Saturday, 27 October 2007

Hormon Melatonin Terdapat Pada Buah Anggur

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli yang berasal dari Milan, Italy mempublikasikan temuannya dalam Journal of the Science of Food and Agriculture tentang ditemukannya komponen penting yang terdapat pada buah anggur, yaitu hormon melatonin. Selama ini melatonin hanya diketahui terdapat pada manusia dan hewan mamalia yang dibentuk dari glandula pineal di otak, traktus gastrointestinal dan retina.

Temuan ini menunjukkan bahwa ternyata hormon melatonin juga terdapat pada tumbuhan. Kadar hormon melatonin pada darah manusia sekitar 20 picogram per mililiter pada pagi hari dan 55 pg/ml pada malam hari (1 picogram = 1/triliun gram). Hormon melatonin ini memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan anti kanker.

Marcello Iriti dan Mara Rossoni dari Universitas Milan bersama dengan Franco Faoro dari institut di Virologia Vegetale, Milan melakukan penelitian terhadap 8 jenis anggur, dan ditemukan tingginya kadar melatonin pada kulit anggur jenis Nebbiolo, Merlot, Cabernet Savignon, Sangiovesse dan Croatina, dimana jenis anggur ini adalah jenis yang sering digunakan untuk pembuatan minuman anggur merah (red wine). Dari sekian banyak jenis anggur yang tertinggi kandungan melatoninnya adalah yang berjenis Nebbiolo.

Dari temuan ini dapat dijelaskan bahwa mereka yang rutin minum satu atau dua gelas red wine pada sore hari akan memingkatkan kadar melatonin, sehingga orang tersebut dapat tidaur pulas, meskipun bila red wine diminum dalam jumlah yang besar akan mengurangi rasa kantuk, hal ini disebabkan pengaruh dari alkohol.

Dr. Iriti menjelaskan bahwa kandungan melatonin pada wine dapat membantu meregulasi ritme sirkardian, sama seperti melatonin yang diproduksi glandula pineal pada mamalia.

Penelitian berikutnya akan menguji apakah melatonin yang terdapat pada anggur juga memiliki manfaat yang sama dengan hormon melatonin.

Terhadap kondisi insomnia, melatonin dapat menjadi terapi yang diharapkan dapat mengatasi gangguan sulit tidur tersebut. Pada kondisi insomnia, para ahli meneliti ditemukannya kadar sinyal kimia yang disebut cytokine interleukin-6 mengalami peningkatan. Interleukin-6 ini merupakan cytokine pro inflamatory yang menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler dan beberapa penyakit lainnya. Para ahli tersebut telah menemukan bahwa kurang tidur berhubungan dengan produksi interleukin-6 pada siang dan malam hari.

Melatonin yang diproduksi glandula pineal akan memberikan respon terhadap gangguan tersebut. Akibat rangsangan yang berasal dari aliran darah, hormon melatonin ini akan keluar dan menimbulkan keinginan untuk tidur. Saat ini telah diproduksi dalam bentuk suplemen oral untuk membantu mengatasi siklus gangguan tidur seperti pada kondisi jet lag, dimana siklus sirkadian normal dari tidur dan bangun mengalami perubahan akibat perubahan lingkungan.

No comments: