Rambut rontok seringkali dialami oleh sebagian wanita. Kerontokan pada rambut seringkali diakhiri oleh kebotakan. Namun tidak perlu khawatir karena hal tersebut dapat diatasi, dan dianggap normal jika rambut rontok tidak lebih dari 100 helai per harinya.
Masalah terbesar yang terkait dengan rambut, selain berketombe adalah kerontokan. Rambut memiliki masa tumbuh, istirahat, dan lepas. Jadi, Anda tidak perlu panik selama rambut yang rontok tidak lebih dari 100 helai setiap harinya. Namun waspadalah jika lebih dari 100 helai setiap harinya, dan tidak dapat diimbangi oleh tumbuhnya rambut normal, sehingga akan tampak munculnya kebotakan (alopecia). Penelitian menunjukkan adanya perbedaan pola pertumbuhan rambut pada manusia sesuai dengan ras, genetik, nutrisi yang dikonsumsi, dan faktor hormonal setiap orang.
Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya kerontokan pada rambut. Contohnya saja dari segi usia, genetik, hormonal, gizi, trauma fisik pada kepala, stres, memiliki penyakit, pengaruh obat-obatan, dan kerapuhan. Kerapuhan pada rambut dapat terjadi karena faktor kimiawi (seperti pewarnaan, pengeritingan, pemucatan, bleaching), dan menyisir rambut saat basah. Menurut salah satu anggota Asosiasi Penelitian Rambut di Amerika dan Eropa, ada dua jenis kerontokan rambut :
Hairfall
Hairfall merupakan masalah kerontokan yang terjadi karena rambut rapuh, dan melebihi batas normal.
Hairloss
Hairloss merupakan masalah kerontokan yang terjadi karena faktor usia, genetik, hormon, infeksi kulit, dan usai melahirkan.
Kerontokan yang disebabkan oleh masalah hormonal, terutama pada kerontokan tipe androgen, disebabkan karena meningkatnya kadar hormon androgen, khususnya testosteron. Kerontokan tipe ini tidak hanya terjadi pada para pria, karena wanita juga memiliki hormon ini dalam jumlah kecil. Perbedaannya terjadi hanya pada pola kebotakannya. Kerontokan yang terjadi pada pria biasanya dimulai dari puncak kepala, yang disusul dengan meluasnya ke seluruh bagian kepala. Sedangkan kerontokan pada wanita dimulai dari belahan rambut, yang kemudian menipis ke seluruh bagian.
Pada kedua tipe tersebut, kerontokan terjadi saat hormon testosteron pecah menjadi DHT (dihidrotestosteron). DHT menyerang folikel rambut dan menjadikannya mengkerut dalam diameter yang lebih kecil, hingga akhirnya rambut menjadi pendek dan tipis. Hal tersebut kulit kepala terlihat. Tanda-tanda yang harus diperhatikan jika rambut mulai rontok secara berlebihan :
1. Rambut mudah patah saat rambut disisir.
2. Rambut mudah patah saat bangun tidur. Helaian rambut terlihat banyak menempel di permukaan bantal.
3. Banyak helaian rambut terlepas seusai mencucinya.
Cari tahu apa yang menyebabkan rambut Anda rontok. Pada kerontokan yang bersifat reversible, rambut dapat tumbuh seperti sediakala jika Anda segera mengatasi penyebab (obat-obatan dan penyakit kronis), dan menghindari faktor resiko seperti stress dan malnutrisi. Konsumsilah sayur-sayuran dan buah yang mengandung vitamin A, B, dan C, serta kalsium (sayuran hijau, kacang-kacangan, jeruk, anggur, papaya, tomat, kedelai, tofu, seafood, dan yogurth). Namun untuk kerontokan yang bersifat genetik yang disebabkan oleh androgen, solusinya tidak sesederhana itu. Anda harus mengikuti terapi, serta menjalani perawatan dengan baik secara teratur.
Monday, 31 May 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment