Thursday, 31 March 2011

Tinggi Badan Anak

Bayi pada umumnya memiliki berat badan normal antara 2500 hingga 3000 gram, dengan panjang badan antara 48 hingga 50 cm. Selanjutnya, pertumbuhan tinggi dan berat badan bayi tidak akan sama. Menurut seorang dokter dari divisi Endokrinologi, pertumbuhan terbagi menjadi tiga tahap.

Pertama, dimulai dari bayi lahir hingga ia berusia tiga tahun. Pada tahun pertama, pertambahan tinggi badan mencapai 1, 5 kali panjang lahir. Usia dua tahun, rata-rata anak tumbuh sebanyak 6 hingga 10 cm per tahunnya. Tahap kedua adalah tahap anak-anak yang akan berakhir ketika anak memasuki pubertas (usia 6 hingga 12 tahun). Pada tahap ini penambahan tinggi badan anak mencapai 5 hingga 7 cm per tahunnya. Di tahap ini anak akan kelihatan memanjang, mengurus, dan perutnya tidak buncit lagi. Tahap terakhir adalah tahap pubertas (12 hingga 18 tahun) yang ditandai dengan percepatan dalam pertumbuhan karena pengaruh hormon seksual. Pertumbuhan tinggi badan anak remaja akan melaju dengan cepat, dan kemudian secara perlahan akan terhenti. Pada anak perempuan yang masa pubertasnya terjadi lebih awal, tinggi badannya akan mencapai 8 cm per tahun. Sedangkan pada anak laki-laki akan mencapai 10 cm per tahun. Bila tahap ini berakhir, maka berakhir pula proses pertumbuhan anak.

Jika tinggi anak berada pada atau melebihi 97 per seratus dari batas garis maksimal tinggi seseorang pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi tertentu, maka anak dapat dikatakan memiliki perawakan yang tinggi. Tinggi badan rata-rata anak Indonesia mulai dari ia lahir hingga berusia 5 tahun, adalah 48 hingga 120 cm.

Faktor genetik adalah elemen dasar penenti tinggi seseorang. Seorang anak akan mencapai tinggi badannya dengan gen penentu tinggi badan yang diwarisinya. Jika orang tuanya memiliki perawakan yang tinggi, maka secara genetis anak cenderung memiliki perawakan yang tinggi pula. Namun sering kita jumpai, anak lebih tinggi dari orang tuanya. Hal ini bisa saja terjadi karena dari kedua orang tua kita mengenal konsep Potensi Tingi Genetik (seorang anak dilahirkan berpotensi atau akan mencapai tinggi dewasa tertentu yang berada dalam rentang waktu tertentu).

Selain faktor genetik, faktor gizi juga harus diperhatikan, terutama sejak dalam kandungan. Beberapa zat gizi yang penting, seperti protein, lemak, vitamin (vitamin A dan D), mineral (zat besi, kalsium, seng, dan yodium) turut membantu dalam proses pertumbuhan anak.

Beberapa jenis hormon yang berperan penting dalam proses pertumbuhan tinggi dan berat anak, antara lain hormon pertumbuhan, hormon tiroid, dan hormon seks.Hormon pertumbuhan berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang. Hormon tiroid dibutuhkan untuk membantu melancarkan proses metabolisme dalam tubuh. Sedangkan hormon seks terdiri dari hormon estrogen, progesteron, dan androgen, bertugas dalam proses pematangan seksual.

Faktor lingkungan, seperti imunisasi, kasih sayang yang cukup, dan kebutuhan ekonomi juga sangat mendukung pertumbuhan tinggi seseorang. Imunisasi sangat penting untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang dapat menghambar pertumbuhan fisiknya. Kasih sayang yang kurang akan memberi dampak kehilangan nafsu makan pada anak. Demikian pula halnya dengan kekurangan dalam kebutuhan ekonomi akan berdampak pada ketersediaan pangan yang mengandung gizi seimbang.

No comments: