Free sex atau seks bebas merupakan salah satu momok dalam gaya hidup modern sekarang ini. Bahkan nilai dan kebiasaan tradisional pun sudah tidak diperhatikan lagi. Mengapa seks bebas cukup banyak diminati?
Setelah sekian lama seks menjadi sesuatu yang terlarang, kini hampir segala sesuatu dalam kehidupan kita selalu berbau seks. Hasrat manusia akan kebebasan atau berekspresi dilampiaskan melalui perilaku free sex. Banyak tokoh agama yang menasihati agar masyarakat kita tidak terpengaruh oleh free sex karena hal itu merupakan budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh free sex dapat berupa hamil di luar nikah dan tertularnya penyakit kelamin.
Riset di AS terhadap para mahasiswa yang melakukan seks pranikah menunjukkan 83% pertama kalinya mereka berhubungan seks adalah tanpa direncanakan atau terjadi begitu saja. Hal itu menunjukkan bahwa dorongan seksual terjadi begitu kuatnya sehingga tanpa sadar seseorang bisa menyerah begitu saja kendati mereka menyadari akibat yang dapat ditimbulkannya. Jika kita tidak menginginkan seks pranikah, cara yang terbaik adalah dengan menghindari timbulnya situasi atau tindakan yang memungkinkan terjadinya hubungan seksual.
Banyak orang yang beranggapan bahwa hubungan seks dapat mendekatkan satu sama lain dan meningkatkan hubungan cinta. Namun, hubungan seks ternyata justru membuat pasangan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan kedekatan emosional. Seks membuat seseorang begitu terikat dan kehilangan kebebasan karena seks hanya bisa dilakukan dengan komitmen tinggi untuk menyatukan diri seumur hidup. Pasangan yang melakukan seks pranikah akan menghadapi dilema ketika harus mengambil keputusan untuk kelangsungan hubungannya. Kalaupun nantinya terjadi pemutusan hubungan, maka luka dan trauma yang ditinggalkan akan cukup mendalam dalam diri seseorang.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa mereka yang sering melakukan hubungan seks sebelum nikah cenderung akan melakukan perselingkuhan ketika menjalani kehidupan perkawinan dengan pasangan hidupnya yang tetap. Hal itu diperkuat juga dengan penelitian bahwa tingkat kepuasan kehidupan seksual pasangan suami istri yang tidak melakukan seks pranikah jauh lebih tinggi daripada mereka yang melakukannya.
Monday, 31 August 2009
Impotensi
Hubungan seksual penting dalam pernikahan. Banyak orang berpendapat, dengan melakukan hubungan seksual, maka akan terbentuk hubungan emosional yang lebih erat di antara pasangan, sehingga sering dikaitkan dengan keharmonisan sebuah keluarga.
Impoten atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Jenis-jenis impotensi :
1. Impotensi primer
Terjadi jika keluhan impotensi sudah ada sejak awal saat seseorang melakukan hubungan seksual (pada pengalaman pertama).
2. Impotensi sekunder
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami keluhan impotensi.
3. Impotensi absolute
Terjadi jika keluhan impotensi terjadi secara terus menerus, tanpa memandang waktu, tempat, dan pasangannya.
4. Impotensi selektif
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada wanita tertentu. Baik pada istri ataupun wanita lain.
Terjadinya impotensi dapat terjadi karena :
1. Gangguan fisikologis
Gangguan fisikologis yang sering kali terjadi antara lain seperti gangguan syaraf, gangguan hormonal, trauma, pemakaian obat-obat tertentu (narkoba, seperti ganja dan opium), merokok, efek samping dari pengobatan (depresi, tekanan darah tinggi), penyempitan pembuluh darah, trauma karena operasi (menyebabkan sirkulasi darah ke buah zakar terjadi dengan buruk), rusaknya sumsum tulang belakang (trauma medulla spinalis), pembengkakan prostat, rusaknya syaraf akibat penyakit kelamin, dan pembengkakan syaraf-syaraf yang terjadi karena difteria. Pada kasus umum, impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya atau merusak aliran darah. Pada kenyataannya hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup, walau hanya sesaat yang biasanya sering terjadi jika mereka sedang kelelahan, stres, atau mengkonsumsi alkohol.
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis seperti perasaan stres, terburu-buru, ketakutan, cemas terhadap sesuatu, rasa bersalah, depresi, maupun obat anti depresan yang sedang dikonsumsi. Jika seorang pria masih dapat ereksi setiap pagi, dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impotent yang mereka alami hanya karena masalah psikologis.
3. Gabungan antara gangguan fisikologis dan psikologis
Banyak pria mengalami impotensi karena gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Rasa stres dan tertekan membuat keadaan tersebut semakin bertambah buruk. Apalagi didukung dengan kebiasaan para pria yang sering menyimpan dan merasa malu untuk menceritakan masalah yang tengah mereka alami dengan orang lain.
4. Kelebihan dan kekurangan zat atau fungsi suatu organ
5. Tersumbatnya darah dari dan menuju buah zakar
6. Penyakit lain
TBC, malaria, dan kencing manis (diabetes mellitus) dapat mempengaruhi terjadinya impotensi.
7. Pendidikan dan pengertian sex yang negatif
Berpendapat bahwa sex merupakan perbuatan kotor dan berdosa.
8. Faktor-faktor lain
Jika seseorang hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang memiliki kedudukan dalam bidang sosial dan ekonomi. Atau seseorang yang memiliki konstruksi tubuh kurang kuat.
Walaupun laki-laki mengalami impotensi, asalkan testis tetap berfungsi dengan sempurna, tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengeluarkannya, seperti dalam mimpi basah. Ereksi terjadi melalui rangkaian fisiologis dan biokimiawi yang kompleks, melibatkan hormon dan syaraf. Ereksi biasanya dimulai dari rangsangan eksotik, yang menyebabkan melepasnya zat di daerah dinding pembuluh darah penis. Zat tersebut akan merangsang enzim guanilat siklase sehingga meningkatkan kadar siklik guanisin monofosfat (cGMP). Mekanisme ereksi terdiri dari beberapa fase, yaitu :
1. Fase permulaan dalam keadaan masih lemas (flasid)
2. Fase pengisian darah
3. Fase pembesaran (tumesensi)
4. Fase tegak (ereksi)
5. Fase tegak dan keras (rigrit)
6. Fase pelemasan kembali (detumensensi)
Ketidaksempurnaan metabolisme tubuh memberi peluang terjadinya komplikasi, seperti gangguan pada pembuluh darah (vaskulopati), gangguan syaraf (neuropati), dan gangguan sel otak (miopati).
Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi :
1. Perubahan akan gaya hidup
2. Perubahan akan penggunaan obat-obatan
3. Perangkat Vacuum Pump
4. Terapi obat (suntikan, intra-urethral pellets, dan tablet)
5. Pengobatan alami (ginkgo biloba, gingseng)
6. Berkomunikasi dengan pasangan
Impoten atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan seorang pria untuk ereksi atau mempertahankan ereksi. Jenis-jenis impotensi :
1. Impotensi primer
Terjadi jika keluhan impotensi sudah ada sejak awal saat seseorang melakukan hubungan seksual (pada pengalaman pertama).
2. Impotensi sekunder
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada seseorang yang sebelumnya tidak mengalami keluhan impotensi.
3. Impotensi absolute
Terjadi jika keluhan impotensi terjadi secara terus menerus, tanpa memandang waktu, tempat, dan pasangannya.
4. Impotensi selektif
Terjadi jika keluhan impotensi timbul pada wanita tertentu. Baik pada istri ataupun wanita lain.
Terjadinya impotensi dapat terjadi karena :
1. Gangguan fisikologis
Gangguan fisikologis yang sering kali terjadi antara lain seperti gangguan syaraf, gangguan hormonal, trauma, pemakaian obat-obat tertentu (narkoba, seperti ganja dan opium), merokok, efek samping dari pengobatan (depresi, tekanan darah tinggi), penyempitan pembuluh darah, trauma karena operasi (menyebabkan sirkulasi darah ke buah zakar terjadi dengan buruk), rusaknya sumsum tulang belakang (trauma medulla spinalis), pembengkakan prostat, rusaknya syaraf akibat penyakit kelamin, dan pembengkakan syaraf-syaraf yang terjadi karena difteria. Pada kasus umum, impotensi yang dipicu masalah fisik sering mengakibatkan terganggunya atau merusak aliran darah. Pada kenyataannya hampir sebagian besar kaum pria pernah gagal mengalami ereksi dalam hidup, walau hanya sesaat yang biasanya sering terjadi jika mereka sedang kelelahan, stres, atau mengkonsumsi alkohol.
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis seperti perasaan stres, terburu-buru, ketakutan, cemas terhadap sesuatu, rasa bersalah, depresi, maupun obat anti depresan yang sedang dikonsumsi. Jika seorang pria masih dapat ereksi setiap pagi, dan melakukan masturbasi sampai klimaks, berarti impotent yang mereka alami hanya karena masalah psikologis.
3. Gabungan antara gangguan fisikologis dan psikologis
Banyak pria mengalami impotensi karena gabungan antara masalah fisik dan psikologis. Rasa stres dan tertekan membuat keadaan tersebut semakin bertambah buruk. Apalagi didukung dengan kebiasaan para pria yang sering menyimpan dan merasa malu untuk menceritakan masalah yang tengah mereka alami dengan orang lain.
4. Kelebihan dan kekurangan zat atau fungsi suatu organ
5. Tersumbatnya darah dari dan menuju buah zakar
6. Penyakit lain
TBC, malaria, dan kencing manis (diabetes mellitus) dapat mempengaruhi terjadinya impotensi.
7. Pendidikan dan pengertian sex yang negatif
Berpendapat bahwa sex merupakan perbuatan kotor dan berdosa.
8. Faktor-faktor lain
Jika seseorang hanya dapat ereksi jika berhubungan dengan wanita yang memiliki kedudukan dalam bidang sosial dan ekonomi. Atau seseorang yang memiliki konstruksi tubuh kurang kuat.
Walaupun laki-laki mengalami impotensi, asalkan testis tetap berfungsi dengan sempurna, tubuh memiliki cara tersendiri untuk mengeluarkannya, seperti dalam mimpi basah. Ereksi terjadi melalui rangkaian fisiologis dan biokimiawi yang kompleks, melibatkan hormon dan syaraf. Ereksi biasanya dimulai dari rangsangan eksotik, yang menyebabkan melepasnya zat di daerah dinding pembuluh darah penis. Zat tersebut akan merangsang enzim guanilat siklase sehingga meningkatkan kadar siklik guanisin monofosfat (cGMP). Mekanisme ereksi terdiri dari beberapa fase, yaitu :
1. Fase permulaan dalam keadaan masih lemas (flasid)
2. Fase pengisian darah
3. Fase pembesaran (tumesensi)
4. Fase tegak (ereksi)
5. Fase tegak dan keras (rigrit)
6. Fase pelemasan kembali (detumensensi)
Ketidaksempurnaan metabolisme tubuh memberi peluang terjadinya komplikasi, seperti gangguan pada pembuluh darah (vaskulopati), gangguan syaraf (neuropati), dan gangguan sel otak (miopati).
Pengobatan yang dapat dilakukan meliputi :
1. Perubahan akan gaya hidup
2. Perubahan akan penggunaan obat-obatan
3. Perangkat Vacuum Pump
4. Terapi obat (suntikan, intra-urethral pellets, dan tablet)
5. Pengobatan alami (ginkgo biloba, gingseng)
6. Berkomunikasi dengan pasangan
Jangan Pangku Laptop Anda saat Gunakan
Walaupun dari namanya, komputer kecil ini digunakan dengan cara dipangku. Tapi bagi para pria muda, termasuk juga remaja pria sebaiknya tidak menggunakan laptop dengan cara tersebut. Karena hal ini dapat mempengaruhi kesuburannya atau dengan kata lain dapat menyebabkan kemandulan.
Laptop yang dioperasikan dengan cara dipangku, akan menyebabkan suhu yang tinggi, yang dapat memanaskan daerah skrotum (buah pelir) sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma dari seorang pria. Skrotum merupakan tempat pembuatan sperma. Dan suhu yang tinggi akan menghambat pembentukan sperma.
Pria muda yang menggunakan laptop beberapa kali dalam sehari selama beberapa tahun berisiko paling besar karena pada saat 15-20 tahun kemudian masalah baru akan timbul saat mereka berencana mempunyai keluarga. Belum diketahui dengan pasti berapa lama laptop dapat digunakan dengan aman.
Dari 29 pria sehat yang menjadi sukarelawan, yang berusia antara 21-35 tahun, dilakukan pengukuran suhu skrotum, sebelum dan setelah penggunaan laptop dengan cara dipangku. Walaupun laptop tersebut tidak dinyalakan, hanya dengan dipangku saja, telah terjadi kenaikan suhu sekitar 2,1 derajat Celsius. Dan bila dinyalakan, maka terjadi kenaikan suhu sebesar 2,8 derajat Celsius pada sisi kanan dan 2,6 derajat Celsius pada sisi kiri.
Hal ini menunjukkan suhu yang tinggi pada skrotum terjadi sebagai akibat posisi tubuh (kedua paha yang dirapatkan) dan efek panas dari laptop. Dua tahun lalu juga pernah dilaporkan, dimana seorang pria yang berusia sekitar 50 tahun mengalami luka bakar pada penis-nya saat menggunakan laptop selama 1 jam dengan cara dipangku.
Sumber: jurnal Human Reproduction
Laptop yang dioperasikan dengan cara dipangku, akan menyebabkan suhu yang tinggi, yang dapat memanaskan daerah skrotum (buah pelir) sehingga mempengaruhi kualitas dan kuantitas sperma dari seorang pria. Skrotum merupakan tempat pembuatan sperma. Dan suhu yang tinggi akan menghambat pembentukan sperma.
Pria muda yang menggunakan laptop beberapa kali dalam sehari selama beberapa tahun berisiko paling besar karena pada saat 15-20 tahun kemudian masalah baru akan timbul saat mereka berencana mempunyai keluarga. Belum diketahui dengan pasti berapa lama laptop dapat digunakan dengan aman.
Dari 29 pria sehat yang menjadi sukarelawan, yang berusia antara 21-35 tahun, dilakukan pengukuran suhu skrotum, sebelum dan setelah penggunaan laptop dengan cara dipangku. Walaupun laptop tersebut tidak dinyalakan, hanya dengan dipangku saja, telah terjadi kenaikan suhu sekitar 2,1 derajat Celsius. Dan bila dinyalakan, maka terjadi kenaikan suhu sebesar 2,8 derajat Celsius pada sisi kanan dan 2,6 derajat Celsius pada sisi kiri.
Hal ini menunjukkan suhu yang tinggi pada skrotum terjadi sebagai akibat posisi tubuh (kedua paha yang dirapatkan) dan efek panas dari laptop. Dua tahun lalu juga pernah dilaporkan, dimana seorang pria yang berusia sekitar 50 tahun mengalami luka bakar pada penis-nya saat menggunakan laptop selama 1 jam dengan cara dipangku.
Sumber: jurnal Human Reproduction
Hati-hati! Rokok Tingkatkan Impotensi!
Jauhi rokok sekarang juga! Penelitian terbaru menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya impotensi. Pria yang merokok memiliki kecenderungan 40% terkena impotensi dibandingkan mereka yang bukan perokok. Penelitian tersebut telah dilakukan oleh para peneliti di Imperial College, London.
Diketahui bahwa semakin banyak rokok yang diisap atau dikonsumsi, maka akan semakin besar pula risiko terjadinya gangguan seksual pada pria. Namun demikian, pria yang menghisap kurang dari 20 rokok setiap harinya juga memiliki risiko 24% untuk terkena impotensi. Keadaan itu tidak hanya menyerang pria yang sudah tua saja, anak mudapun juga bisa mengalaminya.
