Monday, 29 September 2008

Waspadai Tulang Keropos

Osteoporosis (osteo = tulang, porosis = keropos) adalah kelainan pada tulang, yang ditandai dengan menurunnya massa tulang yang disertai dengan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang hingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Akibatnya, dapat mengakibatkan patah pada tulang punggung, tulang pinggang dan pergelangan tangan.

Kebanyakan penderta osteoporosis adalah wanita terlebih yang sudah mengalami putus haid atau mereka yang telah membuang ovari (ganti indung telurnya). Golongan tersebut memang sangat rentan terkena osteoporosis mengingat hormon adalah penyebab penting penyakit ini. Dan, wanita berumur 55 tahun ke atas adalah golongan yang sangat beresiko tinggi.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tulang keropos, diantaranya adalah usia tua (terutama diatas 55 tahun), wanita (terutama setelah monopause), etnis Asia, gaya hidup yang kurang aktif, kurus atau berpostur ramping, riwayat osteoporosis atau patah tulang akibat osteoporosis dalam keluarga, gangguan keseimbangan hormonal (estrogen), seperti menopouse dini atau operasi pengangkatan indung telur, perokok, sering mengonsumsi minuman beralkohol, penggemar minuman yang mengandung kafein, diet dengan asupan rendah kalsium, penggunaan obat-obatan seperti prednise / prednisolone, anti kejang (dilantin), kelainan / penyakit tertentu (hyperthyroidism/hipertiroid).

Osteoporosis merupakan jenis penyakit yang menyebab atau gejala-gejalanya tidak terlihat secara kasat mata / harus melalui pemeriksaan sinar X. Namun, bagi sebagian wanita berusia di atas 55 tahun, terkadang osteoporosis bisa menimbulkan gejala, seperti rasa pegal-pegal pada tulang terutama di daerah punggung atau pinggang. Jika hal ini terus dibiarkan, maka lama kelamaan akan terlihat postur tubuh yang bongkok / membungkuk, dengan bahu yang nampak bulat.

Bagi yang sudah terkena osteoporosis, tak perlu khawatir. Karena dapat meminimalkannya dengan cara diet cukup kalsium ( 1000-1500 mg per hari), intake vitamin D yang adekuat (400-800 IU per hari) serta melakukan aktifitas fisik atau latihan yang memadai.

No comments: