Hasil penelitian tersebut masih merupakan hal yang dini namun kelompok ilmuwan di Lembaga Biologi molekular dan sel (IMCB), yang melakukan penelitian tersebut mengatakan merasa optimis temuan tersebut mempunyai harapan dapat menemukan cara pengobatan penyakit kanker di suatu hari mendatang.
Dr. Dimitry Bulavin mengatakan kepada harian The Strait Times, kelompoknya menitikkan perhatian kepada protein yang disebut Wipi yang ditemukan di dalam sel batang dimana berbagai jenis penyakit kanker mulai berawal.
Sel batang itu secara umum dapat berkembang menjadi berbagai bentuk sel di dalam tubuh.
“Sel-sel dapat berubah bentuk dan memperbanyak diri membentuk anak-anak sel," kata Bulavin, namun mengatakan kegiatan memperbanyak diri itu haruslah dikendalikan.
Wipi adalah merupakan bagian dari proses penyeimbangan dan pengendalian dari proses memperbanyak diri sel," katanya.
Apabila terdapat Wipi yang terlalu banyak atau kegiatan memperbanyak diri yang melebihi dari yang seharusnya maka kondisi itu disebut kanker," katanya.
"Semakin banyak Wipi maka semakin banyak sel kanker," kata Bulavin yang merupakan ketua tim penelitian IMCB, seperti yang dikutip the Strait Times. "Dengan mengurangi jumlah Wipi maka kami dapat mengobati penyakit kanker."
Hewan tikus yang digunakan dalam penelitian setelah memperoleh protein ditemukan mempunyai ketahanan menangkis penyakit kanker.
Bulavin mempunyai perencanaan untuk memasuki tahap pertama uji coba klinis dalam waktu dua tahun.
"Kami sangat bersemangat untuk melakukan itu," katanya seperti dikutip Strait Times.
No comments:
Post a Comment