Survei menunjukkan bahwa pria dengan kadar testosteron rendah di tubuhnya setelah usia 40 tahun memiliki risiko kematian yang lebih besar dibandingkan pria yang memiliki kadar testosteron normal. Meskipun hubungan timbal balik antara keduanya belum pasti, namun para peneliti meyakini adanya kemungkinan faktor ketiga yang menghubungkan keduanya.
Kadar testosteron setiap pria memang berbeda-beda dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi tubuhnya, misalnya ketika sakit atau stres mungkin kadarnya akan menurun. Selain itu, hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa produksi hormon seksual pria ini menurun seiring dengan bertambahnya umur.
Produksi testosteron di tubuh pria mencapai puncaknya pada usia 20 tahunan dan rata-rata menurun sekitar 1.5% setiap tahun setelah mereka memasuki usia 30 tahun. Penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan fisik testis dan otak sebagai organ utama yang mengatur produksi hormon testosteron.
Kadar testosteron yang terlalu rendah dapat menyebabkan degradasi massa otot dan kerapuhan tulang, resistansi insulin, penurunan libido, badan lemah, mudah tersinggung, dan depresi. Meskipun demikian, libido yang rendah bukan berarti kadar testosteron juga rendah karena dorongan seksual dipengaruhi oleh banyak faktor tubuh dan pikiran. Rendahnya kadar testosteron diduga mungkin juga meningkatkan risiko kematian pada pria.
Para peneliti mempelajari kaitan antara kadar testosteron dan kematian pada 858 pria yang berumur 40 tahun atau lebih. Data kadar testosteron masing-masing tercatat minimal dua kali pada tahun 1994 dan 1999. Pria-pria tersebut diamati selama delapan tahun hingga tahun 2002.
Di antara mereka, 19% atau sekitar 166 pria memiliki kadar testosteron yang rendah, 28% atau 240 pria sedang, dan 53% atau 452 pria memiliki kadar testosteron yang normal. Dalam kurun waktu tersebut, sekitar 20% di antara pria dengan kadar testosteron normal meninggal dunia. Pada pria dengan kadar testosteron yang sedang, 24.6% nya juga meninggal dunia. Sedangkan pada pria dengan kadar testosteron yang rendah, 34.9% nya meninggal dunia.
Pria dengan kadar testosteron yang rendah memiliki risiko meninggal dunia sekitar 88% lebih besar dibandingkan pria yang memiliki kadar testosteron normal. Pengaruhnya tetap berlaku meskipun faktor usia, penyakit, dan indeks massa tubuh ikut dipertimbangkan.
Risiko kematian pria dengan kadar testosteron rendah menjadi 68% setelah para peneliti menganalisa ulang data dengan mengabaikan pria yang meninggal pada tahun pertama. Hal tersebut menunjukkan bahwa risiko kematian tidak terlalu dipengaruhi oleh penyakit dan hubungannya antara kadar testosteron rendah dengan kematian tetap tinggi.
Sumber: Archieves of Internal Medicine
Sunday, 30 May 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment