melakukan tugasnya untuk membuang toksin dan memproses lemak dan gula dengan baik. Dengan demikian, substansi tersebut tetap berada di dalam darah dan menumpuk di sepanjang dinding arteri. Hal itulah yang akhirnya menyebabkan penyakit kardiovaskular.

No comments: