Tuesday, 30 September 2008

Insomnia

Insomnia atau kesulitan tidur tak jarang muncul sebagai efek stres. Penyebab terumum dari insomnia adalah stres, kecemasan dan depresi. Ada pula faktor lainnya seperti:

1. Kerentangan terhadap insomnia: beberapa orang cenderung lebih rentan dari yang lain.

2. Stres yang terus menerus: masalah karir atau problem rumah tangga dapat mengganggu pola tidur.

3. Masalah psikiatri: orang yang mengalami depresi, kecemasan, dan kelainan psikiatri lainnya biasanya mengalami tidur yang tidak tenang dan sering terputus.
Pasien dengan kepribadian tipe A yang mudah cemas dan depresif. Tapi insomnia mungkin saja merupakan gejala dari masalah lain, misalnya sindroma sleep apnea obstruktif.

Penanganan Insomnia

Pertama kondisi yang mendasari timbulnya insomnia harus diatasi dengan baik untuk itu diperlukan beberapa macam perawatan. Kebiasaan dan lingkungan tidur juga perlu diperbaiki. Jalan terakhir adalah dengan mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter ahli.

Mencegah Insomnia

1. Tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

2. Berolahraga rutin. Banyak bukti yang menunjukkan olahraga teratur agar dapat memperbaiki kualitas tidur.

3. Paparkan diri dengan cahaya tenang/cahaya luar ruangan secara teratur, khususnya, di siang hari menjelang sore.

4. Pastikan suhu, cahaya dan suasana dalam kamar menunjang untuk tidur. Gunakan cahaya remang-remang.

5. Gunakan ranjang hanya untuk tidur.

6. Disiplin dalam mengonsumsi obat. Jika ingin mengonsumsi obat tidur dari dokter, dapat diminum satu jam sebelum tidur atau 10 jam sebelum bangun agar efek kantuknya muncul dan hilang di saat yang tepat.

7. Melakukan latihan relaksasi sebelum tidur, seperti pemijatan atau berendam air hangat.

8. Menjaga agar tangan dan kaki tetap hangat.

Yang perlu dihindari

1. Berolahraga tepat sebelum tidur.

2. Melakukan kegiatan seru / tegang seperti memainkan video game, menonton film yang menegangkan atau berdiskusi serius dengan pasangan.

3. Minum-minuman berkafein di sore hari (kopi, terlalu banyak teh, soda, dll).

4. Membaca atau menonton TV di tempat tidur.

5. Minum alkohol untuk membantu lekas tertidur.

6. Pergi tidur dengan perut terlalu lapar atau terlalu kenyang
Minum pil tidur orang lain.

7. Minum pil tidur yang dijual bebas tanpa sepengetahuan dokter. Berakibat dapat menjadi kebal terhadap efeknya.

8. Tidur siang.

9. Memerintahkan diri sendiri untuk pergi tidur, sebaliknya akan membuat pikiran dan tubuh tetap terjaga.

Bronkhiolitis

Batuk, mengi, demam dan sesak napas pada bayi harus segera ditangani. Bermula dari flu, jika tak diobati , bisa berkepanjangan dan berakibat infeksi pada saluran pernapasan yang lebih halus atau yang biasa disebut sebagai bronkhiolitis.

Infeksi virus

Bronkhiolitis adalah radang disaluran pernapasan halus di paru-paru. Bronkhiolitis ini biasanya terjadi karena infeksi virus, antara lain adenovirus, RSV (Respiratory Syncytial Virus), dan parainfluenza. Pada anak-anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, virus-virus itu hanya menyebabkan batuk dan pilek yang berat. Tapi ada bayi atau anak kecil, virus itu dapat masuk ke saluran pernapasan yang lebih dalam lagi dan menyebabkan bronkhiolitis.

Bronkhiolitis ini, biasanya adalah anak –anak usia di bawah 2 tahun (yang paling banyak usia 3-6 bulan). Umumnya, mereka tertular batuk pilek dari orang tuanya atau temannya sekitar 2-6 hari sebelumnya.

Gejala dari bronkhiolitis adalah:

1. Dimulai seperti batuk-pilek biasa (hidung berair, bersin-bersin, dan mungkin batuk-batuk ringan).

2. Selera makan agak turun.

3. Demam atau suhu tubuhnya lebih dingin dari biasanya.

4. Setelah 1 atau 2 hari, napasnya jadi makin cepat dan batuknya lebih berat dan dalam, disertai mengi (napasnya berbunyi ngik-ngik). Si kecil yang menderita gangguan bronkhiolitis ini akan terlihat sesak napas, terutama pada saat mengeluarkan napas.

Apabila diaknosisnya bronkhiolitis, biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit (rawat inap) untuk mengatasi sesak napasnya.Untuk kasus ringan, biasanya akan sembuh sekitar 1 atau 2 hari. Umumnya penyakit ini baru sembuh sekitar 5-12 hari. 3 hari pertama adalah masa-masa kritis bagi si kecil. Jika tidak ditangani dengan baik, atau kalau sampai saluran pernapasannya hampir tertutup total, maka wajahnya bisa membiru dan berakibat fatal.

Berikut adalah hal-hal yang sebaiknya anda perhatikan untuk mencegah dan menangani bronkhiolitis pada anak :

1. Jika anda batuk pilek, upayakan si kecil tidak tertular. Jika mendekati si kecil, pakai masker serta cuci tangan yang bersih sebelum memegangnya.

2. Jika si kecil terlanjur batuk/pilek, berikan banyak cairan untuk menghindari dehidrasi dan mengencerkan dahak.

3. Mungkin, dokter akan memberikan obat-obatan untuk pengecer dahak, atau obat tetes hidung untuk mengatasi pileknya.

4. Jika kondisi cukup berat, mungkin si kecil perlu bantuan oksigen.

Menghindari Penuaan Dini

Riset membuktikan bahwa terdapat 2 jenis penuaan. Penuaan yang disebabkan oleh gen-gen yang diturunkan pada kita disebut penuaan intrinsik, yang merupakan proses penuaan alami dari dalam tubuh kita. Ada pula penuaan ekstrinsik (eksternal) yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan, seperti misalnya paparan sinar matahari dan gravitasi.

Penuaan intrinsik, dikenal juga sebagai proses penuaan alami, adalah proses yang berkelanjutan yang normalnya dimulai sejak usia pertengahan 20-an. Di bawah kulit, produksi kolagen melambat dan elastis, yatu bahan yang membarikan kemampuan elastis pada kulit, berkurang fungsinya. Sel kulit mati juga tidak terkikis secepat ketika masih muda, sehingga pergantian kulit pun memakan waktu lama. Stres psikis serta masalah hormonal juga termasuk terjadinya proses penuaan intristik.

Beberapa faktor ekstrinsik atau eksternal biasanya ’bekerja sama’ dengan proses penuaan normal, sehingga dapat menghasilkan penuaan prematur atau penuaan dini.

Puncak proses penuaan dini mulai terjadi pada rentang usia 30 tahun ke atas, dengan sejumlah ciri seperti:

1. Kulit Kering dan Kasar (Xerosis Cutis). Kondisi ini ditandai dengan kemerahan, sisik-sisik dan retak-retak, terjadi akibat kurangnya lemak kulit dan kandungan air serta menurunnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat.

2. Kulit Berkerut dan Longgar ( Wrinkle & Laxity). Kulit tampak kaku, tidak lentur dan tidak elastis. Ini terjadi akibat perubahan dan berkurangnya serabut kolagen serta serabut elastis yang menjaga kelenturan kulit.

3. Kulit Kusam dan Terdapat Bentuk Ketuaan (Pigmentasi). Bentuk ketuaan dapat berupa noda hitam yang merata (melasma) serta noda setempat (freckles dan Lentigo). Kondisi ini terjadi diantaranya akibat berkurangnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit lama dan menggantinya dengan sel kulit baru.

4. Tumor-Tumor kulit. Tumor ini tergolong tumor jinak, dengan bentuk bintik-bintik kecil di kulit (Keratosis seboroik dan Keratosis Aktinik) serta tumpukan lemak berwarna kekuningan di sekitar mata (Xantelasma). Ketiganya bisa muncul seiring pertambahan usia, akibat paparan matahari atau karena faktor genetik. Sertingkali, muncul pula lesi-lesi pra-kanker. Meski 3 yang pertama tergolong tidak berbahaya, lesi-lesi kulit pra kanker ( biasanya berupa tahi lalat yang membesar, mudah berdarah dengan warna hitam tak merata dan bagian tertentu yang lebih pekat) perlu segera diperiksakan ke dokter.

Matahari berperan besar dalam proses penuaan dini. Sinar UVA dan UVB dapat menimbulkan radikal bebas yang merusak struktur kulit dan merusak DNA. Selain itu, gaya hidup masa kini yang cenderung kurang seimbang juga cenderung meningkatkan paparan seseorang terhadap polusi udara, asap rokok, bahan-bahan kimia dan minuman keras. Semuanya meningkatkan pembentukan radikal bebas yang dapat memicu penuaan dini.

Tanpa pelindung, paparan sinar matahari dalam beberapa menit saja setiap harinya akan menyebabkan perubahan yang dapat terlihat jelas pada kulit, seperti noda di kulit, kerut halus yang hilang saat kulit ditarik dan warna kulit yang tidak merata. Paparan terhadap sinar matahari tanpa pelindung dalam jangka panjang juga bisa menyebabkan kanker kulit.

Faktor eksternal lainnya adalah kelembaban udara yang rendah, suhu dingin, ekspresi wajah yang berulang dan posisi tidur. Cara perawatan kulit yang salah juga bisa menyebabkan penuaan dini. Misalnya, penggunaan sabun, deterjen atau pembersih berkadar alkohol tinggi pada kulit normal atau kering, yang justru menambah kekeringan kulit.

Gerakan wajah yang berulang dapat menyebabkan kerutan halus. Setiap kali menggunakan otot wajah, sebuah garis timbul di bawah permukaan kulit, karena dapat melihat garis-garis setiap kali membuat suatu ekspresi wajah. Seiring dengan bertambahnya umur dan hilangnya Elastisitas kulit, garis-garis ini menjadi permanen pada wajah sebagai kerutan.

Tidur tengkurap setiap malam selama bertahun-tahun juga akan mengakibatkan kerut pada kulit. Garis-garis yang kita lihat ketika kita baru bagun tidur lama-kelaman akan ada pada kulit dan tidak hilang walaupun kita tidak baru bangun tidur. Wanita, yang cenderung tidur menghadap ke samping biasanya memiliki garis ini pada dagu dan pipi. Sedangkan pria akan menemukan garis ini di dahi karena cenderung tidur dengan wajah menempel pada bantal. Orang-orang yang tidur terlentang tidak memiliki kerutan ini karena wajahnya tidak bersentuhan dengam bantal.

Merokok menyebabkan perubahan biokimia pada tubuh kita yang mempercepat proses penuaan. Riset menunjukkan bahwa seseorang yang merokok 10 batang atau lebih seharinya selama minimal 10 tahun secara statistik lebih cenderung memiliki kerutan dalam dan kulit kasar dibandingkan yang tidak merokok.

Walaupun tidak bisa menghentikan atau memperlambat proses penuaan alami, tetapi dapat mencegah tanda-tanda penuaan dini dengan melindungi kulit dari faktor eksternal seperti matahari. Perlindungan sinar matahari komprehensif termasuk:

1. Hindari sinar matahari antara jam 10 pagi hingga jam 4 sore.

2. Gunakan pakaian yang melindungi, seperti topi yang bertepi lebar dan baju lengan panjang ketika harus berada di luar ruangan siang hari.

3. Gunakan tabir surya kapanpun. Tabir surya harus memiliki spektrum yang luas (menawarkan perlindungan dari UVA dan UVB ) dan memiliki Sun Protection Faktor (SPF) 15 atau lebih. Tabir surya harus diaplikasikan pada kulit 20 menit sebelum keluar ruangan di seluruh permukaan kulit yang akan terpapar matahari. Aplikasi harus diulang jika berkeringat atau berada di dalam air.

4. Konsumsi makanan bergizi dan antioksidan, yang dapat memperbaiki kerusakan.

Batu Empedu

Hati-hati, karena gemuk, cenderung obesitas, dan berkadar lemak tinggi merupakan salah satu faktor resiko utama batu empedu di dalam tubuh bertambah banyak. Diketahui ada 5 faktor resiko penyakit tersebut, yaitu wanita, usia 40 tahun, gemuk, memiliki banyak anak, dan suka mengkonsumsi makanan yang enak-enak. Namun jangan salah, bukan berarti pria tidak akan terkena batu empedu.

Selain kelima faktor tersebut, masih ada juga faktor lainnya, seperti pengaruh kadar hormon estrogen pada wanita yang minum pil KB, genetik, dan melakukan diet secara tiba-tiba. Diet secara tiba-tiba berarti menghentikan konsumsi lemak secara mendadak pada orang-orang yang ingin berat badannya turun.

Orang yang memiliki gangguan pada proses pembentukan sel darah merah, misalnya penderita talasemia, beresiko terserang batu empedu, karena sel darah yang sering pecah akan menjadi bahan bagi cairan empedu membentuk kristal.

Wanita hamil juga rentan terserang batu empedu, disebabkan karena melambatnya aliran empedu dan gerakan kurangnya gerakan kontraksi kantung empedu. Pada kantung empedu, batu dapat mengakibatkan peradangan yang dissebut kolestitis akut, karena terdapat pecahan batu empedu di dalam saluran empedu sehingga menimbulkan rasa sakit. Batu yang melalui kantung empedu dapat menyangkut di hati dan saluran empedu, sehingga menghentikan aliran dari empedu ke dalam saluran pencernaan.

Faktor lain yang dapat memicu seseorang terserang batu empedu berupa protein yang terdapat di cairan lendir yang dibentuk kantung empedu dalam jumlah kecil. Hal tersebut memungkinkan kolesterol, bilirubin, dan garam kalsium membentuk partikel kristal padat.

Ada dua langkah mudah mencegah batu empedu, yaitu:

1. Obati sampai tuntas infeksi di saluran cerna

2. Hindari makanan berlemak dan goreng-gorengan agar lemak dalam tubuh rendah.

Jenis Batu Empedu

Terdapat 2 jenis batu empedu, yaitu batu kolesterol dan batu pigmen. Batu kolesterol disebabkan gangguan metabolisme kolesterol karena penyakit tertentu, misalnya saja disipidemia (tingginya kadar kolesterol dan trigliserida), atau gangguan lain yang menimbulkan batu kolesterol. Batu pigmen sebagian besar disebabkan oleh infeksi di saluran empedu.

Batu yang terbentuk dari kolesterol berwarna kuning dan mengkilat seperti minyak. Batu terdiri dari pigmen bilirubin bisa saja berwarna hitam dan keras, atau coklat tua yang rapuh. Ukurannya juga bermacam-macam, Namun rata-rata berdiameter 1 hingga 2 cm.

Batu kolesterol yang berukuran kecil dapat disembuhkan dengan mengggunakan obat. Teknik pengobatan yang sering digunakan adalah operasi minimal invalsif melalui bedah laparoskopik. Bedah ini sudah dilaksanakan di Indonesia Sejak 1991. Bedah tersebut dilakukan dengan membuat lubang kecil di dinding perut dan mengangkat kantung empedu dengan instrumen khusus menggunakan sistem endokamera melalui layar monitor.

Endoskopi terapetik juga sudah banyak digunakan di Indonesia. Cara kerjanya, alat endoskop dimasukkan melalui mulut, sehingga tidak perlu membedah dinding perut. Endoskopi terapetik dilakukan tanpa menggunakan pembiusan umum.

Sedangkan teknik operasi yang lainnya adalah kolesistektomi laparoskopik dan sfingterotmi endoskopik.

Tindakan pengangkatan kantung empedu jika tidak dilakukan secara keseluruhan, seperti hanya mengangkat sebagian kantung empedu, atau kantung empedu hanya dibersihkan, maka kemungkinan untuk kembali terserang cukup besar.

Pengobatan Untuk Serangan Penyakit Asma Akut

Suatu serangan penyakit asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati penyakit asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-2 adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita.

Pengobatan penyakit asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinefrin atau terbutalin di bawah kulit dan aminofilin (sejenis teofilin) melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan kortikosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).

Pada serangan penyakit asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan penyakit asma yang berat, dilakukan:
1. Pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah
2. Pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter)
3. Pemeriksaan rontgen dada.

Pengobatan Penyakit Asma Jangka Panjang

Salah satu pengobatan penyakit asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-2 adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2 hingga 4 kali / hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler kortikosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan teofilin per-oral.

Varises dan Pencegahannya

Sebuah studi menunjukkan, faktor genetis atau keturunan kemungkinan besar menjadi penyebab utama varies. Jadi bukan karena banyak berjalan atau diet, seperti yang ditemukan pada riset sebelumnya.

Masalah varies ini ternyata bukan hanya monopoli wanita. Pria pun bisa terkena. Baik pria dan wanita yang tergolong jangkung serta kelebihan berat badan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalaminya.

Meski faktor keturunan berperan, pada dasarnya garis-garis kebiruan (bisa juga kemerahan atau bewarna dengan kulit) yang cukup mengganggu penampilan ini disebabkan oleh terjadinya pembesaran pembuluh. Ada dua versi pembesaran pembuluh. Pembuluh kecil yang membesar disebut spider vein. Seringkali muncul dalam wujud garis-garis tipis tak menonjol pada betis dan wajah. Bentuknya bisa seperti sarang laba-laba atau cabang pohon.

Sementara jenis yang lebih besar disebut viricose vein atau varises. Tampilannya seperti tambang yang menonjol di permukaan kulit seringkali dibalik tungkai atau di paha bagian dalam. Tonjolan-tonjolan ini timbul akibat darah yang mengumpul di pembuluh.

Kehamilan, terapi hormon, konsumsi pil KB atau pubertas punya andil dalam kemunculan varises. Kebiasaan mengenakan stoking terlalu ketat atau pakaian dalam yang sangat mengikat di bagian pinggang atau selangkangan sebaiknya dihentikan

Akibat dari tekanan berat tubuh dan gravitasi membuat pembuluh-pembuluh di betis memikul tugas lebih berat dalam mentransportasikan darah kembali ke jantung. Itulah sebabnya spider vein maupun varicose vein sering ditemukan di betis.Gejalanya bisa mirip dengan rematik, seperti rasa pegal, mudah lelah, pembengkakan hingga rasa pada betis, terkadang disertai rasa gatal atau iritasi.

Selain faktor keturunan dan perubahan hormon baik akibat faktor alami maupun obat, faktor usia (50 tahun ke atas) juga meningkatkan risiko. Yang cukup rentan adalah wanita hamil, karena jumlah darah yang meningkat drastis di tubuh menyebabkan pembuluh darah ikut menmbesar. Namun biasanya varises pada wanita hamil dapat kembali normal beberapa bulan setelah melahirkan.

Sebenarnya ada cara mengurangi risiko varises yaitu dengan mengenakan stoking khusus varises untuk menekan kemunculan pembuluh darah yang membesar.

Yang terpenting, jagalah berat badan di ambang batas normal. Jangan sering-sering memakai hak tinggi. Selain itu kebiasaan duduk sambil menyilang kaki juga sebaiknya dihindari. Jangan lupa konsumsi makanan kaya serat dan hindari apapun yang terlalu asin karena garam dapat menahan air dan menyebabkan pembengkakan.

Terapi yang paling sering digunakan untuk menangani varises adalah metode injeksi yang dinamakan dengan sclerotherapy. Jarum yang sangat tipis disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk memasukkan cairan yang menyebabkan dinding pembuluh membengkak, merapat dan menutup. Dengan begitu, dalam beberapa minggu varises hilang dari permukaan kulit.

Jika takut jarum, ada pula terapi dengan laser yang secara bertahap dapat membuat betis kembali mulus. Selain itu, tersedia sejumlah pilihan lainnya meski risiko munculnya kembali varises selalu ada. Konsultasikan dengan dokter mana yang terbaik. Tentu jika varises belum terlalu dirasa mengganggu – misalnya membengkak atau menimbulkan iritasi, akan lebih baik jika melakukan langkah-langkah pencegahan yang erat kaitannya dengan pola hidup sehat.

Macam-Macam Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit gangguan fungsi hati yang banyak sekali jenisnya. Hingga saat ini telah ditemukan 7 jenis virus hepatitis.

Macam-macam jenisnya, antara lain:

Virus hepatitis A (VHA)
Ditularkan melalui air dan kotoran (tinja).

Virus hepaptis B (VHB)
Ditularkan melalui darah dari orang yang terinfeksi, seperti pemakaian jarum suntik yang sama pada penderita hepatitis, hubungan intim, dan yang lainnya. Virus hepatitis b dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker hati.

Virus hepatitis C (HCV)
Sama dengan hepatitis B, virus hepatitis C ini juga ditularkan melalui darah. Virus hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker hati.

Virus hepatitis D(HVD)
Sering sekali menyerang orang yang rentan terhadap hepatitis B.

Virus hepatitis E (HEV)
Virus ini ditularkan melalui air yang terkontaminasi. Umumnya virus hepatitis E ini ditemukan pada anak-anak dan orang dewasa di negara-negara berkembang.

Virus hepatitis F (HFV)
Gejalanya mirip dengan hepatitis B. Yang membedakan adalah virus yang mengkontaminasinya.

Virus hepatitis G (HGV)
Jenis virus hepatitis G ini baru ditemukan sehingga belum banyak diketahui tentang sifat-sifatnya.

Hamil dan Hepatitis C (1/2)

Virus hepatitis C ditemukan sekitar tahun 1987. Sebelumnya hanya ada 2 jenis hepatitis yang diketahui, yaitu hepatitis A dan hepatitis B. Hal itulah yang menyebabkan hepatitis C sempat disebut sebagai virus non A – non B.

Hepatitis C adalah salah satu dari sekian banyak jenis penyakit hepatitis, atau penyakit gangguan fungsi hati. Virus hepatitis C dapat menyebabkan kerusakan hati dan kanker hati. Jika dibandingkan dengan hepatitis B, hepatitis C lebih sering menyebabkan penyakit menahun.

Pada umumnya seseorang yang menderita penyakit hepatitis akan menderita gejala seperti berikut: letih, demam, mual, kurang nafsu makan, warna urin keruh (seperti air teh), dan nyeri perut pada bagian kanan atas. Selain itu kuku, kulit, bola mata yang berwarna putih akan berubah menjadi berwarna kekuningan. Warna kuning ini timbul akibat adanya cairan empedu yang berlebihan di dalam darah. Oleh karena itu hepatitis C disebut juga sebagai sakit kuning.

Hepatitis C sering terjadi tanpa gejala. Menurut penelitian, hanya 5% dari penderita hepatitis C mengalami gejala-gejalanya. Jika timbul gejala, kadang hilang dan kadang timbul. Selain itu kadar SGOT (enzim yang terdapat di otot jantung dan hati) dan juga SGPT (enzim yang terdapat di sel-sel hati) seringkali terlihat normal. Padahal jika kadar kedua enzim itu naik, dapat dideteksi terjadinya gangguan hati. Tak heran oleh karena itu, penyakit ini sering sekali terabaikan dan penderita tanpa sadar menularkannya pada orang lain.

Hamil dan Hepatitis C (2/2)

Mereka yang beresiko tertular hepatitis C adalah:

1. Pecandu narkoba, yang menggunakan jarum suntik secara bergantian.

2. Orang yang menerima transfusi darah. Darah yang digunakan untuk transfusi tidak diperiksa terlebih dahulu.

3. Orang yang membuat tato atau tindik dengan menggunakan benda-benda tajam yang tidak steril.

4. Berhubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. Sehingga terjadi kontak darah antara yan gterinfeksi dan yang tidak.

5. Orang yang sedang melakukan cuci darah.

6. Orang yang sedang menerima cangkok organ.

7. Pekerja kesehatan, seperti dokter, perawat, dan lainnya.

Ibu yang terkena penyakit hepatitis C ini tidak akan menularkan bayinya. Penyakit ini bukan jenis penyakit yang genetik. Namun sebaiknya ibu hamil yang mengidap hepatitis C mengkonsultasikan keadaan kesehatannya pada dokter kandungan.

Ibu juga tidak boleh mengkonsumsi obat-obatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini karena akan beresiko pada janin, dan menyebabkan bayi lahir cacat hingga mengalami keguguran. Ibu harus menjaga kesehatannya dengan cara banyak istirahat dan mengkonsumsi makanan bergizi. Dengan demikian, diharapkan kekebalan tubuhnya akan terbentuk.

Pengobatan hepatitis pada ibu akan diberikan setelah persalinan dan kondisi ibu sudah pulih benar. Namun umumnya, ibu yang mengidap hepatitis C tidak dianjurkan untuk hamil selama menjalani terapi pengobatan dan 6 bulan setelah pengobatan terakhir.

Tes Kesehatan Sesuai Usia (Dari lahir – 6 tahun)

Sangatlah penting untuk melalukan medical check up secara teratur. Dengan begitu, Anda dapat memonitor kesehatan tubuh Anda dan dapat segera menangani penyakit sesegera mungkin.

Beriut ini panduan tes kesehatan sesuai usia untuk seluruh keluarga:

Dari lahir – 2 tahun

1. Riwayat kesehatan
Termasuk juga di dalamnya riwayat keluarga dan riwayat medis. Informasi ini berguna untuk menentukan penyakit yang mungkin timbul saat anak dewasa.

2. Periksakan TBC
Karena sistem imun anak belum tumbuh dengan sempurna, maka mereka adalah sasaran empuk infeksi (termasuk TBC). Namun tidak usah khawatir karena gejala TBC cukup terlihat. Contohnya saja seperti berat badan menurun dan nafsu makan berkurang.

3. Mengukur tinggi, berat badan, dan lingkar kepala
Lakukanlah pemeriksaan berkala setiap 6 bulan sekali untuk memantau tumbuh kembangnya.

4. Tes pendengaran
Lakukanlah tes ini saat usia si kecil 1,5 tahun. Pada banyak kasus, tidak dilakukannya pemeriksaan secara dini menyebabkan masalah pendengaran terlambat diketahui.

5. Tes darah usia 9 hingga 12 bulan
Khususnya bagi anak dengan resiko anemia dan kelainan darah lainnya.

2 – 6 tahun

1. Pengukuran tinggi dan berat badan
Lakukanlah kedua hal ini setiap tahun.

2. Pemeriksaan tekanan darah mulai usia 3 tahun.
Karena dikhawatirkan anak-anak usia remaja dapat menderita hipertensi remaja.

3. Pemeriksaan mata
Lakukanlah pemeriksaan ini saat anak berusia 3 hingga 4 tahun. Jika dibiarkan, masalah mata pada anak dapat menimbulkan masalah serius yang umumnya sering menimbulkan sakit kepala, rendahnya prestasi sekolah, serta gangguan serius lainnya.

4. Pemeriksaan gigi

Tes Kesehatan Sesuai Usia (7 – 49 tahun)

7 – 12 tahun

1. Pengukuran tinggi dan berat badan

2. Pemeriksaan tekanan darah

13 – 18 tahun

1. Pengukuran tinggi dan berat badan.
Bagi remaja yang beresiko, lengkapilah pemeriksaan darah dan kolesterol.

2. Lakukanlah pemeriksaan testis untuk pria.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa hernia dan ketumbuhan yang abnormal.

19 – 39 tahun

1. Pemeriksaan testis untuk pria.

2. Pemeriksaan pap smear untuk wanita
Tes ini harus dilakukan secara berkala setiap tahunnya. Seorang wanita mulai dari usia 18 tahun atau saat seorang wanita mulai aktif secara seksual harus melakukanpemeriksaan ini. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi kanker serviks. Setelah tiga kali dites dan hasilnya normal, dokter Anda mungkin akan memperjarang pemeriksaan pap smear Anda.

3. Pemeriksaan payudara untuk wanita
Lakukanlah setiap bulan, khususnya pada hari ke-5 setelah dimulainnya menstruasi.

4. Pemeriksaan payudara secara klinis
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap 3 tahun sekali mulai saat Anda berusia 20 tahun.

5. Pemeriksaan kolesterol
Dilakukan setidaknya 5 tahun sekali.

40 – 49 tahun

1. Pemeriksaan tekanan darah (lakukan setiap tahun)

2. Pemeriksaan payudara dan mamografi secara klinis untuk wanita
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap tahun, ditunjang dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan.

3. Pemeriksaan pelvis atau pap smear untuk wanita
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap 1 hingga 3 tahun sekali.

4. Tes antigen khusus prostat
Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan oleh pria yang memiliki riwayat kanker dalam keluarga, mulai usia 40 tahun.

5. Tes urin (lakukanlah setiap 1 hingga 2 tahun)

6. Monitor gula darah
Pemeriksaan ini penting untuk menghindari hiperglikemia atau diabetes.

7. Tes densitas tulang untuk wanita
Lakukanlah pemeriksaan ini saat dimulainya menopause untuk mendeteksi osteoporosis.

8. Pemeriksaan kolesterol (setidaknya 5 tahun sekali).

9. Electrocardiogram (ECG)
Lakukanlah pemeriksaan ini, terutama yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Frekuensi pemeriksaan biasanya ditentukan oleh dokter.

Tes Kesehatan Sesuai Usia (50 – 64 tahun)

50 – 64 tahun

1. Pemeriksaan tekanan darah (lakukan setiap tahun).

2. Fecal occult blood testing (FOTB) dan flexible sigmoidoscopy
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap 5 tahun, atau kolonoskopi setiap 10 tahun untuk mendeteksi ada tidaknya kanker usus.

3. Tes antigen khusus prostat untuk pria
Lakukan tahunan bagi mereka yang tidak memiliki riwayat kanker dalam keluarga.

4. Pemeriksaan rectum digital untuk pria
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap tahun. Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kanker prostat.

5. Pemeriksaan kolesterol (setidaknya 5 tahun sekali).

6. Pemeriksaan glukoma (lakukan setiap 2 tahun).

7. Pemeriksaan payudara dan mamografi klinis untuk wanita
Lakukanlah pemeriksaan setiap tahun dan lanjutkan dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulannya.

8. Pemeriksaan testis untuk pria
Lakukanlah pemeriksaan ini setiap tahun, lakukanlah juga pemeriksaan testis sendiri untuk mendeteksi kanker testis.

9. Pemeriksaan kolesterol (setidaknya 5 tahun sekali).

10. Tes urin (Lakukanlah setiap 1 hingga 2 tahun).

11. Tes gula darah (lakukan setiap tahun).

12. Tes densitas tulang (lakukan setiap tahun).

13. ECG
Khususnya jika terdapat riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Frekuensi umumnya ditentukan oleh dokter Anda.

Monday, 29 September 2008

Vitamin A

Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang vital untuk menjaga kesehatan. Vitamin A tidak hanya bertanggung jawab pada kesehatan mata, tapi juga kekebalan tubuh. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan rendahnya respons imun, kesuburan, ganggguan pada pertumbuhan, serta rendahnya perkembangan mental.

Selain itu kelainan pada mata (xeroftalmia) dan buta senja merupakan sebagian contoh kekurangan vitamin A. Xeroftalmia berarti mata kering. Xeroftalmia timbul akibat kekeringan yang terjadi pada selaput lendir (konjungtiva) dan kornea (selaput bening) mata. Xeroftalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan. Sedangkan buta senja seringkali disebut sebagai rabun senja, rabun ayam, atau rabun malam.

Siapa yang rentan terkena xeroftalmia? Bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif / tidak mendapatkan pengganti ASI yang baik dan cukup baik dari segi jumlah maupun kualitasnya), bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) kurang dari 2, 5 kg, anak-anak yang kekurangan gizi, anak-anak yang menderita infeksi (TBC, campak, diare, pneumonia), anak-anak yang kurang / jarang makan makanan yang mengandung vitamin A. Selain bayi dan anak-anak, ibu hamil dan menyusui juga rentan terkena xeroftalmia.

Salah satu upaya untuk mencegah kekurangan vitamin A adalah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, seperti nabati (karoten), hewani (retinol). Sayuran berdaun hijau (kangkung, bayam, daun pepaya, dll), buah-buahan yang berwarna orange(wortel, pepaya), susu, daging, hati, telur. Vitamin A juga dapat ditemukan di suplemen, seperti susu bubuk, kapsul vitamin A.

Menurut hasil temuan para ahli di bawah koordinasi WHO (tahun 2000) dan pertemuan-pertemuan yang dikoorinasi oleh IVACG (International Vitamin A Consultative Group), anjuran pemberian vitamin A adalah sebagai berikut :

1. Bayi 0 hingga 6 bulan adalah sebanyak 3 X 50.000IU.

2. Bayi 6 hingga 11 bulan adalah sebanyak 100.000 IU (kapsul biru).

3. Bayi 12 hingga 59 bulan adalah sebanyak 200.0000 IU (kapsul merah.

4. Ibu masa nifas adalah sebesar 400.000 IU (2X 200.0000 IU pada hari yang berbeda).

5. Ibu setelah masa nifas (ada juga kemungkinan sebagian hamil) adalah sebesar 10.000 IU/hari atau 25.000 IU/minggu.

Xeroftalmia

Xeroftalmia berarti mata kering. Xeroftalmia timbul akibat kekeringan yang terjadi pada selaput lendir (konjungtiva) dan kornea (selaput bening) mata. Xeroftalmia yang tidak segera diobati dapat menyebabkan kebutaan. Xeroftalmia terjadi akibat kurangnya konsumsi vitamin A pada bayi, anak-anak, ibu hamil, dan menyusui.

Kebutaan terjadi secara bertahap. Demikian tahapannya :

Buta senja (XN)

Disebut juga rabun senja. Tidak terjadi kelainan pada mata (mata terlihat normal), hanya saja pengelihatan menjadi menurun saat senja tiba, atau tidak dapat melihat di dalam lingkungan yang kurang cahaya. Bagaimana cara mendeteksinya? Jika anak sudah dapat berjalan, ia sering membentur atau menabrak benda yang berada di depannya. Jika anak belum dapat berjalan, agak susah mendeteksinya. Biasanya anak akan diam memojok dan tidak melihat benda di depannya. Dengan pemberian kapsul vitamin A yang benar, maka pengelihatan akan dapat membaik selama 2 hingga 4 hari. Namun jika dibiarkan, maka akan berkembang ke tahap selanjutnya.

Xerosis konjungtiva (X1A)

Selaput lendir atau bagian putih bola mata tampak kering, keriput, dan berpigmentasi dengan permuikaan sehingga terlihat kasar dan kusam. Mata akan tampak kering atau berubah menjadi kecoklatan.

Xerosis konjungtiva dan bercak bitot (X1B)

X1B merupakan tanda-tanda X1A ditambah dengan bercak seperti busa sabun atau keju, terutama di daerah celah mata sisi luar. Mata penderita umumnya tampak bersisik atau timbul busa. Dalam keadaan berat, tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva (bagian putih mata), konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat, dan berkerut. Segeralah konsumsi atau berikan vitamin A kepada penderita. Anak dapat menjadi buta dalam waktu singkat. Dengan pemberian vitamin A yang baik dan pengobatan yang benar, bercak akan membaik selama 2 hingga 3 hari, dan kelainan mata akan menghilang dalam waktu 2 minggu.

Xerosis kornea (X2)

Kekeringan pada konjungtiva berlanjut hingga kornea (bagian hitam mata). Kornea tampak kering dan suram. Permukaan kornea tampak kasar. Umumnya terjadi pada anak yang bergizi buruk, menderita penyakit campak, ISPA, diare, dan sebagainya. Pemberian vitamin A yang benar akan membuat kornea membaik setelah 2 hingga 5 hari, dan kelainan mata akan sembuh selama 2 hingga 3 minggu.

Keratomalasia dan ulserasi kornea (X3A/ X3B)

Kornea melunak seperti buburdan terjadi ulkus kornea atau perlukaan. Tahap X3A bila kelainan mengenai kurang dari 1/3 permukaan kornea. Tahap X3B bila kelaiana mengenai sama atau lebih dari 1/ 3 permukaan kornea. Keadaan umum penderita sangatlah buruk. Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (pecahnya kornea). Bila penderita telah ditemukan pada tahap ini maka akan terjadi kebutaan yang tidak dapat disembuhkan.

Xeroftalmia scars (XS)

Disebut juga jaringan kornea. Kornea mata tampak memutih atau bola mata tampak mengempis. Jika penderita ditemukan pada tahap ini, maka kebutaan tidk dapat disembuhkan.

Psikopat hidup di sekitar kita

Bila seorang penjahat dalam aksi kriminalnya dilakukan dengan keji, kejam dan tak berperikemanusiaan maka orang pasti akan memvonis sebagai psikopat. Tetapi sebenarnya tidak semua pembunuh adalah psikopat dan tidak semua psikopat pembunuh. Sebenarnya lebih banyak lagi psikopat yang berkeliaran dan hidup di tengah-tengah masyarakat, bukan sebagai pelaku kriminal.

Selama ini mungkin tidak disadari psikopat ada di sekitar kita. Apakah tetangga, teman kerja atau bahkan pasangan serta anggota keluarga mengalaminya. Penyimpangan perilaku itu adalah sikap egois, tidak pernah mengakui kesalahan bahkan selalu mengulangi kesalahan, tidak memiliki empati, dan tidak punya hati nurani. Bila itu semua ada, maka kecurigaan psikopat layak diberikan.

Definisi

Psikopat adalah suatu gejala kelainan yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial. Selain psikopatik, ada gangguan antisosial, asosial, dan amoral yang masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial.

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan skizofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut "orang gila tanpa gangguan mental". Menurut penelitian sekitar 1 persen dari total populasi dunia mengidap psikopat. Beberapa orang ahli memprediksi tiga dari 10 laki-laki di Amerika Serikat dan satu dari 30 laki-laki di Inggris adalah psikopat. Prediksi ini didasarkan pada penelitiannya, yang sebagian besar respondennya adalah laki-laki.

Psikopat ditemukan di berbagai profesi dan kelas sosial, laki-laki dan perempuan. Karena yang dirugikan oleh kejahatannya tak hanya individu tetapi juga masyarakat luas, pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau di rumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.

Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, pemabuk, penjudi, penipu, pelaku kekerasan dalam rumah tangga, pelaku bunuh diri dan koruptor. Namun, kasus kriminal itu hanya terjadi pada sekitar 15-20 persen dari semua penderita psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

Penyebab

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab psikopat. Berbagai teori dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian “posterior hippocampal” dan peningkatan intensitas otak bagian “callosal white matter”. Teori lain adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut menciptakan karakter monster seorang psikopat.

Mungkin tidak terdapat kerusakan otak sebagai penyebab psikopatik. Tetapi terdapat anomali dalam cara psikopat memproses informasi. Dalam penelitian menggunakan MRI melalui pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada orang non-psikopat terlihat banyak sekali aktivasi di amigdala sedangkan pada psikopat tidak ada perbedaan sama sekali. Namun ada peningkatan aktivitas di area lain pada otak yaitu area ekstra-limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional di area otak tersebut.

Selain ada anomali di otak, faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan karakter psikopat. Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang menjadi brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka tidak bisa dikatakan psikopat. Ciri psikopat sebenarnya bisa dideteksi sejak kanak-kanak melalui berbagai perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak- anak ternyata merupakan warisan genetik. Penelitian terhadap anak- anak kembar menunjukkan, anak menunjukkan kecenderungan psikopatik dini. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 3.687 pasang anakkembar berusia tujuh tahun.

Gejala Psikopat

Terdapat tiga ciri utama yang biasanya melakat pada seorang psikopat, yakni egosentris, tidak punya empati, dan tidak pernah menyesal. Terdapat sepuluh karakter spesifik psikopat. Di antaranya adalah tidak memiliki empati, emosi dangkal, manipulatif, pembohong, egosentris, pintar bicara, toleransi yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan episodik, gaya hidup parasitik, dan melanggar norma sosial yang persisten. Seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Sejumlah penelitian menunjukkan, psikopat lebih suka menyiksa pasangan daripada membunuhnya. Dari sekian banyak pembunuhan dalam rumah tangga, hanya 2 persen yang pelakunya benar-benar seorang psikopat. Para psikopat umumnya tidak menyesal setelah melakukan aksinya. Hanya sedikit psikopat yang menyesal lalu memutuskan bunuh diri. Dari 2 persen psikopat yang melakukan pembunuhan, seperempatnya melakukan bunuh diri.

Selengkapnya gejala psikopat adalah sebagai berikut:

1. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.

2. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.

3. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar. Bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".

4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.

5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.

6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.

7. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.

8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.

9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.

10. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.

11. Sikap antisosial di usia dewasa.

Diagnosis

Tidak mudah mendiagnosa psikopat. Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokkan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan korban, atau pengamatan perilaku pasien dari waktu ke waktu. Pemeriksaan elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian. Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial. Dilakukan pengamatan perilaku dan kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan. Pemeriksaan psikotes untuk menilai tingkat kecerdasan. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.

MMPL (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah metode yang selama ini digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan jiwa secara umum, termasuk psikopat. Namun MMPL masih mempunyai kelemahan. Tidak sulit bagi seorang psikopat yang cerdas untuk merekayasa laporan dan berbohong. Akhirnya dikembangkan Psychopathy Checklist (PCL) dan versi revisinya Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R), untuk penilaian secara valid dan benar tentang psikopat. PCL-R merupakan metode yang sudah dilengkapi dasar-dasar interview semi-struktural dengan seseorang yang dicurigai sebagai psikopat, bersama-sama diolah dengan berbagai informasi tentang orang tersebut. Penilaian ditentukan dengan skala, mulai dari 0 artinya tidak ada indikasi psikopat hingga 2 yang artinya seseorang positif memiliki karakter psikopat. Total skor adalah 40, dan seseorang didiagnosa psikopat jika dia memiliki skor antara 30 hingga 40. Pada beberapa kasus, skor 25 juga sudah dikategorikan psikopat.

Terdapat sekitar 20 kriteria dalam PCL-R dalam menegakkan diagnosis psikopat. Di antaranya sebagai berikut: persuasif dan mempesona di permukaan, menghargai diri yang berlebihan, butuh stimulasi atau gampang bosan, pembohong yang patologis, menipu dan manipulatif, kurang rasa bersalah dan berdosa, emosi dangkal, kasar dan kurang empati, hidup seperti parasit, buruknya pengendalian perilaku, longgarnya perilaku seksual, masalah perilaku dini (sebelum usia 13 tahun), tidak punya tujuan jangka panjang yang realistis, impulsif, tidak bertanggung jawab atas kewajiban, tidak bertanggung jawab atas tindakan sendiri, pernikahan jangka pendek yang berulang, kenakalan remaja, melanggar norma dan keragaman kriminal.

Alat diagnosis lain yang digunakan berdasarkan teori yang sudah eksis (metode deduksi) adalah Primitive Defense Guide, Rorschach, ToM (Theory of Mind), SCT (Sentence Completion Test) dan NEO PIR.

Penanganan dan Pencegahan

Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru dalam tahap kompleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungkin adalan non-obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal.

Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya selama ini banyak terdapat di sekitar kita. Sekitar 1 dari 100 orang di dalam masyarakat adalah psikopat. Hampir seperlimanya akan berperilaku kriminal seperti pembunuh, pemerkosa, koruptor, pemabuk, atau penjudi. Mungkin salah satunya akan berpotensi menjadi “monster penjagal manusia”. Bila deteksi dini gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.

Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan tersebut bisa berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial. Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup di tengah masyarakat yang dekat dengan perbuatan kriminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan lain sebagainya.

Sedangkan lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan apakah berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan Peter C. dkk tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan, intoleransi makanan dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta ilmiah yang menarik dan sangat penting. Meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan mengapa beberapa faktor tersebut berkaitan. Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi tindak kekerasan dan kriminal tersebut seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif, gangguan tidur dan sebagainya. Ternyata banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada penderita alergi.

Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, impulsifitas hingga memperberat gejala penderita autisme dan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan diikuti oleh lingkungan fisik, biologis dan sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat lebih gampang terjadi. Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui faktor resiko dan gangguan perilaku pada usia anak untuk dilakukan pencegahan sejak dini.

Alergi Kulit

Sebagian besar orang pernah mengalami peradangan kulit atau dermatitis. biasanya kulit berwarna kemerahan, bengkak, lecet, muncul rasa gatal yang amat sangat di area kulit. Dermatitis kontak merupakan hasil kontak langsung dengan alergen (hal-hal lain yang menyebabkan terjadinya alergi pada kulit). Terdapat dua jenis dermatitis kontak, yaitu iritan dan alergik.

Dermatitis kontak iritan disebabkan oleh efek kimiawi langsung dari zat tertentu pada kulit. Tingkat keparahan dermatitis ini tergantung pada berapa lama zat tersebut kontak dengan kulit, tingkat konsentrasi zat, dan kerentanan kulit. Sedangkan dermatitis kontak alergik biasanya mengenai orang yang sensitif terhadap zat sehari-hari. Penyebab umum dari dermatitis ini adalah nikel (biasanya mempengaruhi wanita). Zat ini terdapat pada metal yang dikenakan atau menempel pada kulit, contohnya seperti perhiasan imitasi, dan lainnya. Beberapa jenis alergen lainnya adalah karet, krim, salep, dan lainnya.

Cobalah untuk menemukan penyebabnya. Jika memungkinkan hentikanlah kontak dengan zat penyebab. Mencari penyebab lebih mudah dilakukan pada dermatitis kontak iritan, karena masalah kulit yang timbul terbatas pada area yang benar-benar berkontak dengan iritan tersebut.Penyebab dermatitis kontak alergik bisa lebih luas sehingga pengidentifikasiannya juga lebih sulit. Perawatan dermatitis kontak biasanya melibatkan pengolesan salep, krim kortikosteroid (untuk waktu yang terbatas) dan antibiotik untuk infeksi sekunder.

Dermatitis atopik atau eksim mempengaruhi banyak orang, khusunya anak-anak. Gejala utamanya adalah kulit berwarna kemerahan, bengkak, gatal, dan kulit bersisik. Eksim biasanya terjadi pada area lipatan kulit, misalnya di lutut, bagian depan siku, belakang telinga. Pada anak kecil, eksim seringkali terjadi pada wajah dan kulit kepala. Penyebab eksim tidak dapat dipastikan. Pada beberapa kasus, eksim merupakan sejenis reaksi alergi, dan sering timbul pada mereka yang menderita asma. Eksim juga dapat terjadi pada beberapa orang dalam 1 keluarga. Pemicu utamanya beragam, seperti:

1. Perubahan suhu yang terlalu ekstrim

2. Iritasi produk

Waspadai Tulang Keropos

Osteoporosis (osteo = tulang, porosis = keropos) adalah kelainan pada tulang, yang ditandai dengan menurunnya massa tulang yang disertai dengan mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang hingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Akibatnya, dapat mengakibatkan patah pada tulang punggung, tulang pinggang dan pergelangan tangan.

Kebanyakan penderta osteoporosis adalah wanita terlebih yang sudah mengalami putus haid atau mereka yang telah membuang ovari (ganti indung telurnya). Golongan tersebut memang sangat rentan terkena osteoporosis mengingat hormon adalah penyebab penting penyakit ini. Dan, wanita berumur 55 tahun ke atas adalah golongan yang sangat beresiko tinggi.

Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan tulang keropos, diantaranya adalah usia tua (terutama diatas 55 tahun), wanita (terutama setelah monopause), etnis Asia, gaya hidup yang kurang aktif, kurus atau berpostur ramping, riwayat osteoporosis atau patah tulang akibat osteoporosis dalam keluarga, gangguan keseimbangan hormonal (estrogen), seperti menopouse dini atau operasi pengangkatan indung telur, perokok, sering mengonsumsi minuman beralkohol, penggemar minuman yang mengandung kafein, diet dengan asupan rendah kalsium, penggunaan obat-obatan seperti prednise / prednisolone, anti kejang (dilantin), kelainan / penyakit tertentu (hyperthyroidism/hipertiroid).

Osteoporosis merupakan jenis penyakit yang menyebab atau gejala-gejalanya tidak terlihat secara kasat mata / harus melalui pemeriksaan sinar X. Namun, bagi sebagian wanita berusia di atas 55 tahun, terkadang osteoporosis bisa menimbulkan gejala, seperti rasa pegal-pegal pada tulang terutama di daerah punggung atau pinggang. Jika hal ini terus dibiarkan, maka lama kelamaan akan terlihat postur tubuh yang bongkok / membungkuk, dengan bahu yang nampak bulat.

Bagi yang sudah terkena osteoporosis, tak perlu khawatir. Karena dapat meminimalkannya dengan cara diet cukup kalsium ( 1000-1500 mg per hari), intake vitamin D yang adekuat (400-800 IU per hari) serta melakukan aktifitas fisik atau latihan yang memadai.

Agar Makanan Aman

Sebenarnya, kenapa keamanan makanan penting? Disebabkan bakteri E. Coli, Salmonella dan Listeria (bakteri yang dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, sakti perut, mual, muntah dan dehidrasi), yang dapat mencemari makanan jika kurang dipersiaokan secara benar. Untuk itu, berikut tips agar makanan selalu aman untuk dikonsumsi.

1. Sesekali cek temperatur kulkas. Pastikan suhunya di bawah 5 ºC dan freezer harus bersuhu paling tidak 0 ºC, agar bakteri tidak dapat berkembang baik.

2. Simpan daging, ayam dan ikan dalam kantong plastik terpisah, agar cairannya tidak bercampur dengan makanan lain.

3. Segera makan atau bekukan daging, ayam dan ikan dalam waktu dua hari.

4. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun sebelum mempersiapkan makanan dan segera setelah mengolah daging, ayam dan ikan mentah atau produk telur.

5. Gunakan peralatan yang terpisah untuk memasak dan menghidangkan daging, ayam, ikan atau telur (atau cuci dulu peralatan dengan air panas dan sabun sebelum digunakan.

6. Cairkan es pada daging dengan memindahkan dari freezer ke kulkas bagian bawah atau dengan microwave. Jangan menggeletakkannya begitu saja pada suhu ruang.

7. Segera masak daging, ayam dan ikan setelah tidak beku.

Nyamuk, Suka Bau Badan

Larva nyamuk berkembang biak di air. Anopheles (penyebab malaria) berkembang biak di air tawar, sedangkan aedes (penyebab demam berdarah) berkembang biak di genangan air kotor. Oleh karena itu, Anda harus lebih berhati-hati pada musim penghujan.

Nyamuk yang seringkali menggigit kita adalah nyamuk betina. Ia memerlukan darah demi kelangsungan hidupnya. Ia memerlukan darah untuk menghasilkan telur. Sedangkan nyamuk jantan lebih suka menghisap madu bunga. Air liur nyamuk mengandung beberapa bahan termasuk di antaranya adalah antikoagulan, berfungsi agar darah tidak menggumpal. Antikoagulan tersebut disuntikkan melalui kulit yang digigit, sehingga membuat kulit sekitarnya gatal dan membengkak.

Nyamuk mudah sekali terangsang dengan berbagai hal, di antaranya :

1. Kulit yang berkeringat
2. Kulit yang lembab
3. Bau badan tertentu
4. Bau karbondioksida yang dikeluarkan pada saat kita tidur
5. Bau nafas

Gunakan losion anti nyamuk untuk melindungi anak Anda dari gigitan nyamuk, dibandingkan dengan obat anti nyamuk dalam bentuk semprotan atau mat. Kandungan minyak yang terdapat di dalam lotion anti nyamuk dapat melindungi anak Anda. Namun berhati-hati saat mengoleskannya ya, terlebih lagi bila dikenaan bersamaan dengan losion perlindungan terhadap matahari.

Para peneliti berpendapat bahwa bahan-bahan kimia yang terkandung di dalam obat anti nyamuk bersigat aman jika digunakan dengan tepat. Namun losion perlindungan untuk tabir surya menyerap bahan-bahan kimia yang digunakan oleh lotion anti nyamuk dua kali lebih besar. Jika kedua lotion tersebut digunakan secara bersamaan, dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping. Contohnya, ruam kulit, tekanan darah rendah, disorientasi. Yang aman, oleskanlah lotion pelindung terhadap matahari sebelum menggunakan lotion anti nyamuk.

Makan Tepat, Tidur Pun Nyenyak

Insomnia atau kesulitan memejamkan mata di malam hari dapat menurunkan produktivitas di kantor. Untuk mengurangi risikonya, coba kelola makanan dengan tips berikut:

Jauhi Makanan Pemicunya

1. Kafein dalam kopi, juga dalam coklat (meski lebih sedikit) dapat membuat terus terjaga. Hindari seluruh sumber kafein selama 2 minggu. Kalau ternyata bisa tidur lebih nyenyak, teruskan kebiasaan ini terlebih jika sangat sensitif terhadap kafein.

2. Konsumsi menu makan malam yang lebih ringan. Perut yang terlalu penuh dapat menyembabkan mudah terbangun.

3. Jangan Tidur Dengan Perut Kosong. Meski makan berlebihan tak dianjurkan, jangan pula pergi tidur dengan perut lapar. Untuk itu makanlah 1 jam sebelum tidurakan lebih mudah tertidur.

4. Hindari Makanan Pedas atau Bergas Tinggi. Apapun yang mengacaukan pencernaan dapat menyebabkan sulit tidur.

5. Jangan minum Alkohol terlebih tengah malam. Segelas wine mungkin saja aman, tapi jika lebih dari itu, dapat berisiko terbangun tengah malam atau tidak bisa tidur nyenyak.

Ingin sehat, langsing, dan Sukses Menyusui?

Hati-hati dengan banyak cara atau program yang ditawarkan agar Anda langsing kembali setelah melahirkan.

Beberapa pendapat mengenai "langsing" :

Menurut dr. Tanya Rotikan, Sp.KO , dari Bagian Kedokteran Olahraga, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, "Langsing atau bentuk tubuh ideal adalah kondisi di mana perbandingan antara tinggi dan berat badan sesuai. Jumlah lemak di tubuh juga berada dalam batas-batas normal. Jadi, secara keseluruhan orang tersebut memang tampak proporsional dan menarik dipandang."

Dr. Sri Sukmaniah, MSc. dari Bagian Ilmu Gizi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berpendapat bila menggunakan indeks massa tubuh, "langsing" berada dalam rentang 19 hingga 23.

Dewasa ini sudah semakin banyak tawaran program melangsingkan tubuh setelah melahirkan di pasaran. Contohnya saja : tanpa obat, tanpa suntik, tanpa diet ketat, tanpa olahraga berat, dan berhasil dalam waktu singkat. Apakah benar?

Menurut dr. Sri, Program pelangsingan yang berlebihan dapat mengganggu fungsi jantung, ginjal, hati, atau usus, karena ada kemungkinan protein jaringan ikut digunakan sebagai sumber energi. Padahal, di dalam tubuh, prioritas penggunaan energi berasal dari karbohidrat dan lemak. Jika cara melangsingkan tubuh seperti itu dibiarkan dalam jangka waktu yang lama, maka otot-otot Anda akan habis. Jika yang digunakan adalah protein dari jaringan otot yang penting akibatnya dapat sangat membahayakan, misalnya otot jantung. Begitu juga dengan fungsi ginjal dan hati, akan terganggu karena hasil metabolisme protein banyak zat racunnya. Oleh karena itu, tujuan utama dari semua program pengaturan berat badan sebaiknya adalah untuk kesehatan.

Jangan mudah tergiur untuk mengikuti program pelangsingan tubuh tertentu. Perhatikan terlebih dahulu untung ruginya, dan pelajari bagaimana cara kerja program tersebut. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter. Karena masalah kelebihan berat badan setelah melahirkan tidak hanya selesai dengan menjadi langsing saja, namun juga Anda menjadi sehat dan sukses menyusui.

Jangan Takut Menyusui Jika Anda Terkena Diabetes

DM atau kencing manis timbul akibat adanya peningkatan kadar gula darah (glukosa) yang disebabkan kekurangan insulin atau gangguan fungsi insulin. Gejala klasik yang dapat ditemui pada penderita DM adalah :

1. Rasa haus yang berlebihan

2. Sering kencing terutama pada malam hari

3. Berat badan turun drastis

4. Cepat merasa lapar

5. Tubuh terasa lemah

6. Kesemutan pada jari tangan dan kaki

7. Gatal-gatal

8. Penglihatan kabur

9. Luka atau bisul yang sukar sembuh

10. Keputihan

Ibu dengan diabetes dianjurkan untuk menyusui bayinya, karena kegiatan ini bermanfaat bagi kesehatan mereka berdua, antara lain :

1. Bayi yang mendapat ASI paling sedikit selama 3 bulan pertama kehidupannya, berisiko lebih kecil menderita DM tipe 1 dan mengalami kegemukan saat ia dewasa.

2. Ibu menyusui yang sebelumnya mengalami DM gestasional berkurang risikonya menderita diabetes di masa yang akan datang. Perlu diketahui, DM gestasional merupakan faktor risiko terjadinya DM tipe 2.

3. Perubahan hormon dalam tubuh dapat membantu mencegah meningkatnya kadar gula darah dan membuat ibu merasa lebih baik. Misalnya, hormon oksitosin yang dilepaskan selama ibu menyusui, dapat membantu menghilangkan stres yang biasa dialami ibu setelah melahirkan. Asal Anda tahu, stres dapat memicu peningkatan kadar gula darah.

Dari fakta di atas, Anda yang menderita DM kini tak perlu ragu lagi. Segera susui bayi setelah ia lahir. Bila kondisinya tidak memungkinkan Anda menyusuinya secara langsung, misalnya bayi lahir prematur dan harus dimasukkan ke dalam inkubator, maka perawat rumah sakit dapat membantu memberi ASI perah dengan menggunakan sendok.

Jenis Pengangkatan Indung Telur

Di bawah ini beberapa jenis pengangkatan indung telur yang bisa Anda pertimbangkan. Antara lain :

1. Histerektomi Subtotal
Pada jenis ini hanya bagian atas rahim yang diangkat. Leher rahim (serviks) tidak diangkat. Saluran telur dan indung telur mungkin diambil, mungkin juga tidak. Setelah operasi dilakukan, wanita yang bersangkutan tetap perlu melakukan pop smear secara rutin untuk deteksi dini terjadinya kanker leher rahim.

2. Histerektomi Total
Histerektomi secara total merupakan operasi untuk mengangkat rahim, sekaligus leher rahim. Indung telur dapat diangkat, dapat tidak diangkat.

3. Radikal Histerektomi
Radikal Histerektomi diperuntukkan bagi pasien dengan kondisi ganas, misalnya saja kanker. Pengangkatan seluruh rahim, kedua saluran telur, dan indung telur, juga dapat dilakukan melalui perut. Mengingat penyebaran kanker sulit diduga, pengangkatan juga dapat meliputi organ atau bagian sistem lain, contohnya kelenjar getah bening.

Jangan Korbankan Bayi Anda Jika Ingin Sehat dan Langsing Saat Menyusui !

Selama hamil, seorang ibu memang harus naik berat badannya, antara lain karena ada pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim, dan peningkatan volume darah. Selain itu, ada cadangan gizi ibu untuk persiapan masa menyusui, yaitu paling tidak untuk memenuhi kebutuhan bayi selama ASI eksklusif, atau sekitar 4 hingga 6 bulan pertama kehidupan bayi. "Cadangan itu tentu tidak akan habis begitu saja sesudah melahirkan, malah harus dipertahankan agar produksi ASI sebanyak 800 hingga 1200 ml sehari itu bisa tercapai," kata dr. Sri, yang mengambil gelas S2-nya di University of London, Inggris.

Setelah melahirkan, normalnya berat badan ibu akan kembali ke berat badan sebelum hamil. Tapi, proses tersebut perlu waktu. Dr. Sri mengingatkan, "Untuk 6 bulan pertama, tidak usah terburu-buru menurunkan berat badan. Karena, pada saat itu, tugas seorang ibu adalah memberikan ASI yang cukup kepada bayinya. Justru di sini ibu harus makan dalam kuantitas dan kualitas yang betul-betul cukup. Kalau tidak, bayi yang jadi taruhannya! Bisa-bisa dia kekurangan zat gizi yang dibutuhkannya untuk tumbuh kembang secara optimal."

Jadi, kapan Anda boleh mulai melangsingkan tubuh? "Setelah 6 bulan, Anda baru boleh mulai berdiet. Pada saat ini, bayi sudah mendapat makanan tambahan. Tapi tetap harus diingat, diet pun ada aturan mainnya. Yang paling baik dan tidak akan mengganggu kesehatan Anda adalah, turunkan berat badan sebanyak ½ hingga 1 kilo dalam seminggu."

Selain diet, cepat tidaknya bentuk tubuh langsing kembali, juga tergantung gaya hidup Anda setelah melahirkan. Apakah Anda kembali ke aktivitas sebelumnya? Apakah melakukan olahraga secara teratur? "Bila Anda melakukan diet yang seimbang, yakni asupan kalori sesuai kebutuhan, plus berolahraga, maka penurunan berat badan akan lebih cepat ketimbang berdiet saja atau berolahraga saja," saran dr. Tanya.

Jadi, setelah nifas atau saat tubuhnya sudah kembali seperti sebelum hamil, ibu bisa mulai melakukan latihan yang betul-betul ditujukan untuk menurunkan berat badan. Dr. Tanya yang juga berkantor di KONI DKI Jakarta ini mengingatkan, "Yang penting, semua aktivitas, baik olahraga maupun kerja di kantor, tidak dilakukan berlebihan. Karena, kalau berlebihan, akan mengurangi produksi ASI."

"Selain motivasi yang kuat akan bentuk tubuh yang ideal , pemahaman kesehatan juga penting. Maksudnya, apa pun yang Anda lakukan untuk badan Anda, tujuannya harus sehat," kata dr. Sri.

Dr. Sri punya kiat. Bila Anda ingin menurunkan berat badan, buat saja catatan harian. Catatan tersebut berisi semua makanan dan aktivitas yang dilakukan selama 24 jam. Lalu, timbanglah berat badan seminggu sekali. Cara ini akan membuat Anda selalu waspada, dan juga bisa mengevaluasi sejauh mana keberhasilan Anda.

"Bila catatan menggambarkan berat badan tidak turun-turun, itu berarti usahanya kurang tepat. Kalau latihan aerobik dan diet dilakukan dengan benar, pasti berhasil. Atau, yang bersangkutan sedang masuk fase plateau (masa tidak ada kemajuan), yang biasanya berlangsung 2 hingga 4 minggu. Bila Anda tetap menjalankan latihan dan dietnya, maka berat badan akan turun lagi. Kalau tidak turun-turun lagi, artinya masih overweight, mungkin perlu obat, dan ini harus di bawah pengawasan dokter," saran dr. Sri.

Yang pasti, bila upaya untuk menjadi langsing kembali ini dilakukan dengan sehat dan tepat, ada begitu banyak manfaat yang akan Anda dan si kecil peroleh. Selain produksi ASI lancar, tubuh Anda akan bugar, nyaman, serta energi bertambah untuk mengasuh bayi.

Demam tifoid pada anak: apa yang perlu diketahui?

Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever) diketahui lebih tinggi pada negara yang sedang berkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam tifoid atau tifus abdominalis banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid masih merupakan penyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Demam tifoid erat kaitannya dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19 tahun.

Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah mortalitas (kematian) demam tifoid pada anak lebih rendah bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan gejala klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa. Demam tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.

Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K) dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan bahwa anak usia sekolah yang sudah bisa jajan sendiri merupakan yang paling rentan terinfeksi demam tifoid. “Anak di bawah usia 5 tahun biasanya yang memberikan makanan adalah ibunya, tentunya ibunya memberikan yang bersih, tidak sembarangan beli. Sementara kalau bayi kan belum makan, belum jajan, masih minum ASI,” kata Prof. Sri.

Gejala Klinis Demam Tifoid

Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, mulai dari gejala yang ringan sekali sehingga tidak terdiagnosis, dengan gejala yang khas (sindrom demam tifoid), sampai dengan gejala klinis berat yang disertai komplikasi. Gejala klinis demam tifoid pada anak cenderung tidak khas. Makin muda umur anak, gejala klinis demam tifoid makin tidak khas. Umumnya perjalanan penyakit berlangsung dalam jangka waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2 minggu.

“Pada orang dewasa, gejala klinis demam tifoid cenderung berat. Tetapi pada anak kecil makin tidak berat. Anak sekolah di atas usia 10 tahun mirip seperti gejala klinis orang dewasa, yaitu panas tinggi sampai kekurangan cairan dan perdarahan usus yang bisa sampai pecah (perforasi),” ujar Prof. Sri.

Beberapa gejala klinis yang sering terjadi pada demam tifoid adalah sebagai berikut:

Demam
Demam atau panas merupakan gejala utama demam tifoid. Awalnya, demam hanya samar-samar saja, selanjutnya suhu tubuh turun naik yakni pada pagi hari lebih rendah atau normal, sementara sore dan malam hari lebih tinggi. Demam dapat mencapai 39-40 °C.
Intensitas demam akan makin tinggi disertai gejala lain seperti sakit kepala, diare, nyeri otot, pegal, insomnia, anoreksia, mual, dan muntah. Pada minggu ke-2 intensitas demam makin tinggi, kadang terus-menerus. Bila pasien membaik maka pada minggu ke-3 suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal kembali pada akhir minggu ke-3.
Perlu diperhatikan bahwa tidak selalu ada bentuk demam yang khas pada demam tifoid. Tipe demam menjadi tidak beraturan, mungkin karena intervensi pengobatan atau komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak khususnya balita, demam tinggi dapat menimbulkan kejang.

Gangguan saluran pencernaan
Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang lama. Bibir kering dan terkadang pecah-pecah. Lidah terlihat kotor dan ditutupi selaput kecoklatan dengan ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor, pada penderita anak jarang ditemukan. Umumnya penderita sering mengeluh nyeri perut, terutama nyeri ulu hati, disertai mual dan muntah. Penderita anak lebih sering mengalami diare, sementara dewasa cenderung mengalami konstipasi.

Gangguan kesadaraan
Umumnya terdapat gangguan kesadaran berupa penurunan kesadaran ringan. Sering ditemui kesadaran apatis. Bila gejala klinis berat, tak jarang penderita sampai somnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis. Pada penderita dengan toksik, gejala delirium (mengigau) lebih menonjol.

Hepatosplenomegali
Pada penderita demam tifoid, hati dan atau limpa sering ditemukan membesar. Hati terasa kenyal dan nyeri bila ditekan.

Bradikardia relatif dan gejala lain
Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1 °C tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif tidak sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.
Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot (bintik kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala klinis yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Rose spot pada anak sangat jarang ditemukan.

Komplikasi Demam Tifoid

Menurut Prof. Sri, pada akhir minggu ke-2 sampai masuk minggu ke-3 merupakan masa yang berbahaya. Pada minggu ke-2 atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai dari yang ringan sampai berat bahkan kematian. Dengan terapi yang tepat, banyak penderita yang sembuh dari demam tifoid. Namun tanpa terapi yang tepat, beberapa penderita mungkin tidak selamat dari komplikasi demam tifoid.

Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada demam tifoid adalah:

Perdarahan usus dan perforasi
Perdarahan usus dan perforasi merupakan komplikasi serius dan perlu diwaspadai dari demam tifoid yang muncul pada minggu ke-3. Sekitar 5 persen penderita demam tifoid mengalami komplikasi ini. Perdarahan usus umumnya ditandai keluhan nyeri perut, perut membesar, nyeri pada perabaan, seringkali disertai dengan penurunan tekanan darah dan terjadinya syok, diikuti dengan perdarahan saluran cerna sehingga tampak darah kehitaman yang keluar bersama tinja.
Perdarahan usus muncul ketika ada luka di usus halus, sehingga membuat gejala seperti sakit perut, mual, muntah, dan terjadi infeksi pada selaput perut (peritonitis). Jika hal ini terjadi, diperlukan perawatan medis yang segera.

Komplikasi lain yang lebih jarang
o Pembengkakan dan peradangan pada otot jantung (miokarditis).
o Pneumonia.
o Peradangan pankreas (pankreatitis).
o Infeksi ginjal atau kandung kemih.
o Infeksi dan pembengkakan selaput otak (meningitis).
o Masalah psikiatri seperti mengigau, halusinasi, dan paranoid psikosis.
Prof. Sri menjelaskan, ada 2 jenis komplikasi pada demam tifoid, yakni komplikasi yang terjadi di luar usus dan di dalam usus.

Komplikasi di luar usus
Anak dengan panas tinggi umumnya tidak mau makan karena ada diare. Sehingga dapat terjadi kekurangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit. Usahakan cairan yang masuk harus banyak, baik air putih, teh manis, jus buah atau susu. Panas yang tinggi juga dapat mengakibatkan anak kejang (kejang karena demam).

Komplikasi di dalam usus
Luka di dalam usus dapat menimbulkan perdarahan sehingga tinja berdarah. Usus yang luka ini dapat pecah. Gejala lainnya berupa perut kembung dan panas tinggi sampai tidak sadar.

Penyebab Demam Tifoid

Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Sementara demam paratifoid yang gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih ringan, disebabkan oleh Salmonella paratyphi A, B, atau C. Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Penyebaran demam tifoid terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam tifoid.

Di beberapa negara berkembang yang masih menjadi daerah endemik demam tifoid, kasus yang terjadi umumnya disebabkan pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk. Infeksi terjadi jika anda mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita demam tifoid yang tidak mencuci tangan dengan baik setelah ke toilet. Infeksi dapat juga terjadi dengan meminum air yang telah tercemar bakteri Salmonella.

Walaupun telah diobati dengan antibiotik, sejumlah kecil penderita yang sembuh dari demam tifoid akan tetap menyimpan bakteri Salmonella di dalam usus dan kantung empedu, bahkan selama bertahun-tahun. Orang ini disebut sebagai carrier kronis yang dapat menyebarkan bakteri melalui tinja mereka dan dapat menginfeksi orang lain. Perlu diwaspadai bahwa seorang carrier tidak memiliki gejala demam tifoid.

“Penularan yang paling berbahaya dari tinja. Misalnya kita jajan, kalau yang mengelola jajanan itu jorok, setelah ke toilet tidak cuci tangan dengan sabun kemudian dia membuat makanan, pasti makanan itu akan tercemar Salmonella. Atau dia memakai air yang kurang bagus, misalnya air sumur yang tercemar,” jelas Prof. Sri.

Diagnosis Demam Tifoid

Diagnosis pasti demam tifoid atau bukan diperoleh dengan identifikasi Salmonella typhi melalui kultur darah. Sampel untuk kultur dapat diambil dari darah, sumsum tulang, tinja, atau urin. Sampel darah diambil saat demam tinggi pada minggu ke-1. Sampel tinja dan urin pada minggu ke-2 dan minggu selanjutnya. Kultur memerlukan waktu kurang lebih 5-7 hari. Sampel ditanam dalam biakan empedu (gaal culture).

“Sekali kita diagnosis demam tifoid, betul-betul harus kita eradikasi, jangan sampai nantinya jadi carrier. Untuk diagnosa pasti demam tifoid, harus diperiksa bakteri Salmonella typhi ada atau tidak. Kalau hasilnya positif, sudah pasti sakit (demam tifoid) dan itu harus diobati dengan benar. Kultur harus disebutkan terhadap Salmonella, karena memerlukan media empedu, jadi bukan sembarang kultur,” ungkap Prof. Sri.

Bila positif ditemukan bakteri Salmonella typhi, maka penderita sudah pasti mengidap demam tifoid. Kultur sumsum tulang belakang merupakan tes yang paling sensitif untuk Salmonella typhi. Kultur sampel tinja dan urin dimulai pada minggu ke-2 demam dan dilaksanakan setiap minggu. Bila pada minggu ke-4 biakan tinja masih positif maka pasien sudah tergolong carrier.

Prof. Sri menambahkan, pada orang dewasa, bakteri Salmonella dapat bersembunyi di kantung empedu sehingga orang tersebut menjadi carrier. Seorang carrier mengidap kuman Salmonella tetapi dia tidak sakit. Sewaktu-waktu Salmonella ini dapat keluar bersama empedu jika carrier mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak. Pada waktu empedu keluar, bakteri Salmonella juga ikut keluar, sehingga terus saja dibuang melalui tinja. Orang yang seperti ini yang berpotensi menularkan demam tifoid. Sumber carrier ini umumnya orang dewasa yang mempunyai Salmonella di kantung empedu. Anak biasanya jarang sekali menjadi carrier.

Pengobatan Demam Tifoid

Penderita demam tifoid dengan gejala klinik jelas sebaiknya dirawat di rumah sakit. Di samping untuk optimalisasi pengobatan, hal ini bertujuan untuk meminimalisasi komplikasi dan mencegahan pencemaran dan atau kontaminasi.

Tirah baring
Penderita yang dirawat harus tirah baring (bed rest) dengan sempurna untuk mencegah komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila gejala klinis berat, penderita harus istirahat total.

Nutrisi
o Cairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan. Cairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.
o Diet
Diet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendah selulosa (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur lunak, tim, dan nasi biasa.

Terapi simptomatik
Terapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan keadaan umum penderita, yakni vitamin, antipiretik (penurun panas) untuk kenyamanan penderita terutama anak, dan antiemetik bila penderita muntah hebat.

Antibiotik
Antibiotik segera diberikan bila diagnosis telah dibuat. Antibiotik merupakan satu-satunya terapi yang efektif untuk demam tifoid. Antibiotik yang diberikan sebagai terapi awal adalah dari kelompok antibiotik lini pertama untuk demam tifoid. Sampai saat ini kloramfenikol masih menjadi pilihan pertama, berdasarkan efikasi dan harga. Kekurangannya adalah jangka waktu pemberiannya yang lama, serta cukup sering menimbulkan carrier dan relaps. Kejadian carrier dan relaps pada anak jarang dilaporkan.

Antimikroba lini pertama untuk demam tifoid adalah:
o Kloramfenikol.
o Ampisillin atau Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil).
o Trimetroprim-Sulfametoksazol (Kotrimoksazol).
Jika pemberian salah satu anti mikroba lini pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti dengan anti mikroba yang lain atau dipilih anti mikroba lini kedua.

Antimikroba lini kedua untuk demam tifoid adalah:
o Seftriakson (diberikan untuk dewasa dan anak)
o Cefixim (efektif untuk anak)
o Quinolone (tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 18 tahun karena dinilai mengganggu pertumbuhan tulang).
Untuk antibiotik, Prof. Sri sedikit mengingatkan tentang masalah resistensi antibiotik. Multi drug resistance terjadi jika sudah terjadi resistensi kuman terhadap 2 di antara 3 antibiotik lini pertama. “Tapi kalau kasus demam tifoid pada anak, di RSCM, sampai saat ini kita masih berikan kloramfenikol atau kotrimoksazol. Untuk kasus yang berat baru kita berikan sefalosporin,” jelas Prof. Sri.

Pengobatan terhadap demam tifoid pada anak harus dilakukan secara tuntas. Umumnya diperlukan terapi antibiotik dosis tinggi selama 10 hari. Anak dapat dirawat di rumah sakit selama 5 hari, bila panasnya sudah turun, sudah mau makan, dan tidak ada komplikasi, maka 5 hari berikutnya anak dapat dirawat di rumah. Namun pasien harus tetap disiplin minum obat, karena kalau tidak, kuman Salmonella tidak mati. “Yang namanya pengobatan eradikasi itu betul-betul harus tuntas, jangan sampai kambuh, kemudian jadi carrier”, tegas Prof. Sri.

Pencegahan Demam Tifoid

Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap anggota masyarakat tidak tertular oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:

• Mengobati secara sempurna pasien dan carrier demam tifoid.
• Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan.
• Perlindungan dini agar tidak tertular.

Demam tifoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. “Orang Indonesia itu umumnya cuci tangan setelah makan, padahal harusnya sebelum makan. Setelah makan, tangannya kotor, baru dicuci. Tapi kalau sebelum makan dia lupa. Padahal tangan itu paling kotor, kena segala macam. Lewat tangan kita bisa memindahkan kuman. Di sinilah kesadaran kita masih kurang,” sesal Prof. Sri.

Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam tifoid:

• Cuci tangan.
Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan demam tifoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air (diutamakan air mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau mempersiapkan makanan atau setelah menggunakan toilet. Bawalah pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak tersedia air.

• Hindari minum air yang tidak dimasak.
Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik tifoid. Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh bagian luar botol atau kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa menambahkan es di dalamnya. Gunakan air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan tidak menelan air di pancuran kamar mandi.

• Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.
Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada yang telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah buah dan sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah dan sayuran tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar sebaiknya tidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air untuk mencuci, pilihlah buah yang dapat dikupas.

• Pilih makanan yang masih panas.
Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang. Yang terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan makanan yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari penjual di jalanan yang lebih mungkin terkontaminasi.

Jika anda adalah pasien demam tifoid atau baru saja sembuh dari demam tifoid, berikut beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:

• Sering cuci tangan anda.
Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari penyebaran infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir) dan sabun, kemudian gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.

• Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.
Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali sehari.

• Hindari memegang makanan.
Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata bahwa anda tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan atau fasilitas kesehatan, anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes memperlihatkan anda tidak lagi menyebarkan bakteri Salmonella.

• Gunakan barang pribadi yang terpisah.
Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci dengan menggunakan air dan sabun.

Pencegahan dengan Vaksinasi

Di banyak negara berkembang, tujuan kesehatan masyarakat dengan mencegah dan mengendalikan demam tifoid dengan air minum yang aman, perbaikan sanitasi, dan perawatan medis yang cukup, mungkin sulit untuk dicapai. Untuk alasan itu, beberapa ahli percaya bahwa vaksinasi terhadap populasi berisiko tinggi merupakan cara terbaik untuk mengendalikan demam tifoid.

Membuat tubuh kebal melalui vaksinasi merupakan bagian dari upaya perlindungan diri dari penularan demam tifoid. Sampai saat ini vaksin tifoid oral baru diprioritaskan untuk pelancong, tenaga laboratorium mikrobiologis, dan tenaga pemasak/penyaji makanan di restoran atau hotel. Namun mengingat demam tifoid dengan morbiditas cukup tinggi, vaksinasi terhadap tifoid sudah harus dipertimbangkan pemberiannya sejak anak-anak, setelah mereka mengenal jajanan yang tidak terjamin kebersihannya.

Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid, yakni:

Vaksin oral Ty 21a
Vaksin yang mengandung Salmonella typhi galur Ty 21a. Vaksin ini tersedia dalam kapsul yang diminum selang sehari dalam 1 minggu, 1 jam sebelum makan. Vaksin ini dikontraindikasikan pada wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais, sedang demam, sedang minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun. Lama proteksi dilaporkan 5 tahun.

Vaksin parenteral sel utuh
Vaksin ini mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan yang mengandung kurang lebih 1 milyar kuman setiap mililiternya. Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu. Efek samping yang dilaporkan adalah demam, nyeri kepala, lesu, dan bengkak dengan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin ini di kontraindikasikan pada keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama. Vaksin ini sudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama perlindungan yang pendek.

Vaksin polisakarida
Vaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella. Mempunyai daya proteksi 60-70 persen pada orang dewasa dan anak di atas 5 tahun. Vaksin ini tersedia dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol isotonik. Vaksin diberikan secara intramuskular dan diperlukan pengulangan (booster) setiap 3 tahun. Vaksin ini dikontraindikasikan pada keadaan hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2 tahun.

Di Indonesia, vaksinasi tifoid termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi yang dianjurkan. Menurut Prof. Sri yang juga adalah Ketua Satgas Imunisasi IDAI, vaksinasi tifoid masih dianjurkan, yang artinya belum disediakan secara gratis oleh pemerintah. Vaksin tifoid yang diberikan ke anak umumnya adalah vaksin polisakarida dalam bentuk injeksi. Vaksin tifoid ini harus diulang setiap 3 tahun sekali, dan pasien terkadang lupa jika tidak diingatkan. Anak dianjurkan diberikan vaksin tifoid jika sudah berumur lebih dari 2 tahun, dimana antibodi anak sudah siap menerima vaksin yang disuntikkan dan sudah mulai terpapar oleh bakteri Salmonella dari makanan (jajanan) yang tercemar.

Suatu saat nanti, mungkin saja Indonesia bebas dari demam tifoid. Menurut Prof. Sri, hal yang penting adalah penyediaan air minum yang bersih. Air yang digunakan untuk minum dan dikonsumsi harus direbus dulu sampai mendidih. Ini menyangkut edukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan.

Pria dan ancaman kanker prostat

Prostat adalah kelenjar sebesar buah kenari yang letaknya tepat di bawah kandung kemih dan hanya ada pada kaum pria. Prostat adalah penghasil sebagian besar cairan di dalam air mani (semen) yang menjaga sperma agar tetap hidup.

Kelenjar prostat mulai berkembang sebelum bayi lahir dan akan terus berkembang hingga mencapai usia dewasa. Perkembangan prostat dipengaruhi oleh hormon seks pria, yaitu androgen. Hormon androgen yang utama adalah testosteron.

Seiring dengan meningkatnya usia, testosteron akan menyebabkan prostat secara perlahan membesar. Prostat yang membesar tersebut dapat menghambat aliran air seni melewati uretra (pembuluh yang membawa air seni dari kandung kemih), sehingga mempersulit atau memperlambat keluarnya air seni sewaktu buang air kecil. Kondisi ini disebut pembesaran prostat jinak (Benign Prostatic Hyperplasia/BPH), namun pembesaran prostat jinak bukanlah kanker.

Disebut sebagai kanker prostat jika sel-sel kelenjar prostat berkembang secara abnormal tidak terkendali sehingga mendesak dan merusak jaringan di sekitarnya. Menurut American Cancer Society, pada umumnya, kanker prostat berkembang dengan perlahan. Berdasarkan hasil otopsi di Amerika, pria usia lanjut yang meninggal karena suatu penyakit, ternyata juga menderita kanker prostat tetapi mereka tidak menyadarinya. Dalam studi ini juga dijelaskan sekitar 70-90% penderita kanker prostat tersebut berusia 80 tahun.

Gejala Tidak Khas

Kanker prostat tidak memberikan gejala yang khas pada stadium awal. Hal inilah yang menyebabkan banyaknya kasus kanker prostat yang tidak terdeteksi hingga kanker tersebut menyebar (metastasis) di luar prostat. Gejala yang timbul tergantung dari stadium kanker dan sejauh mana kanker prostat telah menyebar.

Gejala awal kanker prostat yakni muncul keluhan berkemih (kencing) yang disebabkan kanker telah menekan kandung kemih atau uretra. Namun keluhan berkemih ini juga banyak ditemui pada penyakit terkait prostat lainnya, seperti pembesaran prostat jinak dan infeksi prostat (prosatitis). Sehingga untuk membedakan antara kanker prostat, pembesaran prostat jinak dan infeksi prostat diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Keluhan berkemih yang muncul seperti sering kencing dengan pancaran air seni melemah dan sering tidak tuntas. Adanya kanker pada prostat dapat menyebabkan darah keluar di urin atau air mani (semen). Kanker prostat yang telah menyebar ke kelenjar getah bening di panggul dapat menyebabkan kaki bengkak dan rasa tidak nyaman di daerah panggul. Sementara kanker prostat stadium lanjut yang telah menyebar ke tulang akan menimbulkan rasa sakit pada tulang yang tidak kunjung hilang, patah tulang, dan tekanan pada tulang belakang.

Kenali Faktor Risiko

Penyebab kanker prostat masihlah belum jelas. Namun penelitian telah menemukan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat. Dengan mengetahui faktor risiko dapat membantu menentukan kapan sebaiknya Anda melakukan skrining kanker prostat. Faktor risiko tersebut diantaranya adalah:

Usia
Merupakan faktor risiko terbesar kanker prostat. Kanker prostat jarang terjadi pada pria di bawah 40 tahun, namun risiko kanker prostat akan meningkat setelah usia 50 tahun. Dua dari tiga kasus kanker prostat ditemukan pada pria usia 65 tahun.

Ras/etnis
Orang berkulit hitam memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker prostat dibandingkan orang berkulit putih.

Riwayat keluarga
Jika ayah atau saudara laki-laki Anda menderita kanker prostat, maka risiko Anda akan meningkat lebih dari dua kali lipat. Risiko akan semakin tinggi jika Anda memiliki kerabat yang terdiagnosa kanker prostat di bawah 65 tahun.

Diet
Diet tinggi lemak dan obesitas (kegemukan) akan meningkatkan risiko kanker prostat. Teorinya, lemak akan meningkatkan produksi hormon testosteron yang akan membantu perkembangan sel kanker prostat.

Pentingnya Deteksi Dini

Oleh karena penyebab kanker prostat belum diketahui secara jelas, pencegahan terhadap kanker prostat saat ini belum sepenuhnya dapat dilakukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan deteksi dini kanker prostat sehingga akibat yang fatal dapat dihindari.

American Cancer Society menyarankan pemeriksaan kanker prostat setiap tahun bagi pria di atas usia 50 tahun, pria yang paling sedikit masih mempunyai harapan hidup sekurang-kurangnya 10 tahun, dan pria muda yang memiliki risiko tinggi kanker prostat. Jika Anda berkulit hitam dan memiliki riwayat keluarga dengan kanker prostat, maka Anda dapat mulai melakukan pemeriksaan saat usia 45 tahun.

Pemeriksaan tahunan dapat mendeteksi kanker prostat secara dini, sehingga lebih mudah untuk melakukan pengobatan. Jika ditemukan lebih dini, kanker prostat dapat sembuh. Di sinilah pentingnya deteksi dini kanker prostat. Pemeriksaan ini mencakup pemeriksaan colok dubur dan tes PSA.

Pemeriksaan colok dubur (Digital Rectal Examination/DRE)
Dengan menggunakan sarung tangan, dan jari yang diberi pelumas, dokter akan memeriksa prostat anda, apakah membesar dan ada benjolan. Prosedur pemeriksaan colok dubur ini mungkin menimbulkan rasa tidak enak sedikit, namun ini merupakan pemeriksaan yang cepat dan mudah.

Tes PSA (Prostate-Specific Antigen/antigen khusus prostat)
Tes darah ini bertujuan untuk mengukur kadar protein yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat. Bila kadarnya tinggi mengindikasikan kanker prostat. Namun peningkatan kadar PSA kadang juga dapat disebabkan oleh pembesaran prostat, infeksi atau peradangan prostat.

Jika nilai tes PSA anda tinggi, maka dokter akan menyarankan melakukan biopsi prostat untuk mengetahui apakah Anda benar menderita kanker prostat. Biopsi prostat dilakukan untuk mendapatkan sampel jaringan prostat yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya sel kanker. Pemeriksaan ultrasonik (transrectal ultrasound) merupakan cara lain untuk mendeteksi kanker prostat.


Terapi yang Dapat Dipilih

Ada beberapa pilihan terapi kanker prostat. Pada beberapa pria, kombinasi terapi, misalnya pembedahan diikuti dengan radiasi atau radiasi dikombinasikan dengan terapi hormon, memberikan hasil yang baik. Terapi terbaik untuk tiap pria penderita kanker prostat dapat saja berbeda, tergantung dari seberapa cepat kanker menyebar, usia, dan harapan hidup. Di samping itu, keunggulan dan potensi efek samping terapi perlu juga dipertimbangkan.

Pilihan terapi penanganan kanker prostat diantaranya:

Watchful waiting
Diperlukan tes PSA, pemeriksaan colok dubur, dan biopsi prostat rutin untuk memonitor perkembangan kanker prostat. Selama dilakukan watchful waiting, tidak diberikan terapi medis apapun. Watchful waiting merupakan pilihan jika kanker Anda tidak memperlihatkan gejala, diharapkan berkembang dengan sangat lambat, kanker berukuran kecil dan hanya terdapat di satu area prostat.

Radiasi
Dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi untuk membunuh sel-sel kanker. Kekurangannya, terapi ini dapat juga mempengaruhi jaringan sehat yang lain.

Terapi hormonal
Terapi hormon dimaksudkan untuk mencegah tubuh memproduksi hormon seks pria, yakni testosteron yang dapat menstimulasi perkembangan sel kanker prostat. Terapi hormonal banyak digunakan pada kanker prostat stadium lanjut untuk memperkecil ukuran kanker dan memperlambat perkembangan kanker.

Pengangkatan kelenjar prostat
Pengangkatan kelenjar prostat melalui pembedahan (prostatektomi radikal) dilakukan untuk kanker yang masih terbatas pada kelenjar prostat saja.

Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan bahan kimia untuk mencegah perkembangan sel-sel kanker. Kemoterapi digunakan pada kasus kanker prostat yang telah menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Bagi pria yang telah dijatuhi vonis kanker prosat, ini merupakan hal yang menakutkan. Kanker prostat tidak hanya akan mempengaruhi kualitas hidup mereka, namun juga karena terapi yang dilakukan dapat mengakibatkan efek samping seperti masalah kontrol berkemih (mengompol) dan yang paling menakutkan pria adalah disfungsi ereksi (impotensi).

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko Anda terkena kanker prostat, diantaranya:

Kurangi konsumsi lemak
Diet tinggi lemak diketahui terkait dengan kanker prostat. Jadi, batasi konsumsi lemak anda dan mulailah perbanyak konsumsi buah, sayur, dan serat yang dapat membantu menurunkan risiko kanker prostat.

Berolahraga dengan teratur
Secara umum, berolah raga dengan teratur dapat menurunkan risiko terkena kanker, termasuk kanker prostat. Olah raga terbukti memperkuat sistem daya tahan tubuh, memperbaiki sirkulasi darah, dan mencegah obesitas.

Metode persalinan pengaruhi kekebalan tubuh anak

Metode persalinan mana yang akan anda pilih? Normal atau melalui bedah Caesar? Mungkin di antara anda belum banyak yang mengetahui, bahwa metode persalinan yang dipilih ternyata berpengaruh terhadap kekebalan tubuh buah hati anda nantinya. Mengapa demikian?

Professor Patricia Conway dari University of New South Wales, Australia, memaparkan bahwa bayi yang dilahirkan dengan metode Caesar, membutuhkan waktu kira-kira enam bulan untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi lahir normal, sehingga bayi Caesar memiliki risiko lebih tinggi terhadap berbagai jenis penyakit.

"Metode persalinan mempengaruhi perkembangan mikrobiota usus, yang selanjutnya akan berdampak pada daya tahan tubuh anak," papar Prof. Conway dalam diskusi bertema Metode Persalinan Berpengaruh pada Pembentukan Mikrobiota Saluran Pencernaan dan Kekebalan Tubuh Buah Hati di Hotel Gran Melia, Jakarta, 3 Juli 2008 yang lalu.

Saat baru lahir, saluran cerna bayi lahir normal nyaris steril, bebas kuman. Pada proses persalinan normal, bakteri dari ibu dan lingkungan sekitar membentuk kolonisasi pada saluran cerna anak. Pada persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang lama yang melibatkan kontraksi berjam-jam. Sebagai imbasnya bayi kontak secara alami dengan mikroflora normal ibu dan kemudian mikrobiota itu berkoloni di ususnya. Mikrobiota pada saluran cerna bayi yang baru lahir yang memegang peran utama mengaktifkan sistem kekebalan adalah kelompok Bifidobacteria dan Lactobacilli.

Sebaliknya pada bayi yang lahir Caesar, proses persalinan dilakukan di ruangan steril. Bayi diambil langsung dari rahim ibu tanpa kontak dengan area rektum dan vagina ibu, jadi tidak ada kesempatan kontak dengan mikrobiota normal di jalan lahir. Selain itu, untuk menghindari infeksi pascaoperasi, ibu biasanya diberi antibiotik yang disalurkan ke bayinya melalui plasenta. Akibatnya kolonisasi bakteri menguntungkan (probiotik) di
saluran cerna terhambat. Padahal inisiasi koloni bakteri yang diperoleh bayi saat persalinan normal berpengaruh kuat pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalannya.

Karena tidak terjadi kontak dengan jalan lahir ibu, yang sebenarnya merupakan modal awal sebagai senjata ketahanan tubuh, bayi yang terlahir melalui bedah Caesar memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi dan penyakit alergi.

Terdapat konsep bahwa selama proses persalinan normal akan terjadi transfer bakteri dari vagina dan usus ibu ke dalam usus bayi yang akan menyebabkan peningkatan koloni bakteri di dalam usus bayi dan bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir.

Manfaat lainnya adalah melindungi bayi baru lahir dari infeksi bakteri yang berbahaya, membantu proses pencernaan bayi baru lahir dan juga membantu untuk menghasilkan vitamin yang sangat diperlukan bagi bayi baru lahir tersebut. Proses ini merupakan proses perlindungan alamiah bagi bayi baru lahir. Proses transfer bakteri bermanfaat dari ibu ke bayi tidak akan terjadi jika persalinan dilakukan dengan cara bedah Caesar.

Persalinan Caesar Bukannya Tanpa Risiko

Metode persalinan merupakan hal yang sangat penting, karena sangat terkait dengan angka kematian dan angka kesakitan baik bagi ibu maupun bagi bayi yang baru dilahirkan. Metode persalinan yang umum dilakukan ada dua, yakni persalinan normal (melalui jalan lahir ibu) dan bedah Caesar (proses kelahiran yang bukan dari jalan lahir normal, yaitu dengan cara menyayat bagian bawah perut hingga rahim).

Persalinan dengan bedah Caesar terkait dengan kematian ibu, 3 kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal. Angka kematian langsung akibat persalinan Caesar adalah sekitar 5,8 per 100.000 persalinan. Persalinan dengan bedah Caesar memiliki angka kesakitan lebih tinggi yaitu sekitar 27.3 permil (per 1000) dibandingkan dengan persalinan normal yang hanya sekitar 9 permil saja.

Peningkatan risiko kesakitan bagi ibu hamil akibat persalinan Caesar yang dibandingkan dengan persalinan normal adalah sebagai berikut:
• 5 kali lebih besar untuk mengalami henti jantung.
• 3 kali lebih besar untuk dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi).
• 3 kali lebih besar untuk mengalami infeksi masa nifas.
• 2,3 kali lebih besar untuk mengalami komplikasi anestesi.
• 2,2 kali lebih besar untuk mengalami sumbatan pembuluh darah.
• 2,1 kali lebih besar untuk mengalami perdarahan banyak yang seringkali berakhir dengan pengangkatan rahim.
• 1,5 kali lebih besar untuk lebih lama dirawat di rumah sakit.
Peningkatan risiko tidak hanya terjadi pada ibu, namun juga terjadi peningkatan risiko bagi bayi yang baru lahir terkait dengan cara persalinan Caesar. Adapun risiko yang dialami oleh bayi baru lahir akibat persalinan Caesar adalah risiko kematian bayi, risiko gangguan pernafasan bayi, risiko trauma bayi, dan risiko gangguan otak bayi. Risiko yang dialami bayi baru lahir terkait persalinan Caesar adalah 3,5 kali lebih besar dibandingkan dengan persalinan normal.

Dr. Andon Hestiantoro SpOG(K) dari Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM menjelaskan bahwa persalinan Caesar di rumah sakit pemerintah saat ini sekitar 11-15 persen sementara di rumah sakit swasta dapat mencapai 30-40 persen.

Melakukan bedah Caesar untuk persalinan merupakan fenomena yang saat ini meluas di kota-kota besar di Indonesia. Beragam alasan melatarbelakangi semakin banyaknya ibu yang memilih persalinan dengan bedah Caesar.

Menurut Dr. Andon, seharusnya persalinan Caesar dilakukan atas dasar indikasi medis. Namun saat ini terjadi kecenderungan lain untuk indikasi persalinan dengan bedah Caesar. Indikasi tersebut seringkali tidak sesuai dengan indikasi medis.

Berikut beberapa indikasi medis persalinan Caesar:
• Indikasi ibu
Eklampsia (kejang dalam kehamilan); panggul sempit; plasenta menutupi jalan lahir; kelainan jantung pada ibu; persalinan macet; perdarahan banyak selama kehamilan; infeksi dalam rahim; dinding rahim yang menipis akibat bedah Caesar atau operasi rahim sebelumnya; tumor dirahim, di indung telur atau di vagina yang menghalangi jalan lahir.
• Indikasi janin
Gawat janin; bayi besar; bayi letak lintang; kehamilan triplet atau lebih; kembar siam; janin hidrosepalus.
Beberapa indikasi bedah Caesar yang tidak sesuai dengan indikasi medis:
• Faktor sosial
Suami terlampau cemas dan menganggap istrinya tidak sanggup melahirkan normal; suami kuatir vagina istri menjadi longgar; riwayat infertilitas; memilih waktu dan tanggal kelahiran.
• Faktor pemahaman ibu hamil yang salah
Lebih nyaman melahirkan dengan bedah Caesar karena tidak sakit; melahirkan Caesar lebih aman dibandingkan dengan persalinan normal; melahirkan Caesar bayi lebih pintar; kKuatir untuk dilakukan vakum atau forseps pada persalinan normal; kuatir kepala bayi terjepit saat persalinan normal.

ASI Mengandung Probiotik

Saluran cerna yang sehat banyak didominasi oleh koloni bakteri baik yang lazim disebut probiotik. Agar probiotik di saluran cerna mampu tumbuh dan berkembang dengan baik dan mengenyahkan dominasi bakteri jahat, maka dibutuhkan prebiotik yang berfungsi sebagai makanannya.
Pada bayi lahir normal yang diberi ASI (air susu ibu), bakteri probiotik mendominasi 99% mikrobiota usus. Pada bayi Caesar yang juga mendapat ASI, bakteri baik ini kurang dominan, dan biasanya digantikan oleh bakteri jenis lain yang kurang diinginkan, yaitu Clostridium atau Enterobacter.

Kekurangan bakteri probiotik berarti juga kurangnya 'latihan yang cukup' dari sistem kekebalan tubuh adaptif dan biasanya berpengaruh pada sistem imun terkait penyakit seperti alergi dan infeksi. Tidak heran, bayi yang kekurangan bakteri probiotik di ususnya lebih mudah sakit.

Bayi lahir Caesar butuh waktu beberapa lama, kira-kira enam bulan, untuk mencapai mikrobiota usus yang serupa dengan bayi yang lahir normal. “Hasil-hasil penelitian menunjukkan bayi-bayi yang dilahirkan secara Caesar memiliki waktu pembentukan mikrobiota saluran cerna yang tertunda serta memiliki risiko terhadap berbagai jenis penyakit yang lebih tinggi,” tambah Prof. Conway

Ada dua cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan dominasi bakteri baik di saluran cerna bayi, yakni dengan memberikan suplemen bakteri baik secara langsung dan mendukung pertumbuhan bakteri baik yang sudah ada di usus dengan pemberian makanan yang tepat.

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi. Saat ini telah diketahui bahwa air susu ibu juga mengandung bakteri-bakteri yang menguntungkan (probiotik) di samping karbohidrat tertentu yang mendukung pertumbuhan Bifidobacteria. "Ini berarti bahwa ASI tidak hanya mendukung pertumbuhan bakteri yang menguntungkan tetapi juga mensuplai bakteri-bakteri menguntungkan tersebut secara langsung ke bayi," tegas Prof. Conway.

ASI terbukti mengandung komposisi zat gizi yang mendukung pertumbuhan bakteri baik (rendah protein, tinggi rasio whey/casein, tinggi kadar laktosa, rendah fosfat, dimana kondisi ini lazim disebut 'bifidogenik'). Selain itu pada sejumlah penelitian terakhir terlihat bahwa ASI juga mengandung probiotik tertentu.

Tidaklah berlebihan jika ada pendapat yang menyatakan bahwa hadiah pertama lahirnya bayi ke dunia adalah bakteri dari sang ibu (baik dari rahim, jalan lahir dengan persalinan normal), dan ASI. Sayangnya, banyak bayi kurang mendapatkan ASI yang kaya probiotik dan mengandung prebiotik untuk menunjang kehidupan bakteri baik di saluran cerna, misalnya bayi prematur dan bayi yang tidak mendapat ASI karena alasan tertentu (misalnya ibu menderita HIV/AIDS dan tidak boleh menyusui bayinya).