Tuesday, 1 December 2009

Penyebab Impotensi

Impotensi dapat disebabkan oleh faktor fisik dan psikis, namun banyak pria yang menderita impoten karena gabungan kedua faktor tersebut karena pria umumnya merasa malu untuk menceritakan masalah itu kepada orang lain bahkan terkadang masalah tersebut disimpannya sendiri.
Faktor fisik penyebab impotensi antara lain:

1. Gangguan aliran darah. Penyakit yang dapat mengurangi aliran darah ke penis meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (kencing manis), dan penyakit peyronie (terbentuknya jaringan parut pada penis).
2. Gangguan persarafan. Keadaan yang dapat mengurangi atau menghambat hantaran saraf ke penis antara lain adalah diabetes, cedera tulang belakang, pembedahan daerah panggul, kecanduan alkohol, rusaknya saraf karena penyakit kelamin atau akibat pembengkakan saraf yang terjadi karena penyakit difteri.
3. Gangguan hormonal. Keadaan yang dapat mengganggu keseimbangan hormon-hormon ini antara lain yaitu disfungsi testis (gangguan fungsi buah zakar), penyakit ginjal, liver, dan kecanduan alkohol.
4. Obat-obatan. Penyebab impotensi yang paling sering dijumpai adalah obat-obatan, seperti obat antihipertensi (obat tekanan darah tinggi), antidepresi, frankuilizer (obat penenang), diuretik (obat yang meningkatkan pengeluaran air seni), simetidin (obat maag), obat penurun berat badan, alkohol, dan nikotin atau rokok.

Faktor psikis penyebab impotensi antara lain :

1. Stres. Stres karena masalah pekerjaan, pergaulan ataupun masalah keuangan dapat menyebabkan gangguan ereksi. Semakin keras usaha seorang pria untuk memperoleh ereksi ketika ia sedang mengalami ketegangan, maka akan semakin buruk pula hasil yang dicapainya. Stres dapat menyebabkan impotensi dan juga sebaliknya.
2. Depresi. Depresi dapat mengurangi tenaga pria dan menurunkan kemampuan seksualnya. Seorang pria yang depresi biasanya tidak mampu memperoleh ereksi dan itu akan menambah keadaan depresinya.
3. Kecemasan. Kecemasan berperan penting dalam terjadinya impotensi pada pria, diantaranya kecemasan apakah dia akan mampu berereksi, mampu mempertahankannya dan mampu memuaskan pasangannya. Hal itu dapat dialami oleh sebagian besar kaum pria pada waktu tertentu. Namun bila terjadi terus-menerus, maka hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya impotensi.
4. Informasi yang keliru mengenai seks juga dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Misalnya seorang pria yang mendapatkan pendidikan atau pengertian seks yang negatif sehingga dia beranggapan bahwa seks itu merupakan perbuatan dosa. Atau seorang pria yang dibesarkan dalam lingkungan yang memiliki pemikiran keliru mengenai keperkasaan pria sejati sehingga dia menjadi rendah diri dan hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang status sosial, ekonomi atau konstruksi tubuhnya lebih lemah darinya.

No comments: