Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk di Indonesia. Bersamaan dengan itu, berkembang pula berbagai metode kontrasepsi. Namun, tidak semua alat kontrasepsi tersebut bersifat efektif dan aman untuk digunakan.
Alat kontrasepsi yang cukup efektif dan aman untuk digunakan adalah pil KB atau kontrasepsi oral. Hal itu disebabkan kesuburan akan kembali dengan cepat serta memiliki manfaat tambahan (non-kontraseptif). Agar hasilnya maksimal, penggunaan kontrasepsi oral harus dilakukan secara konsisten atau diminum setiap hari.
Ada beberapa alasan mengapa dokter memilih pil KB antara lain dapat meringankan gejala menjelang dan saat haid, membuat siklus haid menjadi teratur, serta dapat menurunkan risiko terkena kanker.
Beberapa jenis risiko yang dapat dikurangi dengan penggunaan pil KB antara lain yaitu kanker endometrium (50%), kanker ovarium (40%), dan kanker payudara (30%). Selain itu, dapat juga mengurangi penyakit radang pinggul, mengurangi gejala anemia atau kurang darah, risiko kehamilan di luar kandungan, serta infeksi kandung kemih. Pil KB juga mengandung hormon estrogen yang bisa menyebabkan densitas tulang meningkat. Hal tersebut akan mengurangi risiko terjadinya gangguan osteoporosis pasca-menopause.
Penggunaan kontrasepsi oral di Indonesia menduduki peringkat kedua setelah kontrasepsi suntik. Menurut data pemerintah tahun 2003, kontrasepsi suntikan paling banyak digunakan oleh wanita di Indonesia (35,2%); pil KB digunakan sebanyak 28,1%; IUD 18,8%; implant 12,4%; sterilisasi 5,5%; dan kontrasepsi lainnya 1,0%.
Pil KB itu sendiri bekerja dengan cara mencegah pematangan dan pelepasan sel telur, mengentalkan lendir leher rahim sehingga menghalangi penetrasi sperma, serta membuat dinding rahim tidak siap menerima dan menghidupi hasil pembuahan. Namun, sebagian wanita berhenti untuk minum pil KB dengan alasan sebagai berikut, yaitu:
1. Takut efek samping (25%)
2. Harus minum pil KB setiap hari (15%)
3. Tidak mengandung hormon alami (14%)
4. Takut menjadi gemuk (13%)
5. Adanya risiko terhadap kesehatan (12%)
6. Takut terkena trombosis gangguan pembekuan darah (8%)
7. Tidak terlindung dari AIDS (7%)
8. Potensi menyebabkan kanker (3%)
Bagi perempuan yang menderita stroke, penyakit jantung, sedang hamil atau menyusui, serta wanita perokok, sebaiknya tidak menggunakan kontrasepsi pil KB, karena bisa memperberat penyakitnya. Sebaiknya mereka memilih kontrasepsi yang aman, seperti sterilisasi atau IUD. Wanita yang sedang menyusui sebaiknya juga tidak menggunakan pil KB karena bisa mengurangi produksi ASI.
Monday, 30 November 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment