Saturday, 8 September 2007

Konsumsi Telur Ternyata Menyehatkan

Konsumsi telur ternyata dapat menurunkan berat badan dan tidak menyebabkan penyakit jantung koroner. Demikian hasil penelitian dari sembilan studi yang telah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah Experimental Biology, pada bulan Mei 2007.

Hasil penelitan-penelitian tersebut mendukung manfaat nutrisi dari konsumsi telur termasuk dalam menurunkan berat badan. Telur juga diketahui menghasilkan kolin untuk pengembangan dan fungsi otak atau memori, yang merupakan bahan esensial yang biasanya kurang dalam diet.

Berikut ini hasil penemuan yang dipresentasikan dalam seminar tersebut :

Telur dalam menu sarapan dapat membantu menurunkan berat badan

Sebuah trial kontrol acak yang dipimpin oleh Nikhil V. Dhurandhar, Ph.D., seorang wakil professor pada departemen infeksi dan obesitas di Lousiana state of University’s Pennington Biomedical Research Center, menemukan bahwa wanita yang overweight atau obesitas yang mengonsumsi dua telur saat sarapan (selama lima hari atau lebih dalam seminggu) selama delapan minggu berturut-turut, sebagai bagian dari diet 1.000 kalori :

  • Hilang 65 % kelebihan berat badannya
  • 83 % penurunan dalam lingkar pinggulnya
  • Perbaikan lebih besar dalam tingkat energinya dibandingkan diet lain yang mengonsumsi roti saat sarapan dengan jumlah kalori yang sama

Studi tersebut menambahkan hasil temuan dari studi sebelumnya yang dipublikasikan dalam Journal of the American College of Nutrition, yang menemukan bahwa telur dalam menu sarapan akan lebih mengenyangkan dan mengurangi keinginan makan lagi dibandingkan sarapan pagi dengan roti dalam jumlah kalori yang sama.

Menutupi kekurangan kolin dengan telur

Para peneliti di Iowa State of University menguji asupan kolin dalam diet khusus penduduk Amerika dan menemukan bahwa asupan sehari-hari jauh dari angka asupan kecukupan (adequate intake) bagi anak-anak, pria, wanita dan wanita hamil.

Hanya 10% atau kurang populasi yang mengonsumsi kolin mendekati jumlah yang direkomendasikan. Studi yang menguji asupan kolin dalam populasi tersebut sangat penting karena kolin adalah nutrisi esensial yang diperlukan untuk fungsi normal seluruh sel dan otak kita.

Hasil temuan bahwa asupan kolin cukup rendah pada wanita hamil adalah penting, seperti pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kolin dapat membantu perkembangan otak dan memori pada janin. The National Academy of Sciences merekomendasikan peningkatan kolin bagi wanita hamil (550 mg) dan ibu menyusui (450 mg).

Sebuah studi terpisah yang dipresentasikan pada National Data bank Conference menemukan bahwa asupan kolin semakin menurun berdasarkan umur. Orang tua berumur 71 tahun atau lebih mengonsumsi sekitar 264 mg/ hari (kira-kira setengah dosis kolin yang disarankan, yaitu 550 mg/ hari untuk pria dan 425 mg/ hari untuk wanita).

Kedua studi itu merekomendasikan peningkatan konsumsi makanan yang merupakan sumber baik kolin untuk menutupi kekurangan konsumsi kolin.

Rekomendasi telur dalam pandangan ke depan (perspektif)

Para peneliti mulai menantang pembatasan konsumsi telur berdasarkan studi yang menguji kolesterol harian dan lemak jenuh secara bersamaan. Penelitian efek kolesterol harian menunjukkan efek yang tidak bermakna pada risiko penyakit jantung.

Sebuah studi yang dilakukan oleh konsultan ilmiah Exponent di Washington menyimpulkan bahwa kontribusi telur terhadap penyakit jantung koroner tidak bermakna. Telur hanya berkontribusi 0.6 % pada pria dan 0.4 % pada wanita terhadap penyakit jantung koroner ketika faktor risiko lain diasumsikan.

No comments: