Wednesday, 10 October 2007

Hipertensi

Walaupun hidup dengan lifestlye yang tidak sehat, terkadang kita sering terbuai oleh kondisi tubuh yang kelihatannya tetap bugar dan sehat, padahal itu sama dengan melambaikan tangan kepada penyakit untuk menghampiri Anda...

Sudah seminggu terakhir ini, Willy (35 tahun), seorang pialang saham, selalu mengeluh pusing. Tetapi kali ini bukan karena masalah pekerjaan yang cukup menyita waktu dan pikirannya. Awalnya ia merasa derita yang sering muncul ini, mampu diatasi hanya dengan obat penghilang sakit kepala yang dijual bebas. Namun, derita tersebut hanya hilang sekejap. Belum lagi, ia selalu merasa sesak nafas ketika hendak naik ke ruangannya yang berada di lantai dua. Tak tahan didera dengan sakit kepala dan sesak nafas yang sudah mulai mengganggu kinerjanya ini, ia akhirnya memeriksakan diri.

Ternyata dari dokter yang memeriksanya diketahui bahwa Willy mengidap gejala hipertensi. Dari pemeriksaan tekanan darah, diketahui bahwa tekanan darah Willy sebesar 150/100 mmHg - terhitung sudah diambang batas normal. Dari pemeriksaan darah juga diketahui Willy menderita kolesterol. Alangkah terkejutnya Willy mengetahui bahwa dirinya menderita tekanan darah tinggi. Walaupun fisiknya relatif gemuk, dan memiliki kebiasaan merokok sejak kuliah, namun selama ini Willy selalu tidak mengalami masalah yang mengganggu kesehatan.

Memang, menurut Dr. Hananto Adriantoro, Sp JP, FIHA, dokter spesialis jantung pembuluh darah ini, hipertensi adalah silent killer, karena tidak menimbulkan gejala sehingga seseorang tidak menyadari dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. "Selain kebiasaan merokok yang sulit dilepaskan, kolesterol tinggi juga turut menaikkan faktor resiko seseorang mengalami hipertensi menjadi lebih besar," jelas dokter yang berdinas di Pusat Jantung Nasional Harapan Kita ini. Selain faktor gaya hidup yang tidak sehat, ada faktor resiko dari hipertensi yang tidak bisa dikontrol seperti usia, ras, dan riwayat keluarga.

Darah diangkut dari jantung ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Tekanan darah adalah kekuatan dorongan darah terhadap dinding arteri. Setiap saat jantung berdetak (sekitar 60-70 kali per menit saat istirahat) ia akan memompa darah ke dalam arteri. Tekanan darah yang normal adalah sama dengan atau kurang dari 120/80 mmHg. Hipertensi diindikasikan oleh tekanan darah yang mencapai atau melebihi 140/90 mmHg. Sekali seseorang dinyatakan hipertensi, maka biasanya itu akan berlangsung seumur hidup. Tetapi bukan berarti bahwa orang tersebut harus menderita seumur hidup karena hipertensi bisa dikontrol.

Dokter Hananto menjelaskan akibat penyakit hipertensi yang tidak terkontrol, akan berbahaya karena bisa disusul masalah komplikasi lainnya. "Bila pengidap hipertensi tidak dapat mengontrolnya, maka dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, hingga impotensi seumur hidup," urai dokter kelahiran Beijing, 4 November 1957 ini.

Karena tekanan berlebihan pada dinding arteri dapat merusak pembuluh darah, dan akibatnya rusaknya organ vital tubuh. Bila yang terjadi adalah penyumbatan atau putusnya pembuluh darah di otak, maka resikonya bisa terkena serangan stroke. Bila terjadi penyumbatan pembuluh aorta yang ada di jantung, maka resikonya adalah serangan jantung atau gagal jantung.

Salah satu akibat hipertensi adalah rusaknya pembuluh darah arteri pudenda, yaitu pembuluh darah yang mengalirkan darah ke alat kelamin pria. "Akibatnya bila pembuluh darah ini rusak, tertutup, bahkan putus, mengakibatkan disfungsi ereksi permanen alias seumur hidup. Karena alat kelamin tidak dapat ereksi akibat tidak adanya aliran darah yang menuju ke batang kelamin. Mau minum obat kuat ratusan butir juga tidak berpengaruh," kata dokter sambil tersenyum.

Ubah Gaya Hidup

Memang cepat lambat rusaknya pembuluh darah itu berbeda setiap orangnya. Namun, bila seseorang telah divonis menderita hipertensi, tidak cukup hanya dengan minum obat. Karena hipertensi tidak dapat diobati, tetapi bisa dikontrol. Karena itu, obat penurun tekanan darah ini harus digunakan dalam jangka panjang, bahkan seumur hidup. Selain itu, patut diingat bahwa obat tidak akan berpengaruh tanpa adanya perubahan gaya hidup.

Sementara untuk pengobatan tanpa obat, antara lain dapat dilakukan dengan mengubah pola makan dengan menjalankan diet rendah garam, kolesterol, dan lemak jenuh. Untuk perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan peredaan stres emosional, berhenti merokok dan alkohol, serta latihan fisik secara teratur.

American Heart Association menyarankan konsumsi maksimum garam sebanyak satu sendok teh per hari. Sementara lemak memang dibutuhkan tubuh namun dalam jumlah kecil yaitu untuk menjaga tubuh tetap berfungsi karena itu konsumsi lemak disarankan kurang dari 30% dari konsumsi kalori setiap hari.

Pola makan yang rendah potasium magnesium menjadi salah satu faktor pemicu tekanan darah tinggi. Buah-buahan dan sayuran segar adalah sumber terbaik bagi kedua nutrisi tersebut. Tidak heran dokter menyarankan memperbanyak buah-buahan dan sayuran untuk menurunkan tekanan darah. Dalam sebuah penelitian yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition ditemukan pria yang makan sedikitnya satu porsi per hari sereal dari jenis padi-padian kecil kemungkinan terkena penyakit jantung hingga 20%.

Semakin banyak konsumsi jenis padi-padian, semakin rendah resiko penyakit koroner termasuk tekanan darah tinggi. Satu langkah penting menurunkan tekanan darah tinggi dan menghindari komplikasi akibat hipertensi adalah sesederhana memilih roti gandum alih-alih makan beras putih atau beras merah.

Tidak diragukan meningkatkan aktivitas dapat menurunkan resiko tekanan darah tinggi. Anda tidak perlu berolahraga layaknya seorang atlet, cukup 30 sampai 45 menit lima hari dalam seminggu cukup untuk menurunkan hipertensi.

Memang perubahan gaya hidup sehat sulit dilakukan secara singkat, namun lebih efektif dalam mengontrol tekanan darah Anda. Jadi, hindari faktor pencetus hipertensi atau Anda bisa mengalami nasib hilangnya kejantanan Anda seumur hidup. The choice is yours...

Anda beresiko hipertensi, bila:

- Kelebihan berat badan.
- Memiliki gaya hidup tidak sehat (merokok, minum alkohol, suka menyantap makanan high cholesterol, stress).
- Berusia diatas 45 tahun (pria), wanita diatas 55 tahun.
- Mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi.
- Termasuk golongan pra hipertensi (tekanan darah diantara 120/80-140/90 mmHg).

Kiat mengontrol hipertensi:

- Melakukan diet rendah garam dan banyak makan sayuran, buah-buahan dan makanan rendah lemak.
- Kurangi berat badan hingga mencapai berat ideal.
- Melakukan olahraga teratur.
- Berhenti merokok.
- Berhenti konsumsi alkohol.

No comments: