Meski penularan virus HIV atau AIDS dapat terjadi melalui transfusi darah, jarum suntik, dan bayi (melalui tali pusat ibu), namun penularan terbanyak adalah melalui hubungan seks. Konsentrasi virus HIV atau AIDS terbanyak terdapat pada cairan liang senggama, sperma, dan darah.
Sebuah penelitian membuktikan bahwa 95,7% penyakit AIDS ditularkan melalui kegiatan pelacuran, seperti perilaku homoseksual dan seks bebas.?Pemakaian kondom untuk melakukan hubungan seks bebas sebenarnya hanya mengurangi risiko penularan saja, yaitu sekitar 30%, tapi dengan catatan kondom itu tidak bocor.
Kondom memang tidak 100% bersifat aman. Materi kondom mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut:
1. Bahan kondom terbuat dari karet atau latex yang berserat dan berpori seperti tenunan kain.
2. Pori-pori kondom dan virus HIV-AIDS sangat kecil dan hanya dapat dilihat melalui mikroskop elektron.
3. Besarnya pori-pori kondom dalam keadaan tidak meregang adalah 1/60 mikron dan jika meregang akan menjadi 10 kali lebih besar.
4. Virus HIV atau AIDS ukurannya sangat kecil, yaitu 1/250 mikron.
5. Sperma dapat dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan virus HIV atau AIDS harus dilihat dengan mikroskop elektron.
Saat ini, kegagalan penggunaan kondom untuk KB diduga mencapai 20%. Di Indonesia sendiri, setiap tahunnya terdapat 3,5 juta kehamilan yang tidak diinginkan dan 60% diantaranya minta untuk diaborsi. Apabila efektifitas kondom untuk kegunaan KB saja tidak 100% aman, apalagi untuk mencegah penularan HIV-AIDS.
Tuesday, 1 December 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment