Mungkin cukup banyak orang yang belum memahami bahwa gangguan saluran kemih sebenarnya tidak selalu berkaitan dengan penyakit menular akibat hubungan seksual, namun bisa juga menyerang anak-anak.
Infeksi saluran kemih pada anak seringkali luput dari perhatian orangtua, khususnya pada bayi dibawah satu tahun, karena tanda-tandanya sulit dikenali. Biasanya si bayi hanya sering menangis dan kehilangan nafsu makan. Tanda-tanda yang lebih jelas bisa dilihat dari kebiasaannya menangis kesakitan setiap kali buang air kecil. Tanda yang sering muncul dan mudah dikenali adalah warna kemerahan di sekitar kelamin dan lubang kencing yang terlihat membengkak. Gejala lainnya bisa ditandai dari kencing yang tersendat, warna air kencing yang keruh dan bau lebih menyengat daripada air kencing biasa.
Infeksi saluran kemih bisa terjadi akibat berkembangnya kuman akibat infeksi dari tubuh bagian bawah yang naik ke atas, seperti infeksi saluran cerna yang menyebar ke daerah sekitar perineal kemudian menyerang saluran kemih dan masuk ke ginjal. Pada keadaan tersebut, infeksi sudah bisa digolongkan sebagai infeksi saluran kemih atas. Penyebaran infeksi juga bisa terjadi secara hematogen melalui darah atau saluran limfe. Pemicunya cukup banyak, misalnya sumbatan di berbagai organ seperti ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih), kandung kemih, katup-katup uretra (saluran dari kandung kemih ke luar tubuh), ginjal, dan berbagai jenis tumor. Sedangkan secara refluks bisa disebabkan karena adanya aliran balik dari ureter dimana air seni akan kembali ke ureter dan memungkinkan terbawanya kuman-kuman tertentu yang seharusnya dibuang ke luar tubuh.
Bila sudah dikenali gejalanya, pemeriksaan urin secara lengkap sebaiknya dilakukan dan bila perlu harus dilakukan pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis kuman serta resistensinya terhadap berbagai macam pengobatan yang ada. Penanganan infeksi saluran kemih meliputi pemberian obat pada kasus-kasus ringan hingga operasi bila ada keterlibatan organ tertentu sebagai pemicunya. Pada tahap yang sangat lanjut atau sudah terjadi kerusakan ginjal, tindakan hemodialisa atau transplantasi terpaksa harus dilakukan.
Satu hal yang sebaiknya diingat selama pengobatan berlangsung adalah menjaga kecukupan cairan melalui konsumsi air putih dalam jumlah yang optimal dan tidak menahan kencing serta tindakan-tindakan lainnya yang berkaitan dengan optimalitas daya tahan tubuh si anak. Anjuran tersebut merupakan tindakan pencegahan agar infeksi tidak sampai terjadi hingga menyebabkan berbagai gangguan pada saluran kemih anak.
Friday, 1 April 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment