Friday, 31 October 2008

Seputar Influenza

Virus influenza memang dapat menyerang semua golongan umur, namun angka infeksi tertinggi terutama terjadi di kalangan anak-anak. Sedangkan angka kematian dan beratnya penyakit terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 65 tahun atau pasien-pasien yang akibat penyakit tertentu menjadi rentan terhadap infeksi apapun.

Bagaimana cara penyebaran virus influenza dan berapa lama masa inkubasinya?

Virus influenza dapat menyebar dari satu orang kepada orang lain, terutama melalui batuk atau bersin dari seorang penderita influenza.

Masa inkubasi dari penyakit ini sekitar satu hingga empat hari (rata-rata dua hari). Pada orang dewasa, sudah mulai terinfeksi sejak satu hari sebelum timbulnya gejala influenza hingga lima hari setelah mulainya penyakit ini. Sedangkan anak-anak dapat menyebarkan virus ini sampai lebih dari sepuluh hari.

Apa gejala atau ciri-ciri terserang influenza dan akibatnya?

Ciri khas yang tampak dari penyakit ini berupa gangguan keadaan umum dan gangguan pernafasan yang timbulnya mendadak seperti panas, nyeri otot, sakit kepala, rasa lemas, batuk yang tidak produktif, nyeri tenggorokan dan pilek. Pada anak-anak dapat menyebabkan nausea dan muntah-muntah.

Pada sebagian besar orang, penyakit influenza akan sembuh sendiri, namun batuknya biasanya menetap sampai lebih dari dua minggu. Bagi sebagian orang yang sebelumnya sudah memiliki gangguan paru dan jantung, influenza dapat menimbulkan penyakit radang paru-paru sekunder. Sedangkan pada anak-anak, penyakit ini dapat menimbulkan panas yang tinggi hingga menyerupai sepsis dan 20% dari anak-anak yang dirawat inap mengalami kejang demam.

Bagaimana cara pencegahan influenza?

Salah satu pencegahan terhadap influenza adalah dengan memberikan vaksin influenza. Vaksin terhadap influenza terutama ditujukan untuk mencegah penyakit influenza dan komplikasi akibat penyakit tersebut.

Apakah vaksin influenza itu? Kepada siapa harus diberikan?

Vaksin yang diberikan merupakan vaksin influenza dari virus yang sudah inaktif dan diberikan secara suntikan intramuskuler di daerah deltoid pada orang dewasa atau anak-anak pada daerah paha anterolateral. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada mereka yang telah diketahui mempunyai hipersensitivitas terhadap telur.

Stadium Kanker Serviks

Stadium adalah istilah yang digunakan oleh dokter untuk menggambarkan ukuran kanker serta dimana dan sejauh mana kanker tersebut telah menyebar.

Tempat pertama kanker ditemukan di dalam tubuh disebut dengan tumor primer. Jika kanker tersebut telah menyebar, maka disebut dengan metastasis.

Bagaimana kanker serviks menyebar?

Kanker serviks dapat keluar dari tumor utama. Tidak menutup kemungkinan mulai berkembang di bagian lain dari tubuh. Kanker serviks dapat menyebar dengan dua cara:

1. Dapat tumbuh membesar dan menginvasi daerah terdekatnya seperti vagina, kandung kemih, rektum, atau jaringan lain dekat uterus dan vagina.
2. Dapat menyebar melalui kelenjar getah bening.
3. Cara penyebaran lain melalui peredaran darah, namun cara ini tidak umum.

Ketika kanker serviks telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, tidak serta merta dianggap kanker baru. Sebagai contoh, jika menyebar ke vagina, tidak disebut kanker vagina, tapi disebut metastasis kanker serviks. Ini karena umumnya kanker dinamai sesuai dengan nama tempat tumor awal.

Sistem yang umumnya digunakan untuk pembagian stadium kanker serviks adalah sistem yang diperkenalkan oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO). Pada sistem ini, angka romawi 0 sampai IV menggambarkan stadium kanker. Semakin besar angkanya, maka kanker semakin serius dan dalam tahap lanjut.

Stadium 0

Stadium ini disebut juga carcinoma in situ (CIS). Tumor masih dangkal, hanya tumbuh di lapisan sel serviks.

Stadium I

Kanker telah tumbuh dalam serviks, namun belum menyebar kemanapun. Stadium I dibagi menjadi:

Stadium IA1

Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.

Stadium IA2

Dokter tidak dapat melihat kanker tanpa mikroskop. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.

Stadium IB1

Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran tidak lebih besar dari 4 cm.

Stadium IB2

Dokter dapat melihat kanker dengan mata telanjang. Ukuran lebih besar dari 4 cm.

Stadium II

Kanker berada di bagian dekat serviks tapi bukan di luar panggul. Stadium II dibagi menjadi:

Stadium IIA

Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina.

Stadium IIB

Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul.

Stadium III

Kanker telah menyebar ke jaringan lunak sekitar vagina dan serviks sepanjang dinding panggul. Mungkin dapat menghambat aliran urin ke kandung kemih.

Stadium IV

Pada stadium ini, kanker telah menyebar ke bagian lain tubuh, seperti kandung kemih, rektum, atau paru-paru. Stadium IV dibagi menjadi:

Stadium IVA

Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum

Stadium IVB

Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh, seperti paru-paru.

Testosterone deficiency syndrome pada pria

Testosteron Deficiency Syndrome (TDS) atau sindrom kekurangan testosteron merupakan suatu keadaan dimana produksi testosteron dari testis tidak cukup.

Adapun gejala TDS yang muncul yaitu rendahnya dorongan seksual dan menurunnya libido, menurunnya fungsi ereksi, penurunan massa otot dan kekuatannya, kenaikan berat badan, kurang konsentrasi, mudah lelah, depresi berat, kelemahan fisik yang parah, osteoporosis dan anemia.

TDS pada pria juga akan mengakibatkan konsekuensi medis seperti sindrom metabolisme seperti obesitas, disregulasi insulin (yang menyebabkan tingkat kadar gula darah menjadi abnormal), kolesterol tinggi dan hipertensi ringan. Pada akhirnya kondisi ini dapat mengarah pada penyakit diabetes mellitus dan jantung.

Pria dianggap menderita TDS apabila tingkat testosteron dalam darah berada di bawah angka 12 nmol/L. Dimana kisaran normal berada di antara 12-40 nmol/L. Pria dengan ciri-ciri dan gejala yang mengarah pada TDS disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter dan memeriksa kadar testosteronnya.

Karena jika TDS dibiarkan begitu saja dan tidak ditangani dengan benar, akan mengakibatkan munculnya gejala di atas serta menurunkan kualitas hidup pada pria baik di usia produktif maupun usia lanjut.

Penurunan Testosteron

Testosteron merupakan hormon seks steroid (androgen) pria yang umumnya diproduksi oleh testis setelah terjadi kematangan pembentukan kelenjar seks pria (testis).

Testosteron bertanggung jawab terhadap perkembangan anak laki-laki menjadi seorang pria pada masa pubertas. Testoteron berperan dalam seksualitas, pembentukan fisik, mental dan performa pria.

Testosteron merupakan hormon seks pria yang paling penting. Pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah aktif sekitar 1,2 persen per tahun dari kadar semula ketika memasuki usia 40 tahun. Sementara saat mencapai usia 70 tahun, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron darah sebanyak 35 persen dari kadar semula.

Penyebab umum terjadinya TDS adalah pertambahan usia pada pria. Tipe ini disebut sebagai slow onset atau low onset TDS. Proses penuaan pada pria akan berdampak pada sistem endokrin, sistem genital, komposisi tubuh dan sistem muskular, sistem kardiosvaskular dan sistem syaraf. TDS juga merujuk pada disfungsi sistem endokrin (produksi androgen) dan sistem eksokrin (produksi sperma).

Diabetes mellitus atau penyakit-penyakit metabolik lainnya dapat mempercepat terjadinya penurunan kadar testosteron bila dibandingkan dengan pria seusia tanpa obesitas dan diabetes mellitus. Lemak perut atau perut buncit (visceral obesity) juga dapat mempercepat terjadinya penurunan kadar testosteron.

Diketahui pula bahwa pria dengan central obesity cenderung mempunyai kadar testosteron lebih rendah dibandingkan dengan pria tanpa central obesity. Pria dengan diabetes mellitus cenderung mempunyai kadar testosteron lebih rendah dibandingkan dengan pria tanpa diabetes mellitus.

Di samping itu, penyebab TDS lainnya adalah kerusakan fungsi dari testis (kemungkinan karena keturunan), terpapar zat beracun, tumor, operasi, dan sebagainya.

Satu gejala umum yang terjadi akibat TDS adalah penurunan fungsi ereksi. Pria dengan penurunan fungsi ereksi kemungkinan memiliki tingkat testosteron yang rendah sehingga disarankan untuk memeriksakan tingkat testosteronnya. Saat ini ditekankan pentingnya skrining TDS pada pria dengan penurunan fungsi ereksi.

Penurunan fungsi ereksi juga dapat diobati hanya dengan testosteron, khususnya apabila penyebab utamanya adalah kekurangan testosteron. Prevalensi pria TDS dengan penurunan fungsi ereksi dilaporkan sekitar 20 persen.

Penanganan TDS bertujuan untuk memulihkan parameter metabolik kedalam kondisi normal (eugonadal), meningkatkan massa, kekuatan dan fungsi otot, memelihara BMD (Bone Mineral Density) dan menurunkan risiko fraktur, meningkatkan fungsi neuropsikologis (kognisi dan mood), meningkatkan fungsi psikoseksual serta meningkatkan kualitas hidup.

Namun sayangnya, kurangnya informasi mengenai kondisi TDS mengakibatkan pria yang terkena penyakit tersebut mengabaikan dan tidak menyadari gejala-gejala penyakit tersebut sebagai kondisi medis yang membahayakan namun menganggapnya sebagai hal yang normal.

Hal ini membuat mereka berupaya mengobati sendiri penyakit ini dengan produk yang dijual bebas, tanpa mempertimbangkan bantuan profesional dalam upaya mengobati penyebab penyakit ini.

Jika dibiarkan tidak diobati, penyakit ini dapat secara serius mempengaruhi kesehatan seksual, fisik, dan mental pria. Oleh karena itu disarankan bagi pria dengan gejala-gejala mengarah pada TDS untuk memeriksakan kadar testosteron mereka.

Mengetahui status gizi balita anda

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih).

Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700 ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan tambahan hanya 39 ribu anak.

Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita. Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18 bulan.

Menurut ahli gizi dari IPB, Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus), dan gemuk.

Untuk acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebut stunted (pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS (National Center for Health Statistics).

Status gizi pada balita dapat diketahui dngan cara mencocokkan umur anak (dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya kurang, maka status gizinya kurang.

Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Bedanya dengan balita, status gizi orang dewasa menggunakan acuan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau disebut juga Body Mass Index (BMI). Nilai IMT diperoleh dengan menghitung berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter persegi). IMT normal bila angkanya antara 18,5 dan 25; kurus bila kurang dari 18,5; dan gemuk bila lebih dari 25. Sebagai contoh orang bertinggi 1,6 meter, maka berat badan ideal adalah 48-64 kg.

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak.

Sementara parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu.

Menurut Prof. Ali, untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang.

Balita penderita gizi kurang berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng, kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada kecerdasannya.

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman-temannya sebaya yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol karena kecerdasannya terganggu.

Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses pangan tidak terganggu.

Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prof. Ali berpesan untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima sempurna dengan kuantitas yang cukup.

Jangan abaikan perawatan kaki!

Kaki merupakan bagian tubuh yang penting. Sepanjang hidup, kita memerlukan kaki untuk berjalan. Namun tidak seperti bagian tubuh lain, seringkali perawatan kaki diabaikan. Padahal perawatan kaki tak kalah penting dengan perawatan wajah maupun perawatan tubuh.

Kaki telah menjadi bagian yang penting dari hidup Anda, lebih dari yang Anda sadari. Kaki yang sehat adalah kaki yang bersih, tidak kering, tidak pecah-pecah dan tidak bau. Memiliki kaki yang sehat dapat membangkitkan kepercayaan diri Anda. Aktivitas Anda sehari-hari pun akan semakin menyenangkan jika didukung oleh kaki yang sehat.

Mungkin aktivitas sehari-hari mengharuskan Anda menggunakan sepatu. Bahkan terkadang wanita menggunakan sepatu dengan hak tinggi (high heels) ataupun sepatu berujung runcing yang mungkin tidak nyaman di kaki. Agar kaki tidak lelah, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan jika harus seharian menggunakan sepatu:

• Duduklah dengan kaki disilang. Putarlah kaki sebanyak enam kali sesuai arah pergerakannya dan enam kali berlawanan arah.
• Duduklah dengan kaki diregangkan dan tatapan lurus ke depan. Tekuk jari kaki ke atas sejauh mungkin dan kemudian tekuk ke bawah sejauh mungkin.
• Letakkan pensil di lantai dan cobalah untuk memungutnya dengan jari kaki. Latihan ini dapat memperkuat kaki Anda.
• Duduklah di kursi dengan kaki di atas lantai, kemudian bentangkan jari kaki sejauh mungkin. Latihan ini bermanfaat untuk otot kaki Anda.

Gangguan umum pada kaki disebabkan oleh jamur. Jamur mudah tumbuh dan berkembang di tempat yang lembab, termasuk kaki. Terlebih jika Anda menggunakan sepatu seharian penuh. Infeksi jamur dimulai dengan timbulnya warna kemerahan pada kulit disertai rasa gatal yang dapat semakin memburuk.

Sehingga, sangat penting untuk mengeringkan sela antara jari kaki setelah Anda mandi. Hal ini dilakukan agar kondisi kaki Anda tidak lembab. Jika diperlukan, Anda dapat menggunakan bedak tabur antijamur untuk mencegah pertumbuhan jamur di kaki Anda. Kulit kering dan pecah-pecah juga dapat terjadi pada kaki. Kulit kering merupakan penyebab tersering untuk kulit gatal dan mengelupas.

Lapisan kulit yang menebal dan mengeras dapat muncul di telapak kaki Anda. Kondisi ini umum disebut sebagai kapalan. Kapalan muncul dalam bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada dasarnya, kapalan merupakan bentuk usaha perlindungan kulit itu sendiri. Meskipun terlihat jelek di kulit, pengobatan kapalan hanya diperlukan jika kapalan itu dirasakan mengganggu. Bagi kebanyakan orang, menghilangkan sumber gesekan dan tekanan akan membantu menghilangkan kapalan tersebut. Jika Anda mengalami masalah dengan kaki, segeralah berkonsultasi dengan dokter ahli.

Perawatan Kaki di Rumah

Lantas, bagaimana cara untuk mendapatkan kaki yang sehat? Bagaimana pula cara melakukan perawatan kaki?

Perawatan kaki sehari-hari dapat Anda lakukan sendiri. Yang perlu Anda lakukan hanyalah sedikit meluangkan waktu untuk merawat kaki Anda. Berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan di rumah:

• Rendam kaki di air yang hangat yang telah ditambahkan beberapa tetesan desinfektan. Gosoklah jari kaki dengan sikat yang lembut. Gosoklah kulit yang menebal dengan bantuan batu apung. Jangan mencoba untuk memotong penebalan kulit karena hal ini dapat berbahaya. Keringkan kaki dengan seksama, terutama sela di antara jari kaki.
• Pijat kaki dengan krim khusus kaki. Dapat dipilih krim yang mengandung mentol karena memiliki efek mendinginkan.
• Oleskan krim kutikula di sekitar kuku kaki Anda.
• Potonglah kuku kaki secara lurus dan haluskan tepinya dengan menggunakan kikir. Jangan memotong kuku kaki lebih pendek dari ujung batas tumbuhnya kuku.

Yuk, Sayangi Kaki Anda!

• Ikuti saran dari dokter Anda jika Anda memiliki masalah dengan kaki.
• Periksa kaki Anda setiap hari. Periksa apakah ada perubahan yang terjadi. Bengkak dan kemerahan dapat menjadi tanda adanya infeksi.
• Lakukan perawatan kaki yang baik. Cuci kaki Anda setiap hari dan keringkan dengan seksama. Lindungi kulit dengan losion atau pelembab setelah Anda membersihkan kaki.
• Jangan bertelanjang kaki di tempat yang basah dan lembab. Gunakan selalu alas kaki.
• Jika kaki Anda banyak berkeringat, gunakan bedak tabur antijamur agar jamur tidak tumbuh dan berkembang di kaki Anda yang lembab tersebut.
• Hindari menggunakan handuk bergantian setelah berolahraga.
• Ganti kaus kaki Anda setiap hari, terlebih jika keadaan kaki Anda lembab. Sebaiknya gunakan kaus kaki katun untuk berolahraga.
• Gunakan sepatu kulit atau sepatu dari bahan kain agar kaki dapat tetap bernapas.
• Jangan menggunakan sepatu yang sama sepanjang waktu. Lepaskan sepatu sesekali agar terjadi pertukaran udara.
• Potonglah kuku kaki secara lurus. Gunakan alat khusus untuk memotong kuku. Jika Anda bermasalah dengan pengelihatan Anda, mintalah orang lain melakukannya untuk Anda.
• Gunakan sepatu yang nyaman, pas ukurannya, dan tidak sempit.
• Hindari sepatu yang sempit, ketat, dan berujung runcing.
• Hindari sepatu dengan hak tinggi (high heels).
• Berolahraga secara teratur. Bentuk olahraga yang mudah dan nyata bermanfaat adalah berjalan. Gunakan sepatu yang nyaman saat berjalan.
• Jika Anda kelebihan berat badan, lindungi tumit Anda ketika berolahraga. Mulailah program penurunan berat dengan berolahraga. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program tersebut.
• Jika Anda merokok, berhentilah sekarang juga. Tidak merokok dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah ke kaki Anda sehingga kaki Anda akan lebih sehat.

Olahraga Perlu Pemanasan dan Pendinginan

Olahraga dapat mengakibatkan cedera jika tidak diawali dengan pemanasan. Usia memang berpengaruh terhadap kemampuan olahraga. Seiring bertambahnya usia dapat dicoba beralih ke jenis olahraga yang lebih ringan. Namun hal ini tidak menjamin akan 100% terbebas dari risiko cedera akibat berolahraga.

Olahraga, baik ringan atau berat, menuntut tubuh kita untuk menggerakkan persendian, ligamen dan otot. Jika ketiganya dipaksa bekerja terlalu keras, ketegangan dan cedera menanti. Itulah sebabnya pemanasan dan pendinginan menjadi bagian penting dari rutinitas berolahraga.

Pemanasan yang efektif berguna untuk mreningkatkan denyut jantung dan pernapasan, serta sedikit menaikkan suhu jaringan otot. Olahraga dimulai dengan pemanasan sampai sedikit berkeringat.

Sebelum memulai latihan kebugaran, melakukan pemanasan selama 5-10 menit. Untuk mengawalinya, lakukan aktivitas fisik intensitas rendah selama 5 menit seperti berjalan, jogging di tempat atau di atas trampolin. Melakukan gerakan memompa atau membuat gerakan melingkar dengan tangan untuk membantu memanaskan otot-otot tubuh bagian atas.

Studi masih terus berlangsung untuk menentukan teknik pemanasan yang tepat guna mencegah cedera. Pemanasan sebelum berolahraga dapat:

1. Meningkatkan aliran darah ke jaringan tubuh sehingga otot lebih lentur.
2. Meningkatkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke otot dengan meningkatkan aliran darah.
3. Menyiapkan otot untuk peregangan.
4. Menyiapkan jantung untuk meningkatkan aktivitas.
5. Menyiapkan secara mental untuk olahraga yang akan dilakukan.
6. Membuat jalur syaraf ke otot siap berolahraga.

Setelah berolahraga, ada juga 1 hal yang tak kalah penting yaitu pendinginan. Pendinginan setelah berolahraga artinya memperlambat tingkat aktivitas secara bertahap, dengan cara:

1. Membantu denyut jantung dan pernapasan secara bertahap kembali normal.
2. Membantu mencegah rasa pusing akibat menumpuknya darah di dalam otot-otot kaki jika aktivitas berat dihentikan secara tiba-tiba.
3. Menyiapkan otot untuk sesi latihan berikutnya esok hari.
4. Membuang produk sisa seperti asam laktat, yang dapat menumpuk di otot saat melakukan aktivitas berat.

Untuk pendinginan yang efektif:

1. Melakukan latihan intensitas rendah selama setidaknya 5-10 menit.
2. Mengakhiri dengan melakukan peregangan selama 10 menit.

Waktu terbaik untuk melakukan peregangan adalah langsung setelah pendinginan, saat otot masih hangat dan responsif. Peregangan membantu melemaskan otot-otot dan meningkatkan fleksibilitas.

Pria dan Andropause

Andropause adalah kondisi pria usia tengah baya yang mempunyai gejala-gejala dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, Andro artinya pria sedangkan Pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah, andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang mengalami menopause, dimana produksi ovum dan hormon estrogen serta siklus haid berhenti dengan cara yang relatif mendadak. Pada pria, penurunan produksi spermatozoa, hormon testosteron, dan hormon lainnya terjadi secara perlahan.

Mekanisme terjadinya Andropause

Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi sistem reproduksi pria yang menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dibawah angka normal. Hormon yang turun pada pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs (Insulin like growth factors). Oleh karena itu, banyak pakar yang menyebut andropause dengan sebutan lain seperti Adrenopause (defisiensi DHEA/ DHEAS), Somatopause (defisiensi GH/ Insulin like Growth Factor), PTDAM (Partial Testosteron Deficiency in Aging Male), PADAM (Partial Androgen Deficiency in Aging Male), Viropause, Climacterium pada pria, dan sebagainya.

Apa saja gejala Andropause?

Kumpulan gejala dan tanda yang timbul pada andropause antara lain:

1. Gangguan vasomotor: tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2. Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati: mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental/ institusi, depresi, dan hilangnya rasa percaya diri.
3. Gangguan virilitas: menurunnya tenaga, kekuatan dan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4. Gangguan seksual: menurunnya minat terhadap seksual/ libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi/ disfungsi ereksi/ impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi.

Kapan gejala Andropause mulai timbul?

Umumnya andropause mulai terjadi pada usia 50-60 tahun. Gejala-gejala pada andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada usia yang bervariasi. Perubahan hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause.

Apa penyebab Andropause?

Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga seringkali tidak menimbulkan gejala. Beberapa penyebab andropause antara lain:

Faktor lingkungan

1. Bersifat fisik: bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan di bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
2. Bersifat psikis: suasana lingkungan, kebisingan dan perasaan tidak nyaman.

Faktor Organik (Perubahan hormonal)

Penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Misalnya diabetes mellitus, varikokel (pelebaran pembuluh darah testis), prostatitis kronis (infeksi pada prostat), kolesterol tinggi, obesitas, atropi testis, dan lain sebagainya.

Faktor Psikogenik

Penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.

Langsing Bukan Berarti Kurang Gizi

Banyak orang ingin punya badan sempurna dan kebanyakan kita termakan iklan untuk mengurangi berat badan atau membentuk tubuh yang ideal menurut iklan. Permasalahan yang sering kita alami adalah rasa tidak percaya diri karena tubuh dinilai kurang atau tidak ideal, baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri.

Hal itu yang membuat kita jadi tak mau memperhatikan asupan makanan yang bergizi karena yang bergizi itu kita anggap membuat tubuh gemuk atau melar. Padahal, pada masa remaja ini, gizi penting sekali untuk kita perhatikan. Masa remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi perubahan yang sangat menakjubkan pada diri kita, baik secara fisik, mental maupun sosial. Perubahan ini perlu ditunjang oleh kebutuhan makanan (zat-zat gizi) yang tepat dan memadai. Masa remaja merupakan masa "rawan gizi" karena kebutuhan akan gizi sedang tinggi-tingginya. Sementara kita tidak tahu bagaimana cara memenuhi kebutuhan gizi dan sering tidak mau memenuhinya karena takut gemuk.

Ada beberapa alasan mengapa zat-zat gizi dibutuhkan oleh remaja:

1. Secara fisik terjadi pertumbuhan yang sangat cepat ditandai dengan peningkatan berat dan tinggi badan. Pertumbuhan yang sangat cepat dimulai pada usia 10-11 tahun pada cewek, mereka akan mengalami kenaikan berat badan sebesar 16 kg dan tinggi badan 16 cm. Sebaliknya pada cowok, peningkatan berat dan tinggi badan terjadi pada usia 12-13 tahun, yaitu 20 kg dan 20 cm.
2. Mulai berfungsi dan berkembangnya organ-organ reproduksi, misalnya tumbuhnya payudara, berkembangnya vagina, penis, bulu-bulu di sekitar kemaluan dan ketiak, dan menstruasi untuk cewek. Kalau kita tidak memperhatikan kebutuhan gizi, maka akan merugikan perkembangan selanjutnya. Terutama pada cewek karena nantinya akan menyebabkan menstruasi tidak lancar, gangguan kesuburan, rongga panggul tidak berkembang sehingga sulit ketika melahirkan, kesulitan pada saat hamil dan ngidam, serta air susu ibu (ASI) tidak bagus.
3. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan yang mempengaruhi jumlah konsumsi makanan dan zat-zat gizi, dengan contoh sebagai berikut:
1. Di mulainya masa mencari identitas diri, keinginan untuk dapat diterima oleh teman sebaya, dan mulai tertarik dengan lawan jenis menyebabkan kita sangat menjaga penampilan. Semua itu sangat mempengaruhi pola makan kita, misalnya karena takut gemuk kita sarapan dan makan siang atau hanya makan sekali sehari. Padahal itu semua merugikan karena sudah pasti selain kita merasa lapar, juga pertumbuhan dan perkembangan tubuh kita akan terhambat.
2. Kebiasaan "ngemil" yang rendah gizi (kurang kalori, protein, vitamin, dan mineral) seperti "makanan ringan" yang saat ini banyak dijual di toko-toko. Camilan tersebut dapat mengurangi selera makan. Alhasil, kita hanya mengonsumsi camilan tak bergizi. Sebaiknya, kalau mau ngemil pilih jenis makanan ringan yang bergizi, seperti: roti, kacang rebus, dan buah-buahan.
3. Kebiasaan makan makanan siap saji (fast food) yang juga komposisi gizinya tidak seimbang, yaitu terlalu tinggi kandungan kalorinya, efeknya kita jadi mudah gemuk.
4. Kebiasaan tidak makan pagi dan malas minum air putih. Dari hasil penelitian ditemukan orang yang sarapan pagi daya ingatnya akan lebih baik, dapat berpikir jernih dan memiliki tenaga untuk beraktivitas.

Jadi, yang perlu kita perhatikan supaya tetap sehat saat ini dan nanti sampai kita tua adalah hal-hal berikut:

1. Kita perlu makan makanan dengan menu seimbang, yaitu menu yang beraneka ragam dalam jumlah dan takaran yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan gizi. Menu makanan harus mengandung sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
2. Biasakan sarapan. Tidak harus nasi, tapi bisa bubur ayam, bubur kacang hijau, mie dan sayur, susu, atau roti.
3. Kurangi ngemil yang tidak sehat, ganti dengan makanan yang lebih bergizi atau buah-buahan.
4. Makanlah makanan sumber zat besi. Makan sumber vitamin C untuk meningkatkan penyerapan zat besi, hindari minum teh atau kopi setelah makan (paling tidak satu jam setelah makan).
5. Minum air bersih dan matang minimal 8 gelas setiap hari.
6. Gunakan garam beryodium.
7. Lakukan olahraga secara teratur.
8. Jangan merokok dan menggunakan obat-obatan terlarang.
9. Jangan memakai bumbu penyedap karena akan merugikan kesehatan

Remaja Paling Berisiko Untuk Diet Ekstrim

Remaja umumnya mempunyai kebiasaan makan yang buruk. Mereka biasanya sering makan junk food, fast food, mengikuti diet untuk sekedar iseng-iseng, berhenti makan, dan tidak mendapatkan makanan bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Para ahli gizi mengungkapkan bahwa kebiasaan pola makan yang ekstrim seperti itu akan sangat berbahaya.

Sebuah survey yang pernah dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyimpulkan bahwa kebiasaan diet ekstrim remaja yang disertai dengan merokok, minum alkohol, obat-obatan, dan seks bebas akan berisiko untuk terkena penyakit seperti kanker, diabetes, dan penyakit jantung. Kebiasaan pola makan remaja yang ekstrim dan tidak teratur juga akan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, bahkan bisa menyebabkan mereka meninggal dunia.

Gizi yang seharusnya mereka peroleh untuk pertumbuhan biasanya tidak ada. Diet mereka sangat kurang memperhatikan asupan vitamin dan mineral, khususnya kalsium, zat besi, dan seng. Sedangkan para orang tua tidak bisa selalu mengawasi apa yang mereka makan karena para remaja itu sudah terpengaruh oleh cara makannya.

Menurut penelitian yang dimuat Journal of Nutrition Education, anak remaja umumnya menonton lebih dari 100.000 iklan makanan di televisi. Jenis makanan tersebut adalah yang mengandung lemak dan gula tinggi, serta minuman yang terlalu banyak soda sehingga mereka kurang mendapatkan kalsium yang bermanfaat bagi pertumbuhan mereka.

Remaja juga cenderung menghindari konsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung berbagai zat untuk mencegah penyakit. Sebenarnya apa yang orang tua dapat lakukan melihat kekuatiran seperti ini? Ada beberapa tips agar para remaja terbiasa dengan makanan yang bergizi, yaitu:

1. Mendorong kebiasaan makan yang baik dan memperkenalkan makanan yang bergizi sejak dini
2. Memberikan mereka suatu pilihan dalam makanan daripada memaksa mereka mengonsumsi makanan yang ada di depannya
3. Membatasi menonton TV
4. Mencari cara yang baik untuk memasukkan makanan yang bergizi dalam dietnya
5. Memberikan contoh yang baik pada mereka. Jika remaja melihat orang tuanya rajin mengonsumsi buah dan sayur, merekapun akan mengikutinya.

Sumber: Journal of Nutrition Education