Penelitian tersebut telah dimuat dalam Journal Tobacco Control, yang didasarkan pada survey terhadap 8.000 pria di Australia yang berusia 16-59 tahun. Hampir satu dari sepuluh sukarelawan tersebut dilaporkan telah mengalami masalah impotensi dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 25% dari mereka adalah perokok dan lebih dari 6% menyatakan bahwa mereka mengonsumsi sebanyak 20 batang rokok tiap harinya. Pria yang merokok sebanyak satu bungkus atau lebih setiap harinya juga diketahui 39% mengalami gangguan seksual.
Rokok mungkin menjadi simbol dari kejantanan seorang pria hingga saat ini dan kebiasaan tersebut memang cukup sulit untuk dihentikan. Namun, pada kenyataanya rokok adalah penyebab utama terjadinya impotensi dan juga indikator terjadinya penyakit jantung koroner.
Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa merokok sangat mempengaruhi usia hidup seseorang. Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke, gangguan pernafasan, kanker paru-paru, dan juga jenis kanker lainnya. Oleh sebab itu, jika seorang pria ingin terhindar dari gangguan impotensi, maka tidak ada salahnya mereka menghentikan kebiasaan merokok sekarang juga.
Sumber: Journal Tobacco Control
Diketahui bahwa semakin banyak rokok yang diisap atau dikonsumsi, maka akan semakin besar pula risiko terjadinya gangguan seksual pada pria. Namun demikian, pria yang menghisap kurang dari 20 rokok setiap harinya juga memiliki risiko 24% untuk terkena impotensi. Keadaan itu tidak hanya menyerang pria yang sudah tua saja, anak mudapun juga bisa mengalaminya.
Penelitian tersebut telah dimuat dalam Journal Tobacco Control, yang didasarkan pada survey terhadap 8.000 pria di Australia yang berusia 16-59 tahun. Hampir satu dari sepuluh sukarelawan tersebut dilaporkan telah mengalami masalah impotensi dibandingkan tahun sebelumnya. Sekitar 25% dari mereka adalah perokok dan lebih dari 6% menyatakan bahwa mereka mengonsumsi sebanyak 20 batang rokok tiap harinya. Pria yang merokok sebanyak satu bungkus atau lebih setiap harinya juga diketahui 39% mengalami gangguan seksual.
Rokok mungkin menjadi simbol dari kejantanan seorang pria hingga saat ini dan kebiasaan tersebut memang cukup sulit untuk dihentikan. Namun, pada kenyataanya rokok adalah penyebab utama terjadinya impotensi dan juga indikator terjadinya penyakit jantung koroner.
Banyak penelitian juga menunjukkan bahwa merokok sangat mempengaruhi usia hidup seseorang. Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke, gangguan pernafasan, kanker paru-paru, dan juga jenis kanker lainnya. Oleh sebab itu, jika seorang pria ingin terhindar dari gangguan impotensi, maka tidak ada salahnya mereka menghentikan kebiasaan merokok sekarang juga.
Sumber: Journal Tobacco Control
Gunakan Antibiotik Secara Rasional
Ketika kita menggunakan antibiotik secara berlebihan, kita sebenarnya membantu menciptakan mikroorganisme yang resisten menjadi nyata, menyebabkan terjadinya infeksi baru dan sulit untuk diobati. Penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab dapat melindungi kesehatan keluarga Anda, tetangga dan komunitas dunia!
Terlalu sering menggunakan antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan memang bisa meningkatkan bakteri resisten. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan mengenai penggunaan antibiotik secara rasional:
1. Mengerti kapan antibiotik digunakan. Jangan minum antibiotik setiap kali sakit. Antibiotik efektif dalam mengobati sebagian besar infeksi bakteri, tapi antibiotik tidak berguna melawan infeksi vius seperti pilek atau flu. Setiap tahun di Amerika, diperkirakan dokter menulis resep 50 juta antibiotik untuk penyakit akibat virus dimana antibiotik tidak bermanafaat. Bahkan beberapa bakteri penyakit yang umum seperti bronchitis tidak merespon baik terhadap antibiotik.
2. Minum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan. Ikuti petunjuk dokter ketika minum obat yang diresepkan termasuk berapa kali sehari dan berapa lama. Hindari penghentian pengobatan beberapa hari lebih awal jika Anda merasa lebih baik karena rangkaian antibiotik dibutuhkan untuk membunuh semua bakteri yang berbahaya. Penggunaan yang lebih pendek seringkali hanya membunuh bakteri yang rapuh, tapi membiarkan bakteri resisten untuk bertahan.
3. Jangan minum antibiotik tanpa resep. Jika Anda tidak menyelesaikan rangkaian antibiotik, Anda tergoda untuk menggunakan sisa obat di lain waktu Anda sakit atau memberikannya kepada orang lain, ini bukan hal yang baik. Untuk satu hal, antibiotik mungkin tidak tepat untuk penyakit Anda atau orang lain. Bahkan jika demikian, Anda tidak memiliki pil yang cukup untuk melawan kuman yang membuat sakit, yang membuat bakteri lebih resisten.
4. Jangan meminta antibiotik kepada dokter Anda jika Anda memiliki infeksi virus. Sebaiknya, konsultasilah dengan dokter Anda mengenai cara meredakan gejala penyakit akibat virus sepeti obat semprot yang mengandung garam untuk mengeringkan hidung meler, atau campuran air hangat, lemon dan madu untuk menyejukkan sakit tenggorokan.
5. Lindungi diri Anda dari infeksi. Anda bisa melindungi diri Anda dari bebagai kuman dengan melakukan kebiasaan seperti mencuci tangan dengan baik dan sering, menangani dan menyiapkan makanan dengan aman, dan melakukan imunisasi.
Terlalu sering menggunakan antibiotik yang sebenarnya tidak diperlukan memang bisa meningkatkan bakteri resisten. Berikut ini beberapa hal yang bisa kita lakukan mengenai penggunaan antibiotik secara rasional:
1. Mengerti kapan antibiotik digunakan. Jangan minum antibiotik setiap kali sakit. Antibiotik efektif dalam mengobati sebagian besar infeksi bakteri, tapi antibiotik tidak berguna melawan infeksi vius seperti pilek atau flu. Setiap tahun di Amerika, diperkirakan dokter menulis resep 50 juta antibiotik untuk penyakit akibat virus dimana antibiotik tidak bermanafaat. Bahkan beberapa bakteri penyakit yang umum seperti bronchitis tidak merespon baik terhadap antibiotik.
2. Minum antibiotik sesuai dengan yang diresepkan. Ikuti petunjuk dokter ketika minum obat yang diresepkan termasuk berapa kali sehari dan berapa lama. Hindari penghentian pengobatan beberapa hari lebih awal jika Anda merasa lebih baik karena rangkaian antibiotik dibutuhkan untuk membunuh semua bakteri yang berbahaya. Penggunaan yang lebih pendek seringkali hanya membunuh bakteri yang rapuh, tapi membiarkan bakteri resisten untuk bertahan.
3. Jangan minum antibiotik tanpa resep. Jika Anda tidak menyelesaikan rangkaian antibiotik, Anda tergoda untuk menggunakan sisa obat di lain waktu Anda sakit atau memberikannya kepada orang lain, ini bukan hal yang baik. Untuk satu hal, antibiotik mungkin tidak tepat untuk penyakit Anda atau orang lain. Bahkan jika demikian, Anda tidak memiliki pil yang cukup untuk melawan kuman yang membuat sakit, yang membuat bakteri lebih resisten.
4. Jangan meminta antibiotik kepada dokter Anda jika Anda memiliki infeksi virus. Sebaiknya, konsultasilah dengan dokter Anda mengenai cara meredakan gejala penyakit akibat virus sepeti obat semprot yang mengandung garam untuk mengeringkan hidung meler, atau campuran air hangat, lemon dan madu untuk menyejukkan sakit tenggorokan.
5. Lindungi diri Anda dari infeksi. Anda bisa melindungi diri Anda dari bebagai kuman dengan melakukan kebiasaan seperti mencuci tangan dengan baik dan sering, menangani dan menyiapkan makanan dengan aman, dan melakukan imunisasi.
Subscribe to:
Posts (Atom